Homili 31 Desember 2024

31 Desember 2024
Hari Selasa Oktaf Natal
1Yoh. 2:18-21
Mzm. 96:1-2,11-12,13
Yoh. 1:1-18

Waktu yang terakhir

Kita berada di hari terakhir di tahun 2024. Dengan penuh sukacita kita mengucapkan selamat tinggal tahun 2024 dan tentu kita siap menyambut kehadiran tahun 2025. Ada begitu banyak kenangan yang indah dan penuh makna dalam hidup kita: dalam pengalaman pribadi, di dalam keluarga, komunitas, dan tempat berkarya. Tempat di mana kita berpijak pasti memiliki cerita tersendiri. Tentu saja ada banyak keberhasilan dalam hidup kita. Saya sebagai seorang gembala dalam berpastoral di tengah-tengah orang yang kecil, lemah, miskin, tersingkir dan difabel serta berusaha membawa mereka kepada Tuhan. Ini tentu bukanlah sebuah pekerjaan yang ringan. Ada juga kegagalan-kegagalan dalam berpastoral serupa dengan para murid Yesus yang sepanjang malam tidak dapat menangkap seekor ikan pun, berbagai kelelahan dan rasa putus asa dalam berpastoral. Dengan meminjam perkataan santo Yohanes dalam suratnya: ‘Ini adalah waktu yang terakhir’ untuk merenung dan bersyukur atas segala pengalaman hidup dan siap untuk memulai karya dan pelayanan di tahun yang baru nanti.

Pada hari terakhir tahun 2024 ini, Tuhan menyapa kita dengan pesan-pesan bermakna untuk mengevalasi hidup kita, dan dengan penuh syukur kita siap berubah menjadi lebih baik lagi:

Pertama, dalam hudup ini tentu kita mengalami seribu satu tantangan yang terkadang menghalangi kita dalam melayani Tuhan dan sesama. Yohanes dalam suratnya mengatakan ‘seorang antikristus akan datang, sekarang telah bangkit banyak antikristus’ (1Yoh 2:18). Antikristus merujuk pada orang-orang tertentu yang dinubuatkan dalam Alkitab untuk menentang Yesus Kristus dan secara keliru menggantikan diri mereka sendiri sebagai juru selamat menggantikan Kristus sebelum Kedatangan Kedua. Istilah Antikristus ditemukan empat kali dalam Kitab Perjanjian Baru khususnya dalam Surat Yohanes yang pertama dan kedua. Antikristus adalah orang “yang menyangkal Bapa dan Anak.” Apakah kita harus mundur? Di waktu yang terakhir ini kita tidak akan mundur karena kita lebih dari pemenang (Roma 8:37).

Kedua, kita sebagai pengikut Kristus membawa terang kepada semua orang. Segelap apapun dunia ini, sekelam apapun kehidupan seseorang di antara kita, terang Kristus tidak akan dikalahkan. Yohanes bersaksi: “Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya” (Yoh 1:4-5). Terang itu adalah Pribadi Kristus yang tinggal bersama kita dan kita sungguh mengimani-Nya (Yoh 1:14).

Ketiga, Dalam hidup ini kita mengalami berbagai penolakan tertentu. Ada yang mengalami penolakan di dalam keluarganya sendiri, dan juga dalam hidup menggereja. Ini adalah pengalaman menyakitkan dan menimbulkan luka-luka dalam hidup kita. Tentu kita tidak sendirian mengalami penolakan. Tuhan Yesus sendiri telah datang ke dunia tetapi dunia tidak mengenal-Nya. Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya namun milik kepunyaan-Nya pun tidak menerima-Nya (Yoh 1:10-11). Sebab itu jangan takut untuk melayani kemanusiaan karena Tuhan tetap menyertai kita.

Keempat, Ini adalah waktu yang terakhir untuk mematangkan iman kita kepada Tuhan. Iman kepada Tuhan Yesus bukanlah tetap oada bayi Yesus yang lemah, tetapi pada Tuhan Yesus yang dewasa yang berkeliling dan berbuat baik. Yohanes bersaksi: “Semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya”. Tuhan sungguh baik dan Ia senantiasa menuntun kita kepada kasih dan kebaikan.

Waktu yang terakhir. Mari kita kembali kepada Tuhan. Dengan hati yang penih syukur kita berani meninggalkan 2024. Dengan penuh optimisme kita menyambut 2025, sebuah lembaran baru yang penuh makna. Solo Dios basta!

P. John Laba, SDB