Homili 22 Juli 2025 – St. Maria Magdalena

Pesta St. Maria Magdalena
Kid 3:1-4a
Mzm 63:2.3-4.5-6.8-9
Yoh 20:1.11-18

Rasul bagi para Rasul Kristus

Pada hari ini kita mengenang kembali santa Maria Magdalena. Dengan menyebut namanya kita pertama-tama mengingat sebuah tempat di bagian barat Danau Galilea yang bernama Magdala. Tempat ini menjadi asal muasal orang kudus kita hari ini. Ingatan kita juga tertuju pada identitas dirinya. Penginjil Lukas menceritakan bahwa Maria Magdalena adalah salah seorang dari para wanita yang terlibat aktif dalam pewartaan-pewartaan Yesus dan para murid-Nya. Mereka mendukung pewartaan Yesus dengan kekayaan yang mereka miliki (Luk 8:2-3). Disini, Maria Magdalena tentu merupakan seorang wanita yang kaya dan senang berbagi dengan Yesus. Kisah lain tentang Maria Magdalena adalah bahwa Tuhan Yesus menyembuhkan dan mengusir tujuh setan padanya. Kita dapat membayangkan sebagaimana dikisahkan oleh penginjil Lukas (Luk 8:2-3) dan Markus (Mrk 16). Tuhan melakukan tindakan yang istimewa ini sehingga mengubah seluruh hidup Maria sebagai pengikut Kristus yang setia.

Para penginjil juga mengisahkan kehidupan Maria Magdalena yang sama dalam hubungan dengan Paskah Kristus. Dia menjadi saksi mata penyaliban Yesus, penguburan, menemukan makam Yesus yang sudah kosong, dan menjadi Rasul bagi para Rasul Kristus karena menyampaikan berita kebangkitan Kristus kepada Petrus dan teman-temannya. Namun demikian kita juga tidak menutup mata sebab pada abad pertengahan, sosok Maria Magdalena dikaitkan dengan wanita pendosa di dalam Injil dan Maria dari Betania yang meminyaki kaki Yesus dengan minyak narwastu dan menyeka dengan rambutnya (Luk 7:36-50).

Santo Thomas Aquinas melihat sosok santa Maria Magdalena begitu mulia. Ketika mengomentari Injil Yohanes (Yoh 20:11-18), beliau menjelaskan tiga penghormatan istimewa kepada santa Maria Magdalena, pertama, Maria Magalena serupa dengan seorang nabi. Maria Magdalena melihat malaikat di makam Yesus, peran yang secara tradisional dikaitkan dengan nabi yang bertindak sebagai perantara antara yang Allah dan manusia. Kedua, Maria Magdalena serupa dengan Malaikat. Dia menyaksikan Kristus yang bangkit, pengalaman yang serupa dengan kontemplasi malaikat terhadap Allah. Ketiga, Maria Magdalena serupa dengan Rasul. Dia dipercayakan dengan tugas mewartakan kebangkitan Kristus kepada para murid lainnya.

Maria Magdalena mengasihi Yesus bahkan menjadi rasul bagi para rasul Kristus karena pengalaman di bebaskan dari dosa dan sebagai konsekuansinya mengikuti Yesus sampai tuntas. Apakah kita juga dapat berlaku demikian?

P. John Laba, SDB