Butuh kecerdikan!
Saya pernah duduk sambil menonton pertandingan sepak bola. Ketika melihat sang bintang lapangan memasukan gol yang indah ke gawang lawan, kawan di samping saya mengatakan: “Butuh kecerdikan bro!” Ketika gol kedua dicetak pemain biasa-biasa, lagi-lagi muncul perkataan: “Butuh kecerdikan mas Bro”. Saya hanya tersenyum mendengar kata-kata yang sama selalu keluar dari mulutnya, khusus kata kecerdikan. Kecerdikan kadang-kadang dikaitkan dengan kecerdasan manusia. Artinya kemampuan seseorang untuk memecahkan masalah yang dihadapi, dalam hal ini adalah masalah yang menuntut kemampuan pikiran satu sama lain (to organize, to relate, to bind together).
Saya tertarik dengan kisah injil Lukas 16:1-8 yang kita dengar pada hari ini. Dikisahkan bahwa adalah seorang bendahara yang tidak jujur. Ia bersifat manipulatif, bukan hanya sekali tetapi berkali-kali. Sebab itu sang tuan berusaha untuk memecatnya. Pada saat bendahara tahu bahwa ia akan dipecat maka ia berusaha untuk menunjukkan kecerdikan manusiawinya. Apa yang dia pikirkan? Ia menghendaki sebuah masa depan yang baik. Untuk itu ia membuat surat utang baru yang tentu saja palsu, dengan mengurangi utang-utang yang benar-benar ada. Sang tuan mengetahui kebusukan sang bendahara dengan tindakannya yang tidak benar. Namun demikian tuan itu memuji kecerdikan sang bendahara.
Banyak orang bertanya-tanya mengapa orang yang korup malah dipuji sedangkan orang-orang biasa-biasa malah tidak mendapat sapaan apalagi pujian. Sang bendahara, nyata-nyatanya bersifat curang tetapi masih dipuji. Apa makna pujian kepada bendahara itu? Tuhan tidak memuji orang yang curang dan tidak mau berubah. Tuhan justru menghendaki bahwa kita harus menjadi lebih cerdik dalam membaca tanda-tanda zaman. Kecerdikan itu kita ungkapkan dengan mencari jalan untuk menuju ke surga. Tuhan Yesus ketika mengutus para murid-Nya mengatakan: “Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati.” (Mat 10:16).
Apa yang harus kita lakukan? Kita berusaha untuk menjadi orang jujur, hidup dengan menerima diri apa adanya, berdoa, berpasrah dan bermatiraga.
Tuhan memberkati kita semua,
PJ-SDB