Hari Senin Pekan Biasa ke-XIVC
Kej. 28:10-22a
Mzm. 91:1-2,3-4,14-15ab
Mat. 9:18-26
Merenung Penyertaan Tuhan
Ada dua perkataan doa dalam perayaan Ekaristi kita bersama yang mengesankan dari banyak perkataan doa yang lainnya. Pertama, ketika dalam doa yang hanya diucapkan oleh seorang imam: “Tuhan Yesus Kristus, janganlah memperhitungkan dosa kami, tetapi perhatikanlah iman gereja-Mu…” Doa ini mengingatkan kita bahwa Allah adalah kasih dan suka mengampuni. Dia tidaka mengingat-ingat kesalahan kita tetapi memperhatikan iman kita kepada-Nya. Kedua, ketika imam mengatakan: “Tuhan bersamamu”. Beberapa kali imam mengingatkan umat bahwa apapun kehidupam kita, siapakah diri kita, Tuhan yang adalah kasih tetap menyertai kita semua. Kedua kalimat doa dalam perayaan Ekaristi ini menginspirasi kita semua pada hari ini karena hingga saat ini Tuhan tidak mengingat-ingat kesalahan kita tetapi memperhatikan iman kita kepada-Nya. Tuhan juga menyertai kita dalam setiap waktu kehidupan kita. Tuhan sungguh baik bagi kita.
Mari kita memperhatikan sosok Yakub di dalam Kitab Kejadian. Hak kesulungannya itu diperoleh secara tidak wajar. Mungkin anda dan saya cukup kesal kepada Yakub dan ibunya Ribka, namun Tuhan memiliki kehendak untuk mengedukasi kita bahwa kehendak-Nya sebagai Tuhan adalah segalanya. Itu sebabnya Tuhan tidak mengingat-ingat dosa dan kerapuhan Yakub. Tuhan melihat iman Yakub dan menyertainya dengan janji-janji dan berkat-berkat untuk hidup dan masa depan yang gemilang. Kehendak Tuhan memang beda dengan kehendak manusiawi kita yang terkadang rapuh dan egois.
Tuhan Yesus juga menyertai dua orang wanita yang tidak berdaya. Seoran wanita yang tak berdaya karena dua belas tahun menderita pendarahan akhirnya sembuh hanya dengan menyentuh ujung jubah Tuhan Yesus. Anak Perempuan Yairus yang berusia 12 tahun mengalami sakit dan meninggal dunia lalu dibangkitkan oleh Yesus secara ajaib. Tuhan sungguh baik dan selalu menyertai orang yang tidak berpengharapan menjadi orang berpengharapan, orang yang mati bisa dibangkitkan kembali dan memperoleh hidup.
Bagaimana dengan kita?
Kita adalah pribadi-pribadi yang memiliki aneka perguulan di dalam hidup ini. Ada beban-beban kehidupan tertentu di dalam hidup kita. Ada yang memiliki sakit dan penyakit, ada yang meninggal dunia. Semua pengalaman manusiawi ini terjadi di hadirat Tuhan. Kita juga selalu berhadapan dengan orang kecil, lemah, miskin, tersingkir dan difabel saat ini. Tuhan melakukan karya-karya besar dalam diri kita dengan mengampuni, memberkati dan mengenugerahkan hidup baru kepada kita. Apakah kita tulus membawa pengharapan baru kepada sesama kita?
P. John Laba, SDB