Hari Rabu Pekan Pekan VII
Kis. 20:28-38
Mzm. 68:29-30,33-35a,35b-36c
Yoh. 17:11b-19
Lectio:
“Dalam Perjamuan malam terakhir Yesus menengadah ke langit dan berdoa bagi semua murid-Nya, “Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita.
Selama Aku bersama mereka, Aku memelihara mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku; Aku telah menjaga mereka dan tidak ada seorangpun dari mereka yang binasa selain dari pada dia yang telah ditentukan untuk binasa, supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci.
Tetapi sekarang, Aku datang kepada-Mu.
Aku mengatakan semuanya ini sementara Aku masih ada di dalam dunia, supaya penuhlah sukacita-Ku di dalam diri mereka. Aku telah memberikan firman-Mu kepada mereka dan dunia membenci mereka, karena mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia. Aku tidak meminta, supaya Engkau mengambil mereka dari dunia, tetapi supaya Engkau melindungi mereka dari pada yang jahat. Mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia.
Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran. Sama seperti Engkau telah mengutus Aku ke dalam dunia, demikian pula Aku telah mengutus mereka ke dalam dunia; dan Aku menguduskan diri-Ku bagi mereka, supaya merekapun dikuduskan dalam kebenaran”.
Demikianlah Sabda Tuhan,
Terpujilah Kristus
Renungan:
Sang Pemelihara
Saya sudah mengadakan peziarahan penuh pengharapan di gereja-geraja baik di Keuskupan Agung Jakarta maupun di Roma dan Vatican. Saya memperhatikan begitu banyak umat Katolik yang berdatangan untuk melewati Pintu Suci. Di Vatican sendiri ada pemandangan yang menarik, yakni kelompok-kelompok yang berziarah membawa Salib Yubileum secara bergantian hingga masuk ke dalam Basilika Santo Petrus. Para Peziarah Pengharapan itu menaikan doa-doa dan puji-pujian sesuai dengan asal usul mereka. Pada prinsipnya ada sukacita atas pemeliharaan Tuhan yang dialami oleh para peziarah. Tuhan tetap diimani sebagai sang pemelihara kehidupan.
Kita semua sedang berada di dalam masa Novena Pentekosta. Kita menantikan Paraklitus yang dijanjikan Yesus kepada kita semua untuk mengajar, mengingatkan dan bersaksi tentang segala sesuatu yang sudah dilakukan Tuhan Yesus kepada kita semua. Perutusan Paraclitus adalah bukti nyata pemeliharaan Tuhan bagi kita. Tuhan Yesus sendiri mengingatkan kita supaya tidak merasa gelisah hati sebab Ia pergi menyediakan tempat di rumah Bapa dan Ia juga yang akan datang kembali untuk menjemputr kita supaya di mana Ia berada kita juga ada bersama-Nya (Yoh 14:1-3).
Pada hari ini Tuhan Yesus tidak hanya menjanjikan Paraclitus untuk mengajar, mengingatkan dan bersaksi tentang Diri dan Karya-Nya. Tuhan Yesus sendiri bertindah sebagai Imam Agung yang mendoakan kita semua. Penginjil Yohanes mengisahkan bahwa dalam malam perjamuan terakhir, Tuhan Yesus ‘menengadah ke langit dan berdoa bagi semua murid-Nya’. Sikap Yesus ini men unjukkan diri-Nya sebagai Imam Agung yang menjaga dan memelihara kita. Dia secara sempurna berbicara dan aksi nyatanya adalah mendoakan dengan intensi-intensi yang sangat jelas di hadirat Bapa.
Intensi-intensi yang Tuhan Yesus sampaikan kepada Allah Bapa sebagai Imam Agung adalah: Pertama, semoga Allah Bapa menguduskan kita dalam nama-Nya dan dalam nama Yesus sebagai Kebenaran. Kedua, Supaya kekudusan manusia dengan sendirinya akan mempersatukan setiap pribadi manusia seperti Yesus Kristus dan Bapa di Surga. Ketiga, supaya Allah tetap memelihara dan menjaga kita dalam nama-Nya. Doa Yesus sebagai Imam Agung sungguh meneguhkan hati kita. Allah sang pemelihara kehidupan dengans sendirinya akan tetap melakukan itu kepada kita karena Yesus Putera-Nya sebagai Imam Agung tetap mendoakan kita.
Menjadi pertamyaan bagi kita adalah apakah kita memiliki kesempatan untuk mendoakan sesama supaya mereka juga menjadi kudus, bersatu dengan Tuhan dan sesama saling memelihara dan menjaga satu sama lain. Allah sendiri melakukannya kepada kita, mengapa kita begitu sulit untuk membuka mata dan hati kepada sesama yang kecil, lemahh, miskin, tersingkir dan difabel?
Doa: Ya Bapa, Engka adalah Allah yang senantiasa menjaga dan memelihara kehidupan kami. Bantulah agar kami juga mampu berjalan dalam kekudusan, saling menjaga dan memelihara sehingga pada saatnya nanti kami juga besatu dengan Dikau. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami. Amen.
P. John Laba, SDB