Hari Rabu, Pekan Biasa ke-XIII/C
Kej. 21:5,8-20
Mzm. 34:7-8,10-11,12-13
Mat. 8:28-34
Lectio:
“Pada suatu hari Yesus menyeberang Danau Genesaret dan tiba di daerah orang-orang Gadara. Maka datanglah dari pekuburan dua orang yang kerasukan setan menemui Yesus. Mereka sangat berbahaya, sehingga tidak seorangpun yang berani melalui jalan itu. Dan mereka itupun berteriak, katanya: “Apa urusan-Mu dengan kami, hai Anak Allah? Adakah Engkau ke mari untuk menyiksa kami sebelum waktunya?” Tidak jauh dari mereka itu sejumlah besar babi sedang mencari makan. Maka setan-setan itu meminta kepada-Nya, katanya: “Jika Engkau mengusir kami, suruhlah kami pindah kedalam kawanan babi itu.” Yesus berkata kepada mereka: “Pergilah!” Lalu keluarlah mereka dan masuk ke dalam babi-babi itu. Maka terjunlah seluruh kawanan babi itu dari tepi jurang ke dalam danau dan mati di dalam air. Maka larilah penjaga-penjaga babi itu dan setibanya di kota, diceriterakannyalah segala sesuatu, juga tentang orang-orang yang kerasukan setan itu. Maka keluarlah seluruh kota mendapatkan Yesus dan setelah mereka berjumpa dengan Dia, merekapun mendesak, supaya Ia meninggalkan daerah mereka”.
Demikianlah Sabda Tuhan
Terpujilah Kristus.
Renungan:
Yesusku Sungguh Luar Biasa
Pada pagi hari ini saya mendapat kiriman kata-kata bijak dari para orang Kudus. Kali ini saya sangat bersyukur karena orang kudus yang dikutip adalah santo Fransiskus dari Sales. Sang Gembala cinta kasih ini pernah berkata: “Ketika lebah telah mengumpulkan embun surga dan nektar termanis bumi dari bunga-bunga, ia mengubahnya menjadi madu, lalu bergegas kembali ke sarangnya. Demikian pula, seorang imam, setelah mengambil dari altar Anak Allah (yang adalah embun dari surga dan putra sejati Maria, bunga kemanusiaan kita), menyerahkannya kepada kalian sebagai makanan yang lezat.” Perkataan Santo Fransiskus dari Sales ini hendak menegaskan bahwa Yesus dalam Sakramen Mahakudus ini sungguh luar biasa. Tepatlah apa yang dikatakan santo Paulus: “Supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: “Yesus Kristus adalah Tuhan” bagi kemuliaan Allah, Bapa!” (Fil 2:10-11).
Menjadi pertanyaan bagi kita saat ini adalah apakah kita juga siap untuk bertekuk lutur di hadirat Tuhan Yesus Kristus? Jawabannya adalah ya dan harus karena kita sudah dibaptis dan berjanji untuk mengikuty-Nya lebih dekat lagi. Penginjil Matius melaporkan dalam perikop Injil kita har ini bahwa Tuhan Yesus memiliki otoritas atau kuasa mutlak atas kekuatan setan dan kuasa untuk membebaskan manusia yang dikuasai oleh setan-setan.
Perikop kita ini menggambarkan sosok Tuhan Yesus yang bertemu dengan dua orang yang dikuasai oleh setan, lalu ia mengusir setan-setan itu, dan setan-setan itu kemudian masuk ke dalam kawanan babi dan melompat ke dalam danau dan mati. Peristiwa ini menunjukkan betapa besar kuasa ilahi Yesus Kristus dan kemampuan-Nya untuk mengalahkan kejahatan, meskipun orang-orang setempat, yang lebih peduli dengan kerugian materi mereka, meminta Yesus untuk pergi meninggalkan tempat mereka.
Kisa ini menunjukan kuasa Yesus yang sungguh luar biasa. Dua orang yang kerasukan setan itu berasal dari pekuburan. Ketika berpapasan dengan Yesus mereka langsung takluk pada kuasa Yesus dengan berkata: “Apa urusan-Mu dengan kami, hai Anak Allah? Adakah Engkau ke mari untuk menyiksa kami sebelum waktunya?” Setan-setan yang takhluk itu meminta supaya mereka boleh masuk dan merasuku kawanan babi yang sedang mencari makan.
Sebenarnya orang-orang Yahudi tidak makan daging babi karena Torah melarang mereka. Larangan ini didasarkan pada hukum diet khusus yang disebut kashrut, yang menentukan hewan mana yang dianggap bersih (kosher) dan tidak bersih (tidak kosher) untuk dikonsumsi. Babi secara khusus disebut sebagai hewan yang tidak bersih karena tidak memiliki kuku yang terbelah sepenuhnya dan tidak mengunyah kembali makanannya, dua ciri khas hewan darat yang kosher. Anehnya orang Yahudi yang memelihara babi ini agak laen. Babinya dirasuki dan jatuh ke danau namun mereka malah tidak memarahi Yesus. Mereka hanya menyuruh Yesus untuk pergi.
Kisah Injil ini menekankan beberapa aspek penting dalam hidup kita di hadirat Tuhan. Pertama, Yesus sungguh berkuasa atas manusia, bahkan setan-setan yang merasuki man usia pun takhluk kepada-Nya. Apakah kita sungguh takluk pada Yesus atau pada setan? Kedua, Tuhan Yesus membebaskan manusia dari kuasa setan. Ia sungguh berbelas kasih dan menyembuhkan manusia dari pergumulan hidupnya. Apakah kita terbuka pada penyembuhan dari Yesus atau kita mengandalkan diri kita sendiri?
Ketiga, akibat kejahatan dan dosa adalah kematian. Babi-babi sebagai hewan najis mati di dalam danau. Manusia yang tidak bertobat dapat mati dalam kerapuhannya sendiri. Apakah kita dpaat bertobat dan mematikan semua godaan dan kuasa setan?
Doa: Tuhan Bapa di dalam surga. Betapa mulia namamu di seluruh muka bumi. Engkau menunjukkan kuasa-Mu melalui Yesus Putera-Mu untuk menaklukan setan dan kuasanya. Bantulah kami untuk dapat menaklukan setan di dalam diri kami dan kami pun semakin setia dan terbuka pada keselamatan yang datang dari pada-Mu. Amen.
P. John Laba, SDB