Masih ada harapan…
Seorang sahabat barusan mengirim pesan berantai dan mengatakan ‘Masih ada harapan’. Saya sepakat dengan beliau. Hidup ini bermakna kalua kita selalu memiliki harapan, apapun situasi hidup ini. Banyak kali kita mudah putus asa dan merasa bahwa dunia sedang dan akan kiamat untuk kita. Nada-nada pesimisme datang silih berganti serasa tidak ada lagi hari esok. Ya, bagi mereka yang pesimis, hari-hari hidup mereka memang hanya sebatas ini: ‘Tidak ada lagi hari esok!’ Maka kalau hari ini saya gagal maka selamanya gagal. Memang sangat menyedihkan kalau kita renungan perilaku hidup seperti ini. Mungkin anda adalah salah satu di antara banyak orang yang serupa dengan pribadi ini.
Masih ada harapan! Mengapa anda takut dengan kata ‘gagal’ dalam hidupmu? Kegagalan selalu membuka jalan baru untuk sebuah kesuksesan. Abraham Lincoln pernah berkata: “Sukses berjalan dari satu kegagalan ke kegagalan yang lain, tanpa kita kehilangan semangat.” Banyak kali kita menuai kegagalan karena tidak menyadarinya sebagai kesuksesan yang tertunda. Satu hal yang dibutuhkan adalah kasih dan kebaikan, keramah-tamahan dan persaudaraan sejati. Kita boleh berbeda cara hidup tetapi hati dan pikiran kita perlu berjalan bersama. Dalai Lama ke-XIV pernah berkata: “Aku menemukan harapan di hari-hari terkelam, dan fokus pada hari-hari tercerah. Aku tidak menyalahkan alam semesta.”
Pada hari ini, saya anda dan kita mau berdiskusi tentang situasi konkret dalam masyarakat kita. Banyak orang mulai kehilangan harapan ketika mereka mulai tertekan dengan situasi hidup yang nyata. Kemiskinan semakin bersaudara, gaya hidup orang makin menuju ke konsumerisme semata. Dalam situasi hidup semacam ini kita butuh harapan untuk menjadi yang terbaik. Maka kita kembali kepada perkataan Nelson Mandela: “Bahasa apapun bisa menjadi kendaraan penghinaan dan penindasan rasis, tetapi juga bisa menjadi pembawa pesan dari harapan dan pembebasan.”
Hidup tanpa harapan bukan lagi sebuah kehidupan. Selamat bagimu yang selalu memiliki harapan. Sebab perlulah tetap berjuang, meskipun mengalami kesulitan-kesulitan tertentu. Jangan pernah kehilangan harapan, meskipun hanya sebuah harapan kecil saja. Ingatlah, masih ada harapan di balik harapan yang sudah ada. Apakah anda masih memiliki setetes harapan?
P. John Laba, SDB