Semua karena cinta!
Pada malam hari ini saya menemukan kembali sebuah file di dalam komputer saya. Saya menemukan di dalam file ini, sebuah kutipan kalimat yang saya ambil dari buku “The art of Loving” karya Eric Fromm, bunyinya: “Cinta adalah kekuatan aktif yang bersemayam dalam diri manusia; kekuatan yang mengatasi tembok yang memisahkan manusia dengan sesamanya, kekuatan yang menyatukan manusia dengan yang lainnya.” Apa yang ada di dalam pikiran saya setelah membaca kembali kutipan ini?
Pertama-tama, saya melihat Fromm sangat realistis dengan kehidupan dan observasinya terhadap manusia yang lain, yakni bahwa cinta adalah kekuatan aktif yang bersemayam di dalam diri manusia. Setiap manusia yang lahir ke dunia ini memiliki metrai cinta yang Tuhan sendiri tempelkan ke dalam hatinya, supaya manusia itu mampu mencintai Tuhan dan sesamanya. Sebab itu sadar atau tidak sadar, potensi untuk mencintai selalu ada dalam diri manusia. Pikirkanlah pengalaman anda mencintai dan dicintai di dalam keluarga. Para orang tua pernah merasakan keindahan jatuh cinta, lalu berusaha untuk mewujudkan cinta dalam persekutuan sebagai pribadi manusia dan manusia baru yang lahir dari darah daging mereka yakni anak-anaknya. Mereka belajar untuk merawat anak-anak dari bayi sampai menjadi dewasa. Semuanya karena cinta.
Fromm mengatakan cinta merupakan kekuatan untuk mengatasi tembok pemisah antar manusia dengan manusia yang lain. Pada zaman now, banyak orang masih membedakan dirinya dengan sesama manusia yang lain berdasarkan kategori pembeda yakni suku, agama, ras, status sosial dan lain sebaganya. Ada semacam tembok berlapis-lapis yang memisahkan setiap pribadi. Fromm mengatakan bahwa hanya cinta yang mampu mengatasi tembok pemisah berlapis-lapis ini. Ketika cinta menunjukkan kuasanya maka semua orang akan merasa bersaudara. Soal suku, agama, ras, status sosial tidak akan masuk dalam kategori cinta yang universal.
Fromm juga mengatakan bahwa cinta dapat mempersatukan pribadi manusia yang satu dengan manusia yang lain. Manusia bersatu sebagai saudara karena cintalah yang mempersatukannya. Semua perbedaan yang ada dalam diri manusia, sebenarnya merupakan sarana untuk mempersatukan setiap pribadi manusia. Cinta memang tidak pernah mengenal suku, agama, ras dan status sosial. Dalam kategori-kategori ini ada benih cintanya. Hanya saja orang tidak berani melawan lupa sehingga mereka hanya melihat letak perbedaannya. Suku, agama, ras dan status sosial memiliki sumber inspirasi yang sama yakni cinta.
Biarkanlah orang-orang tidak mengatakan tentang cinta, tetapi merasakan cinta, merasa bahwa dirinya dicintai sesamanya. Cinta tidak hanya dikatakan tetapi benar-benar dihayati dalam hidup yang nyata. Semua karena cinta!
Cinta adalah Tuhan sendiri (1Yoh 4:8.16). Maka semua yang kita alami selama ini sebagai manusia karena Tuhan. Terlepas dari Tuhan, kita tidak dapat berbuat apa-apa (Yoh 15:5).
Saya mengakhiri sharing ini dengan mengutip Dalai Lama: “Cinta dan kasih sayang adalah kebutuhan, bukan kemewahan. Tanpa hal tersebut, rasa kemanusiaan tidak akan bisa bertahan.” Pertanyaan buat direfleksikan: “Emang Kamu Mencintai?”
PJSDB