Kami ingin bertemu dengan Yesus!
Saya selalu ingat sharing seorang misionaris di tanah misi. Pada suatu saat ia mengunjungi umat di sebuah dusun. Ketika ia berjalan kaki menuju ke rumah sebuah keluarga, sang bapak selaku kepala keluarga itu berteriak: “Tuhan Yesus datang mengunjungi kita.” Sang romo misionaris merasa kaget ketika mendengar teriakan itu. Ia berkeringat dingin karena dianggap sebagai Tuhan Yesus yang datang mengunjungi umat. Serentak orang-orang yang mendengar teriakan itu datang ke rumah itu karena ingin bertemu dengan Tuhan Yesus. Ini menjadi saat awal romo itu mendirikan stasi misionaris. Ini menjadi sebuah perjumpaan bersejarah dan penuh makna bagi stasi itu.
Saya mendengar sambil membayangkan situasi di tanah misi yang sangat mirip dengan orang-orang Yunani yang datang hendak berjumpa dengan Yesus. Inilah kesaksian Yohanes dalam Injil: “Di antara mereka yang berangkat untuk beribadah pada hari raya itu, terdapat beberapa orang Yunani. Orang-orang itu pergi kepada Filipus, yang berasal dari Betsaida di Galilea, lalu berkata kepadanya: “Tuan, kami ingin bertemu dengan Yesus.” Filipus pergi memberitahukannya kepada Andreas; Andreas dan Filipus menyampaikannya pula kepada Yesus.” (Yoh 12:20-22). Orang-orang Yunani sudah lama mendengar tentang Yesus dan mereka ingin bertemu secara langsung dengan-Nya. Perhatikan lintas komunikasi yang ada: Orang Yunani datang mendekati Filipus, Filipus meneruskan komunikasi ini kepada Andreas. Andreas tidak pergi sendirian tetapi bersama Filipus pergi berjumpa dengan Yesus. Lintas komunikasi ini sangat bermakna. Orang Yunani yang sangat mengandalkan aspek kognitif ini membutuhkan pertolongan para murid untuk bertemu dengan Yesus. Filipus tidak mengandalkan dirinya, dia membutuhkan Andreas untuk berjumpa dengan Yesus sambil mengutarakan maksud kedatangan orang Yunani yakni untuk bertemu dengan Yesus. Ini menjadi kesaksian yang benar karena dua orang hadir untuk bersaksi di hadapan Yesus.
Masa Prapaskah menjadi kesempatan bagi kita untuk menjadi serupa dengan orang-orang Yunani yang ingin bertemu dengan Yesus. Untuk bertemu dengan Yesus butuh orang-orang yang tepat untuk membimbing dan mengantar. Ada orang yang hanya bisa mengantar kepada dirinya supaya menjadi lebih popular. Ada yang mengantar sesama kepada Yesus, tinggal bersama dan bertumbuh bersama Yesus. Nah, kira-kira kita berada di posisi yang mana? Apakah kita mengantar orang untuk datang kepada diri kita dan nama kita menjadi semakin besar atau kita mengantar sesama untuk mengenal dan mencintai Yesus lebih dalam lagi? Bagi saya, ini adalah sebuah aspek misioner yang luar biasa. Kita semua memiliki tugas dan tanggung jawab untuk menjadi Filipus dan Andreas masa kini mengantar sesama kepada Yesus, mengenal-Nya lebih dalam dan menjadi bagian dari hidup Yesus.
Untuk mengantar sesama kepada Yesus maka kita butuh pertobatan radikal. Kita harus bertobat supaya lebih leluasa mengimani dan mengantar sesama kepada Yesus. Tanpa semangat untuk bertobat maka kita tidak dapat bersaksi dan mengantar sesama kepada Yesus. Dampak lanjutnya adalah tak seorang pun akan datang dan meminta kita untuk mengantarnya kepada Yesus.
Tuhan memberkatimu.
P. John Laba, SDB