Food For Thought: Kemerdekaan ala Bang Didin

Mengisi kemerdekaan ala Bang Didin

Selamat sore menjelang malam. Saya merasa bangga karena sore ini boleh bertemu dengan seorang ‘tukang urut’ yang datang secara khusus untuk membantu saya yang selama beberapa bulan terakhir mengalami sakit di lengan bagian kanan. Bang Didin adalah sosok sederhana yang datang ke komunitas saya. Jarak rumahnya dengan komunitasku adalah 8km. Ketika tiba, dia menyapaku dengan senyuman khasnya dan mengatakan bahwa dia mau membantu meringakan penderitaanku. Saya mengangguk dan berterima kasih kepadanya.

Percakapan kami selama dia ‘mengurut’ lenganku mengalir begitu saja. Saya bertanya kepadanya mengapa di hari libur begini, dia masih mau menerima permintaanku untuk mengurut lenganku. Dia mengatakan kepadaku bahwa dia memiliki komitmen untuk siap menolong orang yang membutuhkan pertolongannya. Sebab itu ia membagi waktu, melewati jarak tempuh yang jauh untuk menolong para pasiennya. Ia mengakui bahwa ini adalah jalan yang baik yakni selalu berbuat baik kepada sesama.

Bang Didin adalah orang yang merdeka. Ia mengatur dirinya dan berkomitmen untuk selalu berbuat baik kepada sesama yang lain. Dia tidak menghitung-hitung dalam melayani para pasiennya. Pekerjaannya dijalankan dengan baik, sopan dan ramah. Ia mengurut lenganku selama satu jam. Ketika saya tanya berapa biaya pengobatannya, ia hanya mengatakan kepadaku ‘tergantung darimu’. Dia tidak memasang tarif tertapi tetap merasa yakin bahwa seorang pekerja patut mendapat upahnya. Dia tersenyum dan menerima biayanya dengan sorot mata penuh syukur. Dia hidup dari keringatnya sendiri. Dia sungguh orang merdeka!

Bang Didin adalah sosok yang sangat menginspirasi. Dia mengisi hari kemerdekaan sore ini dengan berbuat baik. Saya barusan mengenalnya pertama kali tetapi ia mengajarku bagaimana menjadi sosok yang sederhana, siap menolong tanpa pamrih dan ramah terhadap semua orang. Hanya dengan demikian ia akan merasa bahagia mendapat upahnya dari keringatnya sendiri. Masih ada banya bang Didin sebagai orang sederhana yang selalu siap menolong siapa saja. Orang merdeka selalu siap untuk menolong dan berbakti. Dan saya bermimpi semoga masih ada banyak bang Didin lain yang melayani tanpa membedakan agama, suku, bangsa, bahasa dan status sosial dalam hidup setiap hari. Orang merdeka akan mampu mengasihi dan menghargai manusia sebagai manusia. Terima kasih Bang Didin, engkau sosok sederhana, merdeka dan mengajarku untuk menjadi manusia merdeka bagi manusia yang lain.

Tuhan memberkati kita semua dan merdeka!

PJ-SDB