Hari Selasa, Oktaf Natal
Yoh 2:18-21
Mzm 96:1-2.11-12.13
Yoh 1:1-18
Memaknai waktu kehidupan
Ketika mengunjungi sebuah toko buku rohani, saya menemukan sebuah pembatas buku yang bagus. Pada pembatas buku itu terdapat kutipan perkatan Beata Theresia dari Kalkuta yang berbunyi: “Yesterday is gone. Tomorrow has not yet come. We have only today. Let us begin”. Saya mengamati dan membacanya lagi: “Hari kemarin telah berlalu. Hari esok belum tiba. Kita hanya punya hari ini maka marilah memulainya”. Kalimat-kalimat sederhana ini memang sangat inspiratif bagi saya. Banyak kali waktu itu berubah sangat cepat tetapi kita tetap juga berada di hari kemarin. Kita lupa bahwa kita seharusnya berada pada hari ini, sekarang ini bukan hari kemarin yang sudah berlalu atau hari esok yang belum tiba. Ini bukan juga berarti kita tidak perlu memiliki visi kehidupan. Visi itu tetaplah ada dan menjadi milik setiap orang dan haruslah mencapainya di masa depan. Fondasinya saat ini hendaknya kuat, seperti bangunan di atas wadas bukan pasir. Saya teringat pada Pericles salah seorang orator Yunani pernah berkata, “Waktu adalah penasihat yang paling bijaksana bagi seorang manusia”
Pada hari ini kita berada di hari penghujung tahun 2013. Hari ini menjadi hari istimewa karena menjadi hari terakhir di dalam tahun 2013. Dikatakan hari istimewa karena kita memiliki kesempatan untuk membuat evaluasi diri terhadap peluang-peluang yang pernah lewat di dalam kehidupan kita sepanjang tahun ini tetapi kita abaikan begitu saja. Kita juga melihat berapa kegagalan dan keberhasilan sebagai buah rahmat Tuhan sepanjang tahun 2013 untuk disyukuri. Banyak kali kita lupa diri sehingga hanya mengingat kegagalan saja tanpa melihat keberhasilan yang mungkin jauh lebih banyak dari pada kegagalan. Mari memeriksa hidup kita dan temukanlah keagungan dan keluhuran karya Tuhan di dalam dirimu.
Bacaan-bacaan Kitab Suci hari ini juga berbicara tentang waktu awal dan waktu akhir. Penginjil Yohanes dalam prolog Injilnya menulis bahwa pada awal mula adalah Firman. Firman itu ada bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. Di dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang bagi manusia. Kegelapan tidak memiliki kuasa untuk melawan terang. Jadi dari awal mula Tuhan sudah memiliki rencana untuk menyelamatkan manusia. Dengan hadirnya Yesus sebagai terang dunia maka janji Tuhan sungguh-sungguh digenapi. Ia menjadi daging dan tinggal bersama kita. Ini adalah hal yang luhur yang hanya bisa diterima dengan iman.
Penulis surat pertama Rasul Yohanes mengajak komunitas untuk menyadari bahwa waktu ini adalah waktu terakhir. Waktu terakhir itu ditandai dengan gejolak iman yang besar. Yohanes dalam perikop ini mau menyadarkan para murid Kristus supaya waspada terhadap munculnya sang antikristus. Ini adalah tanda nyata karena menurut Yohanes antikristus itu bukan berasal dari luar komunitas, tetapi berasal dari dalam komunitas sendiri. Kebersamaan di dalam komunitas bukanlah jaminan bahwa semua orang sehati dan sejiwa (cor unum et anima una). Ada saja anggota komunitas yang suka berbicara tentang orang lain daripada berbicara dengan orang yang mereka bicarakan. Ada juga anggota komunitas yang hanya melihat kelemahan-kelemahan sesama tanpa berusaha menegurnya. Lama kelamaan orang tersebut bisa menjadi antikristus karena tidak ada persekutuan di dalam dirinya dengan komunitas.
Apa yang harus kita lakukan? Penulis Surat Yohanes mengingatkan komunitasnya untuk berpegang teguh pada Roh Allah yang kudus. Roh Kudus sudah mengurapi setiap jemaat sehingga mereka dapat memiliki pengetahuan yang luas tentang kebenaran. Hidup dalam Roh akan menjadikan setiap orang layak menjadi anak-anak Allah yang kudus. Kesadaran ini akan tetap hidup di dalam setiap umat Tuhan ketika muncul kesadaran bahwa waktu ini adalah terakhir. Waktu untuk menguduskan diri bukan waktu untuk menjadikan diri antikristus.
Pada hari ini mari kita menghargai waktu kehidupan yakni waktu awal dan akhir. Yesus adalah Alfa dan Omega. Dialah yang tinggal di tengah-tengah kita dan menguduskan kita semua. Amen
Doa: Tuhan, bantulah kami untuk menghargai waktu-waktu kehidupan kami. Amen.
PJSDB