Tuhan itu baik dan benar!
Pada siang hari ini saya sangat tersentuh oleh doa Raja Daud di hadirat Tuhan Allah. Inilah kalimat doanya: “Tuhan itu baik dan benar; sebab itu Ia menunjukkan jalan kepada orang yang sesat. Ia membimbing orang-orang yang rendah hati menurut hukum, dan Ia mengajarkan jalan-Nya kepada orang-orang yang rendah hati.” (Mzm 25:8-9). Beberapa kali saya mengulangi perkataan ini: “Tuhan itu baik dan benar”. Raja Daud seakan sedang memberi kesaksian hidup pribadinya kepada kita. Ia juga banyak kali tersesat dan tidak mengikuti jalan Tuhan. Dia memiliki sisi-sisi kegelapan yang menjauhkannya dari Tuhan. Di saat seperti itu, ia sadar diri dan mengakui bahwa Tuhan itu baik dan benar. Raja Daud adalah kita yang saat ini sedang membaca dan merenungkan doanya. Tuhan membimbing orang-orang rendah hati dan mengajarkan jalan-Nya kepada mereka. Hanya orang yang rendah hati di hadapan Tuhan akan merasakan dirinya sebagai orang berdosa dan membutuhkan Tuhan. Hanya orang-orang yang rendah hati akan siap untuk membangun pertobatan sejati.
Tuhan itu baik dan benar! Ia selalu berjalan di dalam lorong-lorong kehidupan kita untuk menyadarkan kita sebagai orang yang tidak sempurna supaya berubah menjadi sempurna. Bayangkan saja saat-saat kita berada jauh dari Tuhan, betapa cepatnya kita mengadili Tuhan bahwa Dia sudah lupa, Dia tidak mengingat-ingat diri kita yang sangat membutuhkan-Nya. Di masa pandemi ini banyak di anara kita duduk sambil mengeluh kepada Tuhan dan sesama kita. Lihatlah betapa rapuhnya hidup kita karena kita mudah melupakan kasih dan kebaikan Tuhan.
Tuhan itu baik dan benar! Saya mengingat sosok Tobit dan Sara di dalam Kitab Tobit (3:1-11a,16-17a). Ketika itu Tobit sedang bersedih hati, mengeluh dan menagis dan berpasrah kepada Tuhan. Ia memohon supaya Tuhan menunjukkan keadilan kepadanya. Sara, putri Raguel dari kota Ekbatana di negeri Media mengalami penghinaan dari pelayan perempuan ayahnya. Dia konon dikuasai Asmodeus setan jahat yang membunuh tujuh orang laki-laki yang menikahi Sara. Sebab itu Sara kecewa karena pelayan perempuan ayahnya menganggap bahwa dialah yang membunuh ketujuh suaminya itu. Dalam situasi ini, baik Tobit maupun Sara berdoa di hadapan kemuliaan Tuhan. Tuhan pun mengutus Malaikat Rafael untuk menyembuhkan Tobit sehingga ia pun sembuh total, demikian pun Sara menjadi sembuh dan menikah dengan Tobia, putra Tobit. Kisah ini menunjukkan betapa Tuhan itu baik dan benar bagi manusia yang rendah hati dan berharap kepada-Nya.
Hal yang penting di sini adalah bagaimana manusia seharusnya hidup di hadirat Tuhan. Tobit dan Sara memiliki kebajikan kerendahan hati di hadapan Tuhan dan harapan besar bahwa Tuhan melakukan segala-galanya bagi hidup mereka. Kita juga tidak berbeda dengan Tobit dan Sara. Kita memiliki aneka persoalan di dalam hidup ini. Kita tidak dapat menyelesaikannya dengan kekuatan diri sendiri. Kita membutuhkan Tuhan yang baik dan benar. Dia melakukannya secara sempurna di dalam hidup kita. Maka janganlah terlalu mengandalkan dirimu, andalkanlah Tuhan. Pertolongannya selalu datang tepat pada waktunya.
Semoga menjadi berkat bagi kita semua.
P. John Laba, SDB