Food For Thought: Providentia Divina

Providentia Divina

Satu kata yang sebenarnya sangat menginspirasi kita semua di masa pandemi ini adalah kata “Providentia Divina” atau dalam Bahasa Indonesia kita sebut “Penyelenggaraan Ilahi”. Providentia Divina merupakan sebuah suasana batin di mana seorang manusia tidak mengandalkan dirinya sendiri melainkan mengandalkan kuasa Tuhan. Tuhanlah yang berkuasa, Dialah yang berkehendak bagi manusia. Manusia butuh patuh dan mengikuti kehendak Tuhan bukan kehendak dirinya sendiri. Orang yang memiliki keyakinan akan campur tangan Tuhan melalui penyelenggaraan ilahi tidak akan merasa ketakutan terhadap sesuatu apapun. Ia tetap menaruh seluruh harapannya kepada Tuhan. Ia percaya bahwa Tuhan akan memberi yang terbaik baginya, pada saat yang tepat.

Pada hari ini kita mendengar kisah Injil tentang Yesus yang mengajar para murid-Nya untuk membiasakan diri dengan berharap kepada Tuhan atau mengedepankan penyelenggaraan ilahi. Tuhan Yesus memanggil dan mengutus para murid-Nya untuk pergi berdua-dua dan menerima kuasa dari Tuhan Yesus untuk mengusir roh-roh jahat. Pada saat yang sama Ia mengingatkan mereka: “Jangan membawa apa-apa dalam perjalanan mereka, kecuali tongkat, rotipun jangan, bekalpun jangan, uang dalam ikat pinggangpun jangan, boleh memakai alas kaki, tetapi jangan memakai dua baju.” (Mrk 6:8-9).

Perhatikan perkataan Yesus kepada para murid untuk berharap kepada Penyelenggaraan ilahi dari Tuhan. Para utusan atau Rasul harus merasa diri sebagai orang merdeka, sehingga ketika mereka diutus Yesus, mereka siap untuk menanggung segala konsekuensinya. Misalnya mereka dianjurkan untuk tidak membawa apa-apa selama perjalanan. Mereka harus naik turun gunung, merasa lelah tetapi tidak memiliki beban untuk meneruskan perjalanan demi mewartakan Tuhan Yesus Kristus. Apapun yang terjadi, mereka selalu berusaha untuk maju dan mengatasi berbagai hambatan. Pikirkanlah para rasul ini: berjalan kemana-mana tanpa membawa bekal, uang dan tidak mamakai dua helai baju. Para rasul tetap setia melakukan tugasnya karena pengalaman kebersanaan dengan Yesus. Mereka patuh kepada Kristus sehingga setia melayani-Nya sampai tuntas.

Satu sikap yang ditunjukkan di sini adalah sikap lepas bebas. Para rasul diingatkan supaya berani melepaskan hal atau barang atau pribadi tertentu supaya lebih bebas dalam melayani Tuhan. Kemampuan untuk melepaskan atau meninggalkan segalanya supaya lebih merdeka dalam melayani Tuhan. Di saat yang sama, Penyelenggaraan Ilahi tetaplah menjadi kekuatan untuk berpasrah kepada Tuhan dan kehendak-Nya.

Kita semua mengharapkan Penyelenggaraan Ilahi dari Tuhan. Ini berarti tak henti-hentinya kita berharap pada pertolongan Tuhan. Di masa pandemi ini kata ‘Providentia Divina’ menjadi istilah yang tepat untuk diri kita dan sesama yang lainnya. Providentia Divina membantu kita untuk tetap mengarahkan hati dan pikiran kita kepada Tuhan.

Tuhan melindungi dan memberkati kita. Tetap berharap pada Penyelenggaraan Ilahi dari Tuhan. Tuhan memberkati kita semua,

P. John Laba, SDB