Lima Pelajaran dari Santo Yusuf

Lima Pelajaran Berharga dari Santu Yusuf

1. Yusuf hidup dalam kebenaran.

Kitab Suci menceritakan hal ini dalam Matius 1:19. Ketika dia mengetahui bahwa Maria hamil, Yusuf tidak ingin mempermalukannya dengan memberitahukan keadaannya. Sebaliknya, ia memutuskan pertunangan mereka secara diam-diam.

2. Yusuf taat kepada Allah tanpa ragu-ragu.

Setelah malaikat menampakkan diri kepada Yusuf, ia tidak ragu-ragu untuk mengikuti perintah Allah untuk menjaga Maria sebagai tunangannya dan memimpin keluarganya. Matius 1:20-21, 24 mengatakan:

“Tetapi ketika Yusuf mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: “Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.” Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isterinya”.

3. Yusuf berperan sebagai Bapa Pengasuh yang kuat dan melindungi keluarganya.

Sebagai Bapa Pengasuh Yesus, Yusuf memainkan peran penting dalam kehidupan awal Yesus. Kita melihat perhatian dan perlindungannya ditunjukkan dalam kisah pengungsian ke Mesir dalam Matius 2:13-14:

“Setelah orang-orang majus itu berangkat, nampaklah malaikat j Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi k dan berkata: “Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya, larilah ke Mesir dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu, karena Herodes akan mencari Anak itu untuk membunuh Dia.” Maka Yusufpun bangunlah, diambilnya Anak itu serta ibu-Nya malam itu juga, lalu menyingkir ke Mesir.”

4. Yusuf melayani sebagai tukang kayu bagi keluarganya.

Ketika mereka kembali dari Mesir, Yusuf bekerja sebagai tukang kayu untuk memastikan keluarganya dapat hidup dengan baik. Paus Benediktus XVI mendorong kita untuk meneladani Santo Yosef:

“Penting untuk menghidupi spiritualitas yang membantu orang beriman untuk menguduskan diri mereka melalui pekerjaan mereka, meneladani Santo Yusuf, yang harus memenuhi kebutuhan sehari-hari Keluarga Kudus dengan tangannya sendiri dan yang oleh Gereja diangkat sebagai Pelindung para pekerja. Kesaksiannya menunjukkan bahwa manusia adalah subjek dan tokoh utama dalam pekerjaan.”

5. Yusuf menunjukkan nilai kerja manusia sebagaimana ditetapkan oleh Allah.

Dalam Kejadian 2:15 kita pertama kali melihat Allah menekankan pentingnya kerja manusia ketika Ia menugaskan Adam untuk merawat taman Eden: “Lalu Tuhan Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu.” Seperti Adam, Yusuf juga menunjukkan nilai kerja manusia yang ditetapkan Allah dalam profesinya sebagai tukang kayu.

P. John Laba, SDB