Pesta Yesus Menampakkan Kemuliaan-Nya
Dan. 7:9-10,13-14 atau 2Ptr. 1:16-19
Mzm. 97:1-2,5-6,9
Luk. 9:28b-36
Lectio:
“Sekali peristiwa Yesus membawa Petrus, Yohanes dan Yakobus, lalu naik ke atas gunung untuk berdoa. Ketika Ia sedang berdoa, rupa wajah-Nya berubah dan pakaian-Nya menjadi putih berkilau-kilauan. Dan tampaklah dua orang berbicara dengan Dia, yaitu Musa dan Elia. Keduanya menampakkan diri dalam kemuliaan dan berbicara tentang tujuan kepergian-Nya yang akan digenapi-Nya di Yerusalem. Sementara itu Petrus dan teman-temannya telah tertidur dan ketika mereka terbangun mereka melihat Yesus dalam kemuliaan-Nya: dan kedua orang yang berdiri di dekat-Nya itu. Dan ketika kedua orang itu hendak meninggalkan Yesus, Petrus berkata kepada-Nya: “Guru, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Baiklah kami dirikan sekarang tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia.” Tetapi Petrus tidak tahu apa yang dikatakannya itu. Sementara ia berkata demikian, datanglah awan menaungi mereka. Dan ketika mereka masuk ke dalam awan itu, takutlah mereka. Maka terdengarlah suara dari dalam awan itu, yang berkata: “Inilah Anak-Ku yang Kupilih, dengarkanlah Dia.” Ketika suara itu terdengar, nampaklah Yesus tinggal seorang diri. Dan murid-murid itu merahasiakannya, dan pada masa itu mereka tidak menceriterakan kepada siapapun apa yang telah mereka lihat itu.”
Demikiankah Sabda Tuhan.
Terpujilah Kristus.
Renungan:
Mendengar Yesus
Pertama-tama, saya mengucapkan selamat merayakan Pesta Tuhan Yesus bertransfigurasi atau Tuhan Yesus menampakkan kemuliaan-Nya. Ia berubah rupa di hadapan ketiga murid pilihan-Nya yakni Petrus, Yakobus dan Yohanes. Perayaan Transfigurasi ini dimulai sejak abad ke-IX dan menjadi semakin popular pada masa kegembalaan Paus Kalistus ke-III. Pada saat ini Gereja Katolik merayakannya sebagai sebuah pesta pada setiap tanggal 6 Agustus. Perayaan ini tentu menjadi sebuah ajakan bagi kita semakin mengimani Yesus sebagai Anak Allah, menggenapi Hukum Taurat dan menyempurnakan perutusan para Nabi sejak masa Perjanjian Lama, serta sebagai Mesias yang menderita, wafat dan bangkit dengan mulia untuk membebaskan kita semua dari belenggu dosa. Peristiwa transfigurasi juga mengungkapkan bahwa Yesus menawarkan hidup kekal dan bahwa para pengikut-Nya harus mendengarkan-Nya.
Pada hari ini kita mendengar sebuah kisah Yesus yang indah. Ia membawa ketiga murid inti ke atas sebuah gunung untuk berdoa. Mereka adalah Petrus, Yakobus dan Yohanes. Pada saat sedang berdoa, Tuhan Yesus berubah rupa, pakaiannya putih berkilau-kilauan. Pada kesempatan yang sama tampak juga Musa dan Elia sedang berbicara dengan Yesus tentang tujuan perjalanan- Nya ke Yerusalem sebagai puncak keselamatan bagi manusia. Ketiga murid mengalami suasana takut, ada awan yang menaungi mereka dan mereka mendengar suara dari dalam awan: “Inilah Anak-Ku yang Kupilih, dengarkanlah Dia”. Mereka sendiri sempat terpesona sehingga Petrus mengusulkan kepada Yesus untuk membangun tiga tenda, satu untuk Yesus, satu untuk Musa dan satu untuk Elia. Ketiga murid ini pada akhirnya hanya melihat Yesus seorang diri saja. Hanya Yesus yang mereka lihat dan mendengar suara-Nya.
Saya tertarik dengan kata mendengar Yesus. Kita perlu mendengarkan suara Tuhan dalam hidup kita. Ini adalah sebuah panggilan Tuhan bagi kita semua. Saya mengingat kembali sebuah pengalaman sederhana. Dalam sebuah retret yang saya fasilitasi baru-baru ini, ada seorang pemuda mendekati saya saat istirahat dan bertanya, “Bagaimana cara saya bisa mendengar suara Tuhan ketika dunia begitu bising dan sibuk saat ini?” Dia memang mengetahui tantangan mendengar suara Tuhan di tengah kesibukan hidup dengan sangat baik. Saya sambil tertawa coba bertanya kepadanya, “Nah, berapa banyak waktu yang Anda miliki?” Pertanyaan saya memang terinspirasi oleh pemahaman saya akan kebijaksanaan yang mendalam, yang diajarkan oleh St. Ignatius dari Loyola tentang kehidupan doa dan discernment. Meskipun saya tidak bisa menjelaskan secara rinci tentang doa dan discernment untuk membantu kita men dengar suara Tuhan namun saya memberikan tiga pokok pemikiran kepada pemuda itu yakni berdoa dengan Sabda Tuhan, menyadari kehadiran Tuhan dalam saat penghiburan dan kesedihan dan kesiapan untuk menerima suara Tuhan dalam hidup kita.
Pada hari ini kita disadarkan kembali untuk mendengar Yesus dalam hidup kita. Mendengar berarti mentaati perintah-Nya dan mengasihi-Nya sampai tuntas karena Dia lebih dahulu mengasihi kita. Kita pasti bisa mendengar-Nya sebab Dia beserta kita.
P. John Laba, SDB