Bacaan: 1 Yoh 4: 11-18
Allah adalah kasih
Pada suatu hari saya mendapat sebuah hadiah berupa sebuah ikon Hati Kudus Yesus. Pada bagian belakang ikon itu kelihatan rajutan benang yang kusut. Pada bagian depan terdapat ikon Hati Kudus Yesus dan di bawahnya terdapat tulisan ‘Allah adalah kasih!’ Saya berhenti sejenak dan merasa bersalah karena saya sudah bersungut-sungut melihat ikon dan benang kusut di belakangnya. Padahal di depannya terdapat ikon Hati Kudus Yesus yang begitu indah. Saya menjadi kagum karena ikon ini benar-benar merupakan gambaran sisi-sisi kehidupan kita. Ada benang-benang kusut kehidupan pribadi dan hanya kasih Tuhan yang mampu mengubahnya menjadi indah.
Selama masa Natal ini kita membaca tulisan-tulisan St. Yohanes yang sekaligus mengantar kita untuk mengenal Allah sebagai kasih. Hari ini kita mendengar dia menulis: “Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau Allah sedemikian mengasihi kita, maka haruslah kita juga saling mengasihi.” (1Yoh 4:11). Allah begitu mengasihi kita. Dia tidak mengasihi kita dengan dengan memberi syarat-syarat tertentu. Dia mengasihi kita apa adanya, bahkan tidak melihat siapakah kita dan tidak menghitung dosa-dosa kita. Maka bagi Yohanes, Allah begitu mengasihi kita maka kita pun harus berusaha untuk saling mengasihi satu sama lain sebagai saudara.
Yohanes menekankan bahwa kalau kita saling mengasihi maka itu tandanya bahwa Tuhan turut bekerja di dalam hidup kita. Tuhan tetap berada di dalam diri kita dan kasih-Nya juga sempurna di dalam diri kita.Tuhan bahkan menganugerahkan Roh Kudus-Nya sehingga kita tetap berada bersama dengan-Nya. Ini merupakan suatu warta suka cita yang indah. Tuhan sungguh Imanuel, Allah beserta kita. Tidak ada Allah yang hebat seperti Allah kita. Ini membuktikan bawa Allah adalah kasih. Dia mengasihi kita dan kita berusaha untuk saling mengasihi satu sama lain.
Selanjutnya, Yohanes mengatakan: “Barangsiapa mengaku, bahwa Yesus adalah Anak Allah, Allah tetap berada di dalam dia dan dia di dalam Allah.” (1Yoh 4:15). Kita perlu mengakui secara pribadi bahkan secara terang-terangan bahwa Yesus adalah Anak Allah. Banyak orang mengatakan bahwa dia mengasihi Yesus tetapi malu untuk mengakui Yesus sebagai Anak Allah. Bayangkan saja, berapa orang yang berani membuat tanda salib saat naik kendaraan umum atau makan di restoran, ada yang takut menggunakan atribut kristiani. Orang mengatakan percaya kepada Tuhan Yesus tetapi jarang ke Gereja untuk berdoa. Kita dapat tinggal di dalam Tuhan kalau kita sungguh mengakui-Nya.
Pada hari ini, kita mendapat peneguhan dari Yohanes bahwa Allah yang kita imani adalah kasih. Dia mengasihi kita apa adanya dan kita juga memiliki panggilan untuk mengasihi sesama manusia. Ini adalah perintah baru dari Tuhan Yesus supaya kasih itu menjadi nyata dengan mengasihi Allah yang adalah kasih dan bahwa Dialah yang pertama mengasihi kita, dan kita mengasihi sesama manusia seperti kita mengasihi diri kita sendiri. Maka marilah kita mengasihi seperti Dia yang adalah kasih mengasihi kita.
P. John Laba, SDB