Apakah anda juga memahami sesamamu?
Pada sore hari ini saya bercakap-cakap dengan seorang pemuda. Ia merasa kecewa dan sedih karena ada perasaan penolakan terhadap dirinya dan tidak dimengerti oleh orang-orang terdekatnya. Ia selalu mendapat hadiah istimewa yaitu ‘dipersalahkan’ dan jarang mendapatkan apresiasi bermakna.
Saya mendengar dan menyimak semua unek-uneknya. Dia memamng merasa terluka dan butuh untuk didengarkan saja. Dari sorot matanya, ia kelihatan puas karena saya sendiri tenang mendengarnya. Banyak di antara kita mungkin merasakan yang sedang dirasakan pemuda ini. Ada penolakan, tidak didengar dan dipercayai oleh orang-orang terdekat di rumah atau di tempat kerja. Ada perasaan menjadi terasing di dalam rumah atau kampung halaman sendiri.
Apakah kita tetap hidup dalam situasi seperti ini? Saya mengatakan ‘tidak!’ Ketika kita tetap berada di tempat yang sama, perasaan yang sama maka kita tidak berkembang. Kita perlu berani untuk keluar dari zona yang ada untuk menata hidup kita. Kita perlu memahami diri kita dan memahami sesama yang ada disekitar kita. Bukankah orang-orang yang kita rasakan sebagai musuh, yang membuat kita merasa terluka adalah orang yang sangat memperhatikan kita? Karena perhatian maka ia mencari yabv terbaik dalam diri kita. Nah, apakah anda mau dimengerti? Silakan anda lebih dahulu mengerti orang lain.
Sekarang perhatikan gambar dan tulisan ini:
“Mengharapkan semua orang untuk memahami Anda adalah sebuah kejatuhan terbesar dalam hidupmu”
Sekarang apakah masih mau memikirkan sakitnya dan tidak mau berubah untuk tersenyum sejenak? Anda pasti sembuh dari lukamu seperti sang pemuda yang saya jumpai hari ini.
P. John Laba, SDB