Tuhan yang tidak pernah nge-‘prank’ manusia!
Satu kata yang sedang viral dalam masyarakat kita saat ini adalah kata ‘prank’. Dengan menyebut kata prank ini, pikiran kita tertuju kepada sebuah istilah dalam Bahasa Inggris yakni ‘practical jokes’ atau humor praktis. Dari segi etimologinya, istilah “practical jokes” digunakan untuk pertama kali sekitar 1804. Sebelumnya orang hanya menyebutnya handicraft joke. Kata prank juga dikaitkan dengan April Mop atau April Fools Day. Makna prank semakin meluas dan orang-orang masa kini memaknakan kata prank ini dengan kebohongan pribadi dan kebohongan publik. Contoh-contoh prank saat ini yang sedang viral adalah janji dana 2T rupiah dari keluarga almarhum Akidi Tio. Hingga tulisan ini saya siapkan, belum ada kejelasan apakah dana 2T rupiah yang dijajnikan di depan public itu akan cair sesuai dengan jumlah yang ada atau tidak. Namun banyak orang mengatakan bahwa ini adalah sebuah prank yang menggemparkan nusantara di masa pandemi ini. Alasannya adalah karena banyak orang yang ‘berpangkat’ juga menjadi korban prank keluarga ini. Tentu saja kita yang tidak terlibat dalam peristiwa semacam ini merasa kesal, ada yang malu dengan kebodohan dirinya sendiri karena sempat mengagumi dan mempercayainya. Banyak orang mengalami kebodohan karena prank.
Memang ada saja manusia yang tidak merasa malu dan merasa bersalah untuk nge-prank sesamanya. Manusia bisa saling nge-prank satu sama lain meskipun itu hal kecil saja. Ia akan mencari-cari alasan untuk menutupi prank yang tidak jauh berbeda dengan semacam keborokan dalam hidunya. Sebenarnya orang harus sadar diri bahwa nge-prank seorang saudara itu sama seperti nge-prank diri kita sendiri. Dan satu hal yang selalu terjadi adalah manusia selalu merasa dirinya sempurna, padahal hanya Tuhan saja yang sempurna adanya. Dia suda nge-prank tetapi masih mencari-cari alasan untuk membenarkan diri. Hanya Tuhan saja yang tidak pernah nge-prank manusia ciptaan-Nya itu. Segala sesuatu yang dijanjikan Tuhan pasti akan dipenuhi dan selalu tepat pada waktunya. Tuhan boleh sabar namun manusia tidak pernah sabar dengan dirinya dan dengan sesamanya. Manusia boleh jatuh berkali-kali ke dalam dosa, namun Tuhan berusaha untuk mengangkatnya, membebaskan dan menunjukkan kerahiman-Nya yang tiada batasnya. Maka hanya Tuhan yang tidak pernah nge-prank manusia, manusia malah berkali-kali saling nge-prank satu sama lain.
Nah, pertanyaannya adalah apakah benar bahwa Tuhan tidak pernah nge-prank manusia? Jawabannya adalah ya! Tuhan tidak pernah nge-prank manusia. Kalau kita membaca Kitab Suci Perjanjian Lama, kita akan menemukan betapa Tuhan itu murah hati, maharahim, dan tidak pernah ingkar janji. Misalnya, orang-orang Israel pernah mengembara di padang gurun menuju ke tanah Kanaan. Sebelum mereka masuk ke tanah terjanji, satu hal yang harus mereka lakukan yakni mengutus orang-orang tertentu untuk melakukan semacam survey tentang tanah yang dijanjikan Tuhan. Hasil survey setelah empat puluh hari memang menarik, yakni semua yang dikatakan Tuhan itu benar. Inilah kesaksian mereka: “Kami sudah masuk ke negeri, ke mana kausuruh kami, dan memang negeri itu berlimpah-limpah susu dan madunya, dan inilah hasilnya.” (Bil 13:27). Mereka juga menggambarkan kondisi suku bangsa yang mendiami tanah terjanji.
Satu hal yang muncul dalam kisah ‘survey’ empat puluh hari ini adalah muncul prank baru. Bangsa Israel saling nge-prank satu sama lain. Misalnya, ketika para utusan itu mengatakan bahwa bangsa-bangsa yang mendiami tanah yang dijanjikan Tuhan itu besar dan kuat. Dikatakan: “Bangsa yang diam di negeri itu kuat-kuat dan kota-kotanya berkubu dan sangat besar, juga keturunan Enak telah kami lihat di sana.” (Bil 13:28). Inilah prank yang membuat bangsa Israel takut dan bersungut-sungut kepada Tuhan: “Juga mereka menyampaikan kepada orang Israel kabar busuk tentang negeri yang diintai mereka, dengan berkata: “Negeri yang telah kami lalui untuk diintai adalah suatu negeri yang memakan penduduknya, dan semua orang yang kami lihat di sana adalah orang-orang yang tinggi-tinggi perawakannya. Juga kami lihat di sana orang-orang raksasa, orang Enak yang berasal dari orang-orang raksasa, dan kami lihat diri kami seperti belalang, dan demikian juga mereka terhadap kami.” (Bil 13:32-33).
Janji Tuhan dalam dunia Perjanjian Lama untuk menyelamatkan manusia menjadi kenyataan dalam dunia Perjanjian Baru. Dia bahkan mengutus Anaknya yang Tunggal karena kasih setia-Nya. Tuhan Yesus sendiri berkata kepada Nikodemus: “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia.” (Yoh 3:16-17). Tuhan Yesus adalah kasih Allah yang sempurna, pemenuhan janji kasih-Nya yang akan menganugerahkan penebusan berlimpah dengan diri-Nya sendiri. Dialah yang mengurbankan diri-Nya bagi keselamatan kita semua. Tuhan Yesus sendiri tidak pernah nge-prank para murid-Nya dan tidak mengajarkan kita untuk saling nge-prank satu sama lain.
Saling nge-prank satu sama lain merupakan tanda bahwa orang itu belum memiliki iman yang cukup kepada Tuhan. Tuhan sendiri tetap menunjukkan kodrat-Nya sebagai Maharahim dan suka mengampuni. Ia tidak menghitung dosa-dosa tetapi melihat iman manusia dan menunjukkan pengampunan berlimpah. Hanya saja manusia tidak menyadari kasih dan kerahiman Tuhan sehingga saling prangk satu sama lain tetap mandarah daging. Kita perlu berubah dan keluar dari belenggu prank yang tidak manusiawi dan tidak berguna ini. Selalu melakukan prank atau melakukan kebohongan public menunjukkan bahwa orang itu tidak sungguh manusiawi dalam hidupnya.
P. John Laba, SDB