Kamu benar-benar sesat!
Ada sebuah perkataan Tuhan Yesus yang saya renungkan sepanjang hari ini yakni perkataan-Nya kepada kaum Saduki yang tidak percaya kepada kebangkitan badan. Dalil yang ajukan kepada Tuhan Yesus adalah seputar perkawinan levirat. Berdasarkan kultur zaman dahulu ada kebiasaan bahwa saudara laki-laki yang menikah dan meninggal dunia maka adik laki-lakinya berhak menikahi iparnya, dalam hal ini istri almahrum kakaknya sebagai istrinya. Dengan demikian anak yang lahir adalah pewaris dari keturunan almahrum kakaknya. Tentu saja kultur ini masih dialami di daerah tertentu di belahan bumi ini. Masalahnya adalah pada hari kebangkitan pasca kematian para suami dan istri ini, siapa yang akan menjadi suami dari wanita ini. Alasannya sederhana yakni para lelaki dala, satu keluarga ini sudah menikahi wanita ini.
Tuhan Yesus menggunakan waktu ini untuk mengedukasi mereka semua. Tuhan Yesus dengan tegas mengatakan kepada kaum Saduki: “Kamu benar-benar sesat!” Mereka memang sesat karena mereka tidak mengerti Kitab Suci dan kuasa Allah sendiri. Tuhan Yesus mengingatkan mereka bahwa pada saatnya nanti setiap pribadi, para suami dan istri akan menjadi seperti malaikat yang siang dan malam melayani Tuhan. Mereka tidak kawin dan dikawinkan!
Perkataaan Tuhan Yesus: “Kamu benar-benar sesat” juga ditujukan kepada anda dan saya. Kita benar-benar sesat dalam pikiran, perkatraan, perbuatan dan kelalaian hidup kita. Coba pikirkanlah semua kesesatan yang sedang anda rasakan saat ini. Contoh kesesatan kita dalam hal berpikir sehingga membuat kita terbiasa memikirkan sesama secara negatif, entah lawan jenis atau sejenis yang memasukan kita ke dalam dosa. Ada yang tersesat dalam diri kita. Kita sesat seperti kaum Saduki. Tuhan Yesus tetap mengingatkan kita supaya mawas diri dalam segala hal. Paling kurang sabda dan komuni kudus merupakan jalan bagi kita supaya tidak tersesat. Apakah kamu juga sesat atau menyesatkan diri?
Ingat, jangan tersesat dan penyesatkan sesama lainnya. Berkat Tuhan bagimu dan jangan lupa bagikan sebagai berkat.
P. John Laba, SDB