Homili 1 Oktober 2025 – Santa Theresia dari Kanak-Kanak Yesus

Hari Rabu, Pekan Biasa ke-XXVI
Pesta St. Teresia dr Kanak-kanak Yesus
Yes. 66:10-14c atau 1 Kor. 12:31-13:13
Mzm. 131:1,2,3
Mat. 18:1-5

Lectio:

Sekali peristiwa datanglah murid-murid itu kepada Yesus dan bertanya: “Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga?” Maka Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka lalu berkata: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga. Dan barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku.”
Demikianlah Sabda Tuhan
Terpujilah Kristus.

Renungan:

Spiritualitas Anak Kecil

Pada hari ini kita mengawali bulan Oktober. Ada dua momen yang kita kenang pada hari ini. Pertama, kita merayakan Pesta Santa Theresia dari Kanak-kanak Yesus, pelindung misi. Santa Theresia adalah teladan kesucian yang sangat berpengaruh bagi umat Katolik dan karena kesederhanaan dan kepraktisan pendekatannya terhadap kehidupan rohani. Dia adalah salah satu santa paling populer dalam sejarah Gereja, meskipun dia tidak banyak dikenal selama masa hidupnya. Hal yang menakjubkan lagi adalah bahwa kedua orang tuanya yakni Marie-Azélie Guérin Martin dan Louis Martin telah diangkat menjadi orang kudus pada tanggal 18 Oktober 2015 oleh Paus Fransiskus. St. Theresia dari Kanak-kanak Yesus pernah berkata: “Jika saya tidak hanya hidup dari satu momen ke momen berikutnya, saya tidak akan bisa bersabar; tetapi saya hanya fokus pada masa kini, melupakan masa lalu, dan berusaha keras untuk tidak mendahului masa depan”.

Kedua, kita mengawali bulan Rosario. Tentu saja Rosario merupakan sebuah kebiasaan kita untuk berdevosi kepada Bunda Maria. Banyak di antara kita akan berdoa Rosario secara pribadi dan kelompok, melakukan peziarahan di tempat berdevosi kepada Bunda Maria. Santu Fransiskus dari Sales pernah berkata: “Cara terbaik untuk berdoa adalah dengan mendaraskan doa Rosario.” Inilah kedua momen yang membuka peziarahan kita yang penuh pengharapan ini di awal bulan Oktober ini. Bunda Maria Ratu Rosario dan Santa Theresia dari Kanak-kanak Yesus pasti mendoakan kita semua. Amen.

Sambil merenung tentang kedua sosok yang menginspirasi peziarahan kita untuk menjadi kudus yakni Bunda Maria Ratu Rosario dan Santa Theresia dari Kanak-kanak Yesus, kita juga sekaligus belajar kebajikan-kebajikan yang mereka tunjukkan kepada kita yakni kebajikan kerendahan hati seperti seorang anak kecil, kepolosan dan kejujuran. Anak-anak kecil ternyata menunjukkan sebuah spiritualitas yang kaya makna di dalam kehidupan rohani kita.

Penginjil Matius menceritakan dalam Injil hari ini bahwa para murid Yesus juga tidak terlepas dari ambisi-ambisi manusiawi tertentu. Mereka tidak sungkan untuk bertanya kepada Yesus tentang siapa yang terbesar di dalam Kerajaan Surga. Tuhan Yesus mengajarkan kebijaksanaan kepada mereka, bukan dengan mengatakan si A atau si B tetapi memanggil seorang anak kecil, menempatkannya di tengah-tengah para murid-Nya yang sudah dewasa dan mengingatkan mereka supaya menjadi seperti anak kecil sehingga bisa layak masuk ke dalam Kerajaan Surga.

Mengapa Tuhan Yesus mengharapkan para murid-Nya yang sudah dewasa untuk menjadi seperti anak kecil? Karena anak kecil menunjukkan spiritualitas yang luhur yakni: Pertama, Kita belajar kebajikan kerendahan hati dan ketergantungan. Anak kecil tidak memiliki kesombongan dan ketergantungan mereka pada orang tua, sama seperti kita seharusnya bergantung sepenuhnya kepada Tuhan. Kedua, ketulusan dan iman yang murni. Anak-anak memiliki sifat polos, tulus, jujur, dan tanpa prasangka, yang merupakan sikap yang harus dimiliki oleh kita sebagai murid-murid Yesus. Ketiga, penolakan terhadap keinginan untuk berkuasa. Tuhan Yesus menekankan agar para murid meninggalkan keinginan untuk berkuasa dan berebut posisi, serta mengandalkan Tuhan. Semua ini bermuara pada kebajikan kerendahan hati sebab Yesus itu itu lemah lembut dan rendah hati. Mari kita berusaha untuk menjadi rendah hati dan belajar dari spiritualitas anak kecil yakni sosok Yesus sendiri yang lemah lembut dan rendah hati.

Doa: Ya Tuhann Yesus, jadikanlah hati kami seperti hati-Mu yang lemah lembut dan rendah hati. Amen.

P. John Laba, SDB