Berserah kepada Tuhan
Beberapa tahun yang lalu saya begitu terpesona dengan sebuah lagu yang dinyanyikan Bang Victor Hutabarat berjudul ‘Berserah kepada Yesus’. Ini salah satu bagian dari lirik lagunya: “Berserah kepada Yesus tubuh, roh dan jiwaku; kukasihi, kupercaya, kuikuti Dia t’rus. Aku berserah, aku berserah; kepadaMu, Jurus’lamat, aku berserah!” Apakah dalam masa pandemi ini kita benar-benar berserah kepada Tuhan Yesus Kristus? Apakah di dalam masa Prapaskah ini kita masih sempat berserah kepada Yesus? Kalau memang kita benar-benar berserah kepada Yesus maka butuh semangat untuk menata hidup kita dengan membangun sebuah pertobatan yang radikal.
Pada hari ini saya meluangkan waktu untuk melayani sakramen tobat bagi komunitas Pelayan belas kasih Allah Santo Leopold, kombas Lipo Utara. Saya merasa sangat diteguhkan oleh anggota komunitas ini sebab mereka datang ke rumah teduh di jalan Kalimantan sebagai keluarga. Orang tua dan anak-anak datang bersama untuk mengaku dosa dengan baik. Saya bangga dengan para orang tua yang dengan caranya sendiri menginspirasi anak-anaknya untuk mengaku dosa dengan baik. Saya boleh mengatakan bahwa keluarga-keluarga berserah kepada Tuhan melalui sakramen tobat. Saya kembali ke komunitas Don Bosco Tigaraksa dengan hati penuh sukacita dan dengan kenangan yang manis karena keluarga-keluarga yang datang untuk mengaku dosa, sebagai tanda berserah kepada Tuhan.
Dalam perjumpaan dengan saudari dan saudara di komunitas saya juga berkesempatan mendengar sharing-sharing yang sangat meneguhkan iman. Di dalam masa pandemi ini ada banyak pengalaman yang berat yang dialami secara pribadi dan sebagai keluarga. Namun demikian ada satu hal indah yang tersembunyi yakni sikap berserah kepada Tuhan. Saya lalu mengingat nabi Yeremia. Dia mengalami berbagai kesulitan laksana pandemi namun ia tetap berserah kepada Tuhan. Ia bersaksi: “Tetapi, Tuhan semesta alam, yang menghakimi dengan adil, yang menguji batin dan hati, biarlah aku melihat pembalasan-Mu terhadap mereka, sebab kepada-Mulah kuserahkan perkaraku.” (Yer 11:20). Nabi Yeremia tidak mengandalkan dirinya tetapi mengandalkan Tuhan dengan berserah kepada-Nya. Tuhan Yesus mengalami ancaman pembunuhan dan pada akhirnya Ia juga dihukum mati. Namun Tuhan Yesus berserah kepada Bapa. Ia bahkan berkata: “Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku.” (Luk 23:46).
Mari kita berserah kepada Tuhan. Salam dan berkat Tuhan.
P. John Laba, SDB