Homili 25 Januari 2025 – Pertobatan Santo Paulus

Pesta Bertobatnya S. Paulus
Kis 22:3-16 atau Kis 9:1-22
Mzm 117:1.2
Mrk 16:15-18.

Perjumpaan yang transformatif

Setiap orang memiliki masa lalu. Kalau orang tetap menikmati masa lalunya maka dia sebenarnya tidak ingin berkembang menjadi leih baik. Kalau orang tidak mau move on maia dia dengan sendirinya memenjarakan dirinya. Banyak di anara kita mengalami situasi seperti ini dan sebenarnya merugikan diri sendiri dan sesama

Kita berada di hari terakhir doa untuk persekutuan umat Kristiani sedunia bertepatan dengan pesta pertobatan rasul santo Paulus. Mulanya dikenal dengan nama Saulus, seorang murid rabi besar Farisi bernama Gamaliel. Ia menganiaya orang-orang Kristen dengan cara mengejar, menangkap dan membunuh para pengikut jalan Tuhan. Namun tiba-tiba ia bertobat dalam perjalanan menuju Damsyik ketika Tuhan yang telah bangkit dengann jaya menampakkan diri kepadanya (Kis 9:1–19a; 22:1–21; dan 26:9–23). Ia berubah total dari Saulus menjadi Paulus, dan kemudian menjadi “Rasul kepada bangsa-bangsa lain.” Perjumpaan dengan Tuhan Yesus benar-benar mengubah seluruh hidupnya.

Apa yang dilakukan Saulus menjadi Paulus? Santo Lukas dalam Kisa Para Rasul menulis: “Pada suatu hari ketika mereka beribadah kepada Tuhan dan berpuasa, berkatalah Roh Kudus: “Khususkanlah Barnabas dan Saulus bagi-Ku untuk tugas yang telah Kutentukan bagi mereka.” (Kis 13:2). Ini menjadi awal yang baik sebab Paulus mewujudkan dirinya sebagai rasul bangsa-bansa sesuai amanat Kristus sendiri: “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.” (Mrk 16:15). Paulus mengamini perkataa Tuhan dan mewujudkan pertobatannya dalam tiga kali perjalanan misionernya (Kis 13-14; 15:36-18:22 dan 18:23-21:16). Apakah kita juga memiliki semangat untuk bertobat?

P. John Laba, SDB