HARI RAYA KENAIKAN TUHAN – 2024
Kis. 1:1-11
Mzm. 47:2-3,6-7,8-9
Ef. Ef. 4:1-13
Mrk. 16:15-20
Tuhan turut bekerja selamanya
Kita merayakan Hari Raya Kenaikan Tuhan. Hari Raya ini kita rayakan setiap 40 Hari setelah kita merayakan Kebangkitan Tuhan Yesus Kristus. Kita sebagai Gerejad Katolik di Indonesia merayakannya setaip Hari Kamis dalam pekan ke-VI Paskah dan ini berarti sepuluh Hari kedepan kita merayakan Hari Raya Pentakosta. Sebab itu sehari setelah kita merayakan Hari Raya ini akan dimulai Novena untuk merayakan Hari Raya Tritunggal Mahakudus. Perayaan Hari Raya ini memang sangat penting karena Tuhan Yesus menunjukkan kasih-Nya sampai tuntas kepada kita (Yoh 13:1). Berkaitan dengan kenaikan-Nya ke Surga, Tuhan Yesus sendiri pernah mengatakan kepada Nikodemus: “Tidak ada seorang pun yang telah naik ke surga, kecuali Dia yang telah turun dari surga, yaitu Anak Manusia.” (Yoh 3:13). Perkataan Tuhan Yesus kemudia dikomentari dengan sempurna oleh St. Agustinus seperti ini: “Tuhan kita Yesus Kristus telah naik ke sorga, biarlah hati kita juga naik bersama-sama dengan Dia.”
Kita semua akan dikuatkan oleh Tuhan melalui tiga bacaan suci pada hari ini. Mari kita berusaha untuk menyelaminya dengan baik. Kita membaca tulisan kedua santo Lukas yaitu Kisah Para Rasul. Santu Lukas mengawalinya dengan menyapa Teofilus. Teofilus daoam bahsa Yunani ‘theophilos’ berarti ‘sahabat Allah’. Dia adalah orang yg kepadanya dikirimkan Lukas kedua tulisan sejarah yg ditulisnya (Luk 1:3; Kis 1:1). Ada orang yang menganggap bahwa maksud nama itu ialah ‘orang Kristen, pembaca surat itu’. Terlepas dari semua ini, Lukas hendak menyampaikan segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan oleh Tuhan Yesus sepanjang hidup-Nya di dunia hingga terangkat ke surga. Tuhan Yesus menampakkan diri-Nya berkali-kali dan melalui tanda-tanda membuktikan bahwa Dia sungguh-sungguh hidup. Tuhan Yesus mengharapkan supaya para murid-Nya tetap setia mewartakan Kerajaan Allah yang selali Ia bicarakan kepada mereka.
Tuhan Yesus selalu mengingatkan merekla supaya mereka tetap tinggal di Yerusalem sambil menantikan kedatangan Roh Kudus. Roh Kudus adalah Paraclitus, Roh Kebenaran yang dijanjikan Bapa. Dialah yang akan mengajar dan mengingatkan para murid Kristus tentang Kebenaran dan dosa. Orang tidak akan dibaptis lagi dengan air tetapi akan dibaptis dengan Roh Kudus. Tuhan Yesus juga menghendaki supaya para murid-Nya menjadi saksi-saksi Kristus. Tuhan Yesus terangkat ke surga di hadapan mereka. Sebuah pesan menarik yang patut kita renungkan bersana adalah: “Hai orang-orang Galilea, mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Yesus ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga.” (Kis 1:11). Kedua kedua orang berpalaian putih sekalgus mengoreksi kita yang hanya terbiasa mengangkat kepala dan lupa memandang realitas kita di atas dunia ini.
Dalam bacaan kedua kita mendengar santo Paulus mengingatkan kita bahwa kita akan mencapai tingkat pertumbuhan sesuai dengan kepenuhan Kristus. Paulus membagikan pengalamannya bahwa dalam mewartakan Injil, ia juga mengalami berbagai macam kesulitan. Ia dipenjarakan karena cintanya kepada Tuhan. Karena pengurbanan ini makai a pun berharap supaya jemaat baru di Efesus ini, hidupnya sepadan dengan panggilan dari Tuhan sendiri. Untuk itu Paulus menghendaki supaya jemaat di Filipi menunjukkan sikapmua yaitu selalu rendah hati, lemah lembut, sabar dan saling membantu (Ef 4:2). Ini adahlah sikap pemuridan yang tepat.
Hal lain yang Paulus tekankan dalam pengajarannya kepada jemaat di Filipi adalah semangat persekutuan Roh. Ia berkata: satu tubuh, dan satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu, satu Tuhan, satu iman, satu baptisan, satu Allah dan Bapa dari semua, Allah yang di atas semua dan oleh semua dan di dalam semua.” (Ef 4:4-6). Tuhan sendiri tetap mengasihi kita dan menganugerahkan kita berlimpah kasih karunia. Santo Paulus pada akhirnya berpesan: Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar, untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus, sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus” (Ef 4:11-13).
Dalam bacaan Injil, santo Markus melaporkan bahwa Tuhan Yesus yang bangkit dari antara orang mati menampakkan diri-Nya kepada para murid-Nya dan memberikan tugas misioner-Nya kepada mereka: “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk”. (Mrk 16:15). Ini adalah pesan yang harus dilakukan oleh seorang murid Tuhan. Santo Paulus sendiri berkata: “Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil.” (1Kor 9:16). Lalu apa konsekuensinya? Tuhan Yesus dengan tegas mengatakan: “Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum.” (Mrk 16:16). Tuhna juga meningatkan mereka akan kekuatan ilahi yang dapat dialami oleh seorang murid Kristus. Penginjil Lukas juga bersaksi bahwa Tuhan Yesus terangkat ke surga dan duduk disebelah kanan Allah Bapa. Hal yang sangat meneguhkan kita adalah kesetiaan para murid Yesus tas perintah Tuhan: “Merekapun pergilah memberitakan Injil ke segala penjuru, dan Tuhan turut bekerja dan meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya.” (Mrk 16:20).
Apa yang menarik perhatian kita pada hari Raya Kenaikan Tuhan Yesus iniu?
Pertama, peristiwa Inkarnasih atau Sabda benar-benar menjadi daging dan tinggal bersama kita. Santo Markus dan Lukan sama-sama mengingatkan kita bahwa Tuhan Yesus sungguh-sungguh berinkasrnasi dan tingga bersama kita. Ia tinggal dan menjadi sama dengan manusia kecuali dalam hal dosa. Peristiwa Inkarnasi menjadi sempurna ketika Tuhan Yesus terangkat ke surga, duduk di sebelah kanan Allaj. Di sinilah keilahian Allah sungguh nyata. Senan itu tepatlah perkataan ini: Yesus itu sungguh-sungguh manusia dan sungguh-sungguh Allah.
Kedua, kenaikan Kristus ke surga menguatkan semangat misioner kita. Tuhan Yesus mengingatkan kita untuk terus menghadirkan Kerajaan Allah dan mewartakan Injil. Kita mewartakan Injil ke sealah penjuru dan sampai Akhir zaman karena Tuhan terus bekerja. Maka tepatlah syair lagu dari Franky Sihombing ini: “Jangan lelah, bekerja di ladang-Nya Tuhan. Roh Kudus yang bri kekuatan, yang mengajar dan menopang. Tiada lelah, bekerja bersama-Mu Tuhan. Yang selalu mencukupkan, akan segalanya.” Maka jangan pernaj berkata lelah dalam melayani Tuhan.
P. John Laba, SDB