24 Desember 2024
Hari Selasa, Pekan Adven IV
2Sam 7: 1-5.8b-12.16
Mzm 89: 2-3.4-5.27.29
Luk 1:67-79
Terpujilah Tuhan
Kita memasuki triduum hari terakhir sebelum merayakan Hari Raya Natal 2024, sambil berseru bersama Zakharia dalam nyanyian syukurnya: ‘Terpujilah Tuhan’. Saya teringat pada satu kalimat dalam Prefasi Umum ke-IV tentang ‘memuji Allah itu suatu anugerah’. Kalimat yang saya maksudkan berbunyi: “Sebab meskipun Engkau tidak memerlukan pujian kami namun ucapan syukur kami kepada-Mu merupakan anugerah-Mu”. Memuji Tuhan merupakan anugerah yang patut kita berikan kembali kepada Tuhan. Anugerah terbesar untuki memuji-Nya adalah kehadiran Yesus Kristus yang kita nantikan dengan penuh kerinduan.
Tuhan memang layak menerima pujian yang tidak henti-hentinya sepanjang zaman karena Ia tidak pernah ingkar janji keada anda dan saya. Kita sendiri berkali-kali ingkar janji, ber-php kepada sesama. Dalam bacaan pertama dari Kitab kedua Samuel, dikatakan bahwa Allah menjanjikan kepada Daud sebuah dinasti raja-raja dan bahwa dinasti ini akan melahirkan pemimpin yang dapat dipercaya dan bertanggung jawab bagi bangsa Israel. Kerajaan yang dipimpin oleh Daud akan ditegakkan untuk selama-lamanya dan takhtanya akan terus dipimpin oleh keturunannya untuk selama-lamanya. Janji Tuhan ini menjadi dasar pengharapan Mesianis atau pengharapan akan kedatangan Yesus sang Mesias kita. Yesus nantinya akan di sapa sebagai Anak Daud.
Zakharia melengkapi perkataan Tuhan di dalam Kitab kedua Samuel dengan melantunkan Kidung Pujiannya yang disebut Benedictus. Kelahiran Yohanes Pembaptis anak Zakharia mendatangkan sukacita dan pujian kepada Tuhan sebab dialah yang akan mempersiapkan jalan bagi Tuhan Yesus Kristus. Zakharia memuji Tuhan karena Tuhan sendiri telah mengunjungi umat-Nya dan membawa kelepasan bagi mereka. Ia membawa terang kepada mereka yang hisup di dalam kegelapan dan di bawah bayang-bayang kematian. Ia juga yang menumbuhkan tanduk keselamatan dari keturunan Daud. Memang, Yesus Kristus yang kita nantikan adalah satu-satunya Penyelamat kita. Dia juga merupakan anugerah terbesar dari Bapa kepada kita semua.
Kelahiran Kristus menumbuhkan semangat Ekaristis dalam hidup kita. Sebab itu hidup kita mestinya menjadi sebuag puji dan syukur tiada hentinya hanya bagi Tuhan. Kita memuji dan memuliakan-Nya karena Dia lebih dahulu mengasihi kita. Apakah anda dan saya sungguh menjadi pribadi Ekaristis dan pujian bagi Tuhan?
P. John Laba, SDB