Saya bangga sebagai orang katolik
Saya pernah membimbing rekoleksi para siswa di sebuah sekolah katolik. Saya sempat meminta para siswa untuk menulis sebuah kalimat yang sangat bermakna baginya. Saya berhasil mengumpulkan semua tulisan para siswa. Saya menemukan satu kalimat yang mengesankan: “Saya bangga sebagai orang katolik”. Ini adalah tulisan seorang siswa yang mukanya tidak seceriah teman-temannya yang lain, belakangan baru saya ketahui bahwa ayahnya adalah seorang pemulung, dan merupakan seorang aktivis Komunitas Basis Gerejawi di paroki.
Saya mendekati siswa tersebut dan bertanya kepadanya alasan ia menulis kalimat ini. Ia mengatakan bahwa rasa bangganya sebagai orang katolik memiliki dasar yang kuat di dalam keluarganya sendiri. Ayahnya bekerja sebagai pemulung namun ia sangat aktif di dalam kegiatan KBG. Tetapi alasan yang paling mengesankan lagi adalah karena ia melihat ayahnya selalu berdoa di depan patung Hati Kudus Yesus di rumahnya. Pengalaman sederhana ini mendorongnya untuk berdoa dan mengucap syukur senantiasa kepada Tuhan.
Bagaimana mewujudkan kebanggaan kita sebagai orang katolik?
Untuk menjawab pertanyaan ini, saya teringat perkataan Paus Fransiskus beberapa hari yang lalu, yakni: “Cara hidup orang Kristen adalah cara hidup seturut nilai-nilai ucapan Sabda Bahagia: kelemahlembutan, kerendahan hati, kesabaran dalam penderitaan, cinta akan keadilan, kemampuan untuk menanggung penganiayaan, tidak menghakimi orang lain …” Artinya hakikat kita sebagai pengikut Kristus yang setia adalah memiliki kelembutan hati, kerendahan hati dan lainnya sebagaimana dikemukakan Tuhan Yesus di atas bukit Sabda Bahagia.
Pertanyaan-pertanyaan untuk kita renungkan bersama: Apakah anda sudah menghayati ucapan ‘berbahagialah’ di dalam hidupmu? Apakah anda benar-benar bangga sebagai orang katolik?
Hidup Kristen semakin bermakna ketika kita sadar diri untuk tetap bahagia, meskipun ada banyak pengalaman penderitaan dan kemalangan yang ada di hadapan kita.
PJ-SDB