De Maria nunquam satis
Kalimat “De Maria nunquam satis” atau “Tentang Maria tidak pernah cukup” ini sering diulang-ulang oleh St. Bernardus dari Clarivaux kepada semua anggota komunitasnya. Perkataan de Maria nuquam satis ini diterima oleh banyak orang di dalam Gereja Katolik, terutama dalam hubungannya dengan devosi populer kepada Bunda Maria. Tentu saja perkataan St. Bernardus ini bukan tanpa dasar. Banyak orang merasa dekat dengan Yesus melalui Bunda Maria. Sebab itu kita juga mendengar istilah ini: “Per Mariam ad Iesum” (Melalui Bunda Maria kita sampai kepada Yesus). Mari kita perhatikan contoh-contoh praktis de Maria nunquam satis berikut ini:
Pertama, Litani Santa Perawan Maria. Apabila kita memperhatikan litani Santa Perawan Maria, maka jelaslah betapa banyak gelar yang diberikan Gereja dalam hal ini umat Allah kepada Bunda Maria. Semua gelar yang diberikan kepada Bunda Maria bahkan dirasa belum cukup sehingga perlu ditambah lagi dengan gelar baru sebagaimana kita doakan dalam litani suci Santa Perawan Maria. Misalnya litani dari Puji Syukur 214: Benteng gading, *Rumah kencana, *Tabut perjanjian, *Pintu Surga, *Bintang Timur, dan lain sebagainya. Perhatikan kata-kata: rumah, tabut, pintu, bintang. Ini saja belum cukup. Alasan dibalik semua ini adalah Yesus anak Maria. Kita berjumpa dengan Yesus melalui Maria ibu-Nya. Yesus adalah raja semesta alam maka merenungkan sosok ibunda-Nya juga tidak pernah cukup.
Kedua, doa-doa populer. Di samping gelar-gelar bagi bunda Maria yang kita doakan dalam Litani Kudus, ada doa-doa lain yang menunjukkan de Maria nunquam Satis. Misalnya:
Litani Jiwa Maria
Jiwa Maria, sucikanlah aku.
Hati Maria, nyalakanlah aku.
Tangan Maria, sanggahlah aku.
Kaki Maria, pimpinlah aku.
Bibir Maria, berkatalah padaku.
Duka cita Maria, kuatkanlah aku.
O Maria yang manis, dengarkanlah aku.
Janganlah mengizinkan aku terpisah darimu.
Terhadap musuh-musuhku, belalah aku.
Tuntunlah aku kepada Yesus yang manis.
Semoga bersama dikau, aku dapat mencintai dan
mengasihi sesamaku, dan memujimu untuk selama-lamanya. Amin
Perhatikan, bahwa dalam doa di atas pendoa melukiskan kehidupan pribadi bunda Maria sebagai yang dikandung tanpa noda. Sebab itu kita memuliakan kekudusan fisik Maria dan memohon supaya kita pun menjadi kudus sepertinya. Devosi populer yang ditunjukkan kepada Bunda Maria ini menunjukkan betapa bunda Maria itu di kasihi dan dihormati oleh Gereja. De Maria nunquam satis!
Ketiga, Para orang kudus modern, seperti St. Theresia dari Kalkuta menunjukkan rasa cintanya kepada Bunda Maria dengan berkata: “Maria, berikan kepadaku hatimu: yang begitu indah, begitu murni, tak bernoda; hatimu begitu penuh dengan cinta dan kerendahan hati bahwa saya dapat menerima Yesus didalam Roti Kehidupan dan mencintai-Nya seperti dirimu mencintai-Nya dan melayani-Nya didalam samaran orang-orang miskin yang menyusahkan”.
Keempat, Gembala gereja. Paus Fransiskus menunjukkan devosinya kepada Bunda Maria dengan berkata: “Maria adalah ibu pengharapan, ikon yang paling sepenuhnya mengekspresikan pengharapan Kristiani. Keseluruhan hidupnya adalah serangkaian episode pengharapan, yang dimulai dengan “ya”-nya pada saat menerima kabar gembira. Maria tidak tahu bagaimana dia bisa menjadi seorang ibu, tetapi dia telah mempercayakan dirinya secara total kepada misteri yang hendak dipenuhi, dan dia menjadi wanita harapan dan pengharapan. Kemudian kita lihat dia di Betlehem, di mana Seseorang yang telah dinyatakan kepadanya sebagai Juruselamat Israel dan sebagai Mesias lahir dalam kemiskinan. Yang belakangan, ketika dia berada di Yerusalem untuk memperlihatkanNya di dalam Bait Allah di tengah kegembiraan Simeon tua dan Anna, sebuah tanda akan terjadinya sesuatu juga dibuat bahwa sebuah pedang akan menembus hatinya dan seorang penubuat meramalkan bahwa Dia akan menjadi sebuah tanda pertentangan. Maria menyadari bahwa misi dan identitas yang luar biasa dari Sang Putera ini melebihi keibuannya sendiri. Kita lalu sampai pada episode Yesus yang hilang di Yerusalem dan kemudian dipanggil kembali: “Puteraku, mengapakah Engkau berbuat demikian terhadap kami?” (Luk 2:48), dan pada jawaban Yesus yang menghapus kecemasan keibuan Maria dan mencurahkan [isi hati] hal-hal tentang Bapa Surgawi-Nya.”
Paus Fransiskus juga mengatakan: “Kita berhutang begitu banyak kepada Ibu ini! Dia hadir di setiap saat dalam sejarah keselamatan, dan di dalam dirinya kita melihat sebuah kesaksian teguh terhadap pengharapan. Dia, ibu pengharapan, mendukung kita di saat-saat kegelapan, kesulitan, keputusasaan, [di saat-saat] yang tampaknya kalah atau manusia sejati kalah. Semoga Maria, pengharapan kita, menolong kita untuk membuat hidup kita sebuah persembahan yang menyenangkan Bapa Surgawi, dan sebuah karunia yang penuh sukacita bagi para saudara-saudari kita, di dalam sebuah sikap yang selalu sangat mengharapkan hari esok.”
Selanjutnya, apa lagi yang kita dapat pelajari dari Bunda Maria untuk diri kita masing-masing dan komunitas kita? Mari kita membaca Injil Lukas 2:41-52:
“Sehabis hari-hari perayaan itu, ketika mereka berjalan pulang, tinggallah Yesus di Yerusalem tanpa diketahui orang tua-Nya. Karena mereka menyangka bahwa Ia ada di antara orang-orang seperjalanan mereka, berjalanlah mereka sehari perjalanan jauhnya, lalu mencari Dia di antara kaum keluarga dan kenalan mereka. Karena mereka tidak menemukan Dia, kembalilah mereka ke Yerusalem sambil terus mencari Dia. Sesudah tiga hari mereka menemukan Dia dalam Bait Allah; Ia sedang duduk di tengah-tengah alim ulama, sambil mendengarkan mereka dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka. Dan semua orang yang mendengar Dia sangat heran akan kecerdasan-Nya dan segala jawab yang diberikan-Nya. Dan ketika orang tua-Nya melihat Dia, tercenganglah mereka, lalu kata ibu-Nya kepada-Nya: “Nak, mengapakah Engkau berbuat demikian terhadap kami? Bapa-Mu dan aku dengan cemas mencari Engkau.” Jawab-Nya kepada mereka: “Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?” Tetapi mereka tidak mengerti apa yang dikatakan-Nya kepada mereka. Lalu Ia pulang bersama-sama mereka ke Nazaret; dan Ia tetap hidup dalam asuhan mereka. Dan ibu-Nya menyimpan semua perkara itu di dalam hatinya.”
Perikop di atas membantu permenungan kita seperti ini:
Pertama, Keluarga atau Komunitas adalah sebuah sekolah persekutuan. Keluarga kudus dari Nazaret menunjukkan teladan persekutuan secara jasmani dan rohani. Mereka berziarah ke Yerusalem setiap tahun bersama-sama. Kebersamaan, persaudaraan sejati itu indah. Mari kita tingkatkan sebagai kesaksian kepada sesama di luar tembok biara.
Kedua, Tanggungjawab sebagai satu keluarga. Maria dan Yusuf memiliki rasa tanggung jawab yang luhur bagi Yesus. Sebab itu mereka membawanya untuk berziarah untuk bersekutu secara manusiawi dan ilahi. Yesus sungguh-sungguh Allah dan sungguh-sungguh manusia.
Ketiga, Maria dan Yusuf adalah model pendidik masa kini. Maria dan Yusuf memberi kepercayaan kepada Yesus. Mereka mencari hingga menemukan-Nya. Pendidikan yang ditawarkan kepada Yesus adalah pendidikan nilai yang didasarkan pada kesabaran manusiawi dan ilahi. Maria berkata: “Nak, mengapakah Engkau berbuat demikian terhadap kami? Bapa-Mu dan aku dengan cemas mencari Engkau.”
Keempat, Maria model kita. Ia menyimpan semua perkara itu di dalam hatinya. Ia tidak membuat complain apapun, tetapi keibuannya benar-benar ditunjukkannya kepada Yesus dan kita semua.
De Maria Nunquam satis! Kita belajar dari Bunda Maria supaya semakin serupa dengannya.
Mari kita berserah kepada Bunda Maria dalam doa ini:
Doa Penyerahan Keluarga kepada Perlindungan Bunda Maria (Lihat: http://www.katolisitas.org/bunda-maria-bunda-kerahiman-doakanlah-keluarga-kami/)
Kepala Keluarga:
O, Hati Maria yang tak bernoda, tempat perlindungan bagi orang berdosa, kami menyerahkan keluarga kami kepadamu. Di zaman pergumulan rohani yang dahsyat ini, antara kebenaran dan tipu daya, antara nilai-nilai keluarga yang murni dan pembolehan segala macam hal yang menyesatkan, kami memohon agar engkau menerima kami semua di dalam jubah perlindunganmu, dan bimbinglah kami kepada Hati Kudus Puteramu, Tuhan Yesus Kristus.
Dengan menyerahkan diri kami kepadamu, kami menerima engkau sebagai Bunda dan Teladan kami. Kami sekeluarga membuka hati kami bagimu, agar kami menerima dengan limpah, buah dari penyerahan diri kami ini, yaitu persekutuan yang penuh dengan Hati Kudus Yesus. Kami sekeluarga menerima engkau dalam rumah kami, di hati kami dan keluarga kami. Kami mengundang engkau untuk mengambil bagian dalam hidup kami sepenuhnya, dalam suka dan duka kami. Kami mempercayakan diri kami ke dalam perlindungan keibuan-mu, kepada doa syafaatmu, dan kepada bimbinganmu, sebab engkaulah jalan yang pasti dan sempurna, yang menghantar kami kepada Kristus.
Anggota keluarga:
Bunda Maria, Bunda Kristus yang memahami dengan sempurna segala isi Hati-Nya, Pikiran dan Sifat-Nya, kami memohon kepadamu agar membentuk kami dan mengajarkan kami agar menjadi seperti Yesus, sehingga kami dapat menjadi gambaran yang hidup akan Kristus di dalam keluarga kami, di Gereja maupun di dunia ini.
Engkau yang adalah Sang Perawan Suci dan Bunda kami, limpahkanlah kepada keluarga kami, roh kemurnian hati, pikiran dan tubuh. Semoga kami semua hidup dalam kemurnian menurut status hidup kami dan semoga kebajikan kesederhanaan mencegah masuknya segala bentuk ketidakmurnian, perendahan atau manipulasi tubuh, ke dalam keluarga kami.
Engkau yang adalah Ibu Rohani kami, bantulah kami bertumbuh dalam hidup rahmat, untuk hidup sepenuhnya di dalam kehidupan ilahi, yang telah kami terima saat kami dibaptis. Pimpinlah kami ke jalan kekudusan dan jangan biarkan kami jatuh ke dalam dosa berat ataupun menyia-nyiakan rahmat yang telah diperoleh Kristus bagi kami melalui kurban Salib-Nya.
Engkau yang adalah Teladan bagi jiwa kami, ajarlah kami menjadi penurut seperti engkau, agar dapat menerima dengan taat dan rasa syukur, semua Kebenaran yang diajarkan oleh Putera-Mu melalui Gereja dan melalui Magisterium Gereja.
Engkau yang adalah Pendoa syafaat di hadapan Putera-mu, pandanglah dengan matamu yang penuh kasih, semua anggota keluarga kami, dan bahkan meskipun kami tidak menyadari apa yang kami butuhkan sendiri, bawalah kami mendekat kepada Putera-mu, dan mohonlah kepada-Nya, seperti di Kana, bagi mukjizat air menjadi anggur bilamana keluarga kami kekurangan anggur cinta kasih.
Engkau yang secara khusus mengambil bagian dalam kurban Kristus yang menyelamatkan, bimbinglah keluarga ini dalam kesetiaan di hadapan Salib Kristus. Di saat penderitaan, semoga kami tidak mencari kepentingan diri kami sendiri, tetapi lebih memilih untuk menemani yang menderita. Di saat kekeringan dan kesendirian, semoga kami setia memegang janji kami kepada-Mu, dan semoga kami menjalani pengorbanan dan pergumulan hidup kami dalam kesatuan dengan Puteramu Kristus yang disalibkan.
Kepala keluarga
Dengan kesatuan Hati Maria yang tak bernoda dan Hati Kudus Yesus, kami mohon agar keluarga kami, yang hari ini diserahkan kepada Kedua Hati ini, dapat hidup dalam kasih, damai, kemurahan hati, kesetiaan, suka cita dan kesatuan. Semoga keluarga kami menjadi tempat tinggal yang suci, di mana setiap anggotanya berdoa bersama, dan berkomunikasi satu dengan lainnya dalam suka cita dan semangat; di mana suami dan istri saling menghormati satu sama lain; di mana anak-anak -baik yang masih kecil maupun remaja- mengasihi, menghormati dan manaati orang tua mereka; di mana kami orang tua melaksanakan dengan penuh tanggung jawab, tugas untuk mengasihi, membentuk, membimbing dan mengajar anak-anak kami, sehingga mereka dapat bertumbuh di dalam rahmat di hadapan Tuhan dan manusia. Kami mohon agar dengan penyerahan diri kami ini, keluarga kami dapat dilindungi dari segala yang jahat, baik secara rohani maupun jasmani. Semoga Hati-mu yang tiada bernoda memimpin di rumah ini, sehingga Tuhan Yesus Kristus dapat semakin kami kasihi, kami dengar, dan kami taati dalam keluarga kami.
PJSDB