Kupandang wajahmu…
Saya pernah melihat sebuah pembatas buku, di mana terdapat gambar seorang anak remaja sedang memandang wajah Bunda Maria. Ada sebuah tulisan tangan di bawah gambar pembatas buku itu: “Kupandang wajahmu dan berseru, memohon pertolonganmu, ya Bunda di masa yang sulit ini.” Saya terharu membaca tulisan ini, apalagi di masa pandemi covid-19. Kita semua pasti berdoa dan memohon pertolongan dari Tuhan melalui Bunda Maria.
Dalam masa Adventus ini mata kita tertuju pada sosok Bunda Maria. Kita mengingat sebuah ungkapan klasik: “Ad Iesum per Mariam” artinya menuju kepada Yesus melalui Bunda Maria. Kita dapat berjumpa dan bersahabat dengan Yesus melalui Bunda Maria. Dialah satu-satunya manusia yang jauh lebih mengenal Yesus secara pribadi dari manusia yang lain. Sebab itu jangan pernah anda mengklaim diri sebagai orang yang paling mengenal Yesus kalau anda bukan bunda Maria, sebab hanya dia saja yang demikian.
Bunda Maria paling mengenal pribadi Yesus sebab dia adalah Ibu-Nya. Kita semua mengetahui kisah Injil di mana Bunda Maria menerima khabar sukacita dari Malaikat Gabriel. Malaikat Gabriel taat kepada kehendak Allah dan menjadi utusan Tuhan untuk menyatakan kebenaran bahwa Maria dipilih menjadi ibu seorang anak laki-laki bernama Yesus. Maria menurut penginjil Lukas mengalami kebingungan besar dan bertanya-tanya dalam hati tentang situasi hidupnya yang nyata. Dalam kebingungan itu, malaikat Tuhan membuka pikirannya untuk menerima kehendak Allah. Ia mungkin saja merasa malu dan tertekan apalagi di hadapan Yusuf tunangannya sebelum mereka hidup bersama karena ia mengandung dari Roh Kudus. Namun bagi Tuhan tidak ada yang mustahil. Kendak-Nya sangat luhur maka Maria menerimanya dengan iman. Perkataan ini membuktikan jati diri Maria: “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” (Luk 1:38).
Saya menutup refleksi ini dengan mengutip perkataan St. Yohanes Paulus II tentang Bunda Maria: “Untuk berhasil dalam niat Anda, percayakan diri Anda kepada Perawan Maria yang Terberkati, terutama disaat-saat sulit dan gelap. Dari Maria kita belajar untuk berserah pada kehendak Tuhan dalam segala hal. Dari Maria kita belajar untuk percaya bahkan ketika semua harapan tampaknya hilang. Dari Maria kita belajar untuk mencintai Kristus, Putranya dan Putra Allah. Belajarlah darinya untuk selalu setia, untuk percaya bahwa firman Tuhan kepada anda akan terpenuhi, dan bahwa tidak ada yang mustahil bagi Tuhan.”
Tuhan memberkati, Bunda mendoakan. Amen.
P. John Laba, SDB