Hari Raya Maria Imakulata
Kej 3:9-15.20
Mzm 98:1-4
Ef 1:3-6.11-12
Luk 1:26-38
Totus Tuus Maria!
Beato Yohanes Paulus II memiliki moto kepausan: “Totus tuus” artinya “Totally yours”. Moto ini merupakan ekspresi penyerahan dirinya yang total kepada Bunda Maria. Beato Yohanes Paulus II mendasarkan dirinya pada kesaksian rohani St. Luis de Monfort yang begitu akrab dengan Bunda Maria. Inilah ungkapan St. Luis the Monfort: “Totus tuus ego sum, et omnia mea tua sunt. Accipio te in mea omnia. Praebe mihi cor tuum, Maria” (I belong entirely, and all that I have is yours. I take you for my all. O Mary, give me your heart). Beato Yohanes Paulus II selalu mengungkapkan devosinya kepada Bunda Maria dalam buku-buku Mariologi buah karyanya dan juga setiap ensiklik yang ditulisnya selalu diakhiri dengan doa penyerahan kepada Bunda Maria. Pada suatu kesempatan beliau ditanya tentang apa kiranya yang menjadi kekuatan baginya untuk memimpin gereja katolik dalam zaman modern ini. Ia mengatakan bahwa ada dua kekuatan yang ia miliki. Kekuatan pertama adalah Yesus dalam sakramen Mahakudus yang selalu dijumpainya dalam perayaan Ekaristi. Kekuatan kedua adalah Bunda Maria yang disapanya terus menerus dalam doa Rosario.
Pengalaman rohani Beato Yohanes Paulus II ini mengingatkan saya pada st. Dominikus Savio. Orang kudus remaja ini pernah membuat janji pada saat menerima komuni pertama, dan salah satu janjinya adalah: “Para sahabatku adalah Bunda Maria dan Tuhan Yesus”. Dominkus sebagai seorang kudus remaja, menunjukkan kedewasaan imannya untuk berdevosi kepada Bunda Maria yang dikandung tanpa noda. Memang pengaruh besar kehidupan rohani Dominikus adalah gurunya st. Yohanes Bosco. Don Bosco selalu mengatakan kepada anak-anak di oratoriumnya bahwa mereka dapat datang ke oratorium karena Bunda Maria yang mengantar mereka kepadanya.
Don Bosco sendiri memiliki devosi yang besar kepada Bunda Maria Imakulata dan Penolong Umat Kristiani. Orang kudus ini juga terkenal karena mimpi-mimpinya yang profetis. Pada suatu kesempatan ia bermimpi tentang bahaya-bahaya yang akan melawan dan menghancurkan Gereja. Ibarat ada pertempuran yang besar di mana Gereja laksana sebuah bahtera besar itu nyaris tenggelam. Namun Gereja ternyata tetap kuat karena ada dua pilar yang menguatkannya yakni Ekaristi dan Bunda Maria Imakulata, Penolong Umat Kristiani. Kesaksian rohani para kudus ini sangat menguatkan kita semua dalam perayaan Hari raya St. Perawan Maria yang dikandung tanpa noda atau Maria Imakulata.
Bacaan-bacaan Kitab Suci dalam perayaan Ekaristi pada hari ini mengantar kita untuk memahami rencana dan rancangan Tuhan bagi keselamatan kita. Di dalam bacaan pertama dari Kitab Kejadian kita berjumpa dengan Tuhan sang Pencipta yang berbicara sebagai seorang Bapa kepada Adam dan Hawa. Tuhan memiliki inisiatif untuk datang dan menyapa manusia dengan pertanyaan: “Dimanakah engkau?” Pertanyaan Tuhan ini dijawab dengan usaha manusia pertama untuk membenarkan dirinya di hadirat Tuhan. Apa yang manusia pertama lakukan terhadap Tuhan? Mereka menyalahgunakan kebebasan mereka di hadiratNya sebagai sang Pencipta. Mereka makan buah dari pohon pengetahuan. Hanya saja manusia itu keras kepala dan selalu membenarkan dirinya: Adam mengatakan buah itu diberikan oleh Hawa. Hawa mengatakan bahwa buah itu diberikan oleh ular. Tuhan lalu berseru kepada ular bahwa akan ada permusuhan berkepanjangan antara ular dan manusia. Terlepas dari kelemahan manusiawi ini, kita justru berjumpa dengan sosok Tuhan yang kudus yang selalu mencari kebaikan dalam diri manusia. Tuhan yang memiliki insiatif untuk menyelamatkan manusia.
Di dalam hidup kita selalu ada usaha untuk membenarkan diri, mengoper atau mengalihkan beban-beban kehidupan. Yesus pernah memberi kritikan tajam kepada kaum Farisi dan para ahli Taurat karena hobby mereka adalah mengoper beban kepada orang lain (Mat 23:4). Dalam keluarga selalu ada usaha untuk membenarkan diri dan mempersalahkan orang lain. Dalam masyarakat juga selalu ada usaha membenarkan diri. Lihatlah para pemimpin kita yang korup, yang punya hobby mengalihkan situasi sehingga masalah-masalah besar menjadi kabur dan hilang. Mengadakan ada demo di mana-mana, membuat gerakan bernuansa sara merupakan usaha untuk mengalihkan beban kepada orang lain. Jadi usaha mengkambinghitamkan orang lain selalu ada. Demo kaum buru bisa juga untuk mengalihkan persoalan besar, pungutan liar terhadap para pengusaha dan lain sebagainya. Kejahatan ini sangat terstruktur dari pusat sampai ke daerah.
St. Paulus dalam bacaan kedua membantu kita untuk merasakan rencana dan rancangan Tuhan yang indah bagi kita semua. Kehadiran Yesus Kristus, Putra Bunda Maria adalah cara Tuhan mau menyelamatkan kita. Yesus telah datang ke dunia sehingga dapat mengangkat kita menjadi anak-anak Allah. Bagaimana caranya? Menurut Paulus, sebelum dunia dijadikan Allah telah memilih kita supaya kita kudus, dan tak bercacat di hadapanNya. Di dalam Yesus, kita semua juga memperoleh martabat baru sebagai anak-anak Allah sekaligus ahli waris Kerajaan Surga. Tuhan memang kasih yang abadi.
Kekudusan adalah anugerah Tuhan. Ia sudah memberikannya secara sempurna kepada Bunda Maria dalam seruan melalui malaikat: “Salam hai Engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai Engkau”. Bunda Maria menjawabi panggilan Tuhan dengan berkata: “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanmu itu”. Kekudusan yang Tuhan berikan adalah tanda penyertaanNya bagi manusia dan manusia diharapkan memiliki jawaban yang pasti sebagai abdi Tuhan. Mari kita belajar dari Bunda Maria yang sejak saat pertama perkandungannya oleh rahmat Allah yang luar biasa dan oleh pilihan Allah yang Mahakuasa karena pahala Yesus Kristus, Penebus umat manusia, telah dibebaskan dari noda dosa asal. Kita juga berjalan dalam jalan kekudusan Bunda Maria.
Doa: Ya Bunda Maria, bantulah kami dengan doa-doamu supaya kami juga menjadi kudus dan tak bercacat di hadirat Tuhan. Amen
PJSDB