Hari Rabu Masa Natal
1Yoh. 3:7-10
Mzm. 98:1,7-8,9
Yoh. 1:35-42
Lahir dari Allah
Salah satu episode di dalam Injil Yohanes yang dapat membuat kita merenung bersama adalah kisah percakapan Yesus dan Nikodemus (Yoh 3: 1-21). Nikodemus adalah seorang Farisi dan pemimpin agama Yahudi. Ia datang pada malam hari dan mengakui imannya kepada Yesus. Ia berkata: “Rabi, kami tahu, bahwa Engkau datang sebagai guru yang diutus Allah; sebab tidak ada seorangpun yang dapat mengadakan tanda-tanda yang Engkau adakan itu, jika Allah tidak menyertainya.” (Yoh 3:2). Tuhan Yesus tidak mudah tergiur dengan pujian manusia. Ia malah memberikan sebuah komentar kepada Nikodemus: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah.” (Yoh 3:3).
Perkataan Yesus ini mengherankan dan membingungkan Nikodemus. Ia balik bertanya kepada Yesus: “Bagaimanakah mungkin seorang dilahirkan, kalau ia sudah tua? Dapatkah ia masuk kembali ke dalam rahim ibunya dan dilahirkan lagi?” (Yoh 3:4). Tuhan Yesus memandang Nikodemus yang sedang kebingungan sambil berkata: “Sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh. Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali. Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh.” (Yoh 3: 5-8).
Nikodemus seorang yang bukan hanya seorang Farisi dan pemimpin agama Yahudi, dia juga seorang pengajar Israel namun ia belum mengerti akan semua hal yang disampaikan Tuhan Yesus dalam dialog ini. Hal ini karena sebagai manusia Nikodemus dan kebanyakan orang Yahudi lainnya belum menerima kesaksian Yesus dan belum percaya sepenuhnya kepada Yesus. Mereka memang mempunya mata tetapi tidak melihat, mempunyai telinga tetapi tidak mendengar dan mempunya mulut tetapi tidak bisa berbicara tentang kebenaran. Orang-orang pada masa itu terlalu bertegar hati dan egois sehingga tidak memiliki tempat bagi Yesus. Mereka tetap berbuat dosa dan berasal dari iblis bukan berasal dari Tuhan.
Pengalaman Nikodemus membantu kita untuk merenung perkataan Yohanes dalam bacaan pertama. Yohanes mengingatkan para murid atau anggota komunitasnya supaya jangan membuka ruang bagi kaum penyesat untuk menyesatkan mereka. Mereka harus tetap berjuang untuk berbuat kebenaran karena iman mereka kepada Kristus yang adalah Jalan, Kebenaran dan Hidup (Yoh 14:6; 1Yoh 3:7). Hanya Yesus saja yang menjadi Kebenaran sejati dapat melenyapkan dan membinasakan perbuatan-perbuatan iblis. Sebab itu kita semua dipanggil untuk melakukan mengikuti Yesus sang Kebenaran untuk ikut menghancurkan perbuatan iblis di dunia ini bukan terlibat dalam perbuatan iblis.
Apa yang harus kita lakukan sebagai pengikut Kristus untuk benar-benar lahir dari Allah?
Pertama, orang yang lahir dari Allah akan berusaha untuk hidup sebagai Anak Allah. Orang yang hidup sebagai Anak Allah dengan sendirinya akan berusaha untuk tidak berbuat dosa lagi. Kita mengingat sakramen tobat di dalam Gereja. Para Bapa pengakuan dosa selalu mengatakan: “Jangan berbuat dosa lagi”, “Jangan mengulangi dosa yang sama”, “Berhentilah dari kebiasaan dosamu!” Namun semua perkataan ini tidak banyak digubris oleh orang yang mengakui dosa. Mereka selalu mengulangi dosa yang sama. Nah, bagaimana anda bisa lahir dari Allah kalau selalu mengulangi dosa yang sama? Ingat: “Benih ilahi tetap ada di dalam dirimu, tidak hilang!”
Kedua, Orang berusaha untuk mengasihi Tuhan dan sesamanya. Orang yang menjadi bagian dari iblis tidak melakukan kebenaran tetapi melakukan dosa. Maka sangat logis ketika Yohanes mengatakan bahwa orang yang tidak berbuat kebenaran pastinya tidak berasal dari Allah tetapi dari iblis, orang yang tidak mengasihi bukan berasal dari Allah tetapi dari iblis. Mengapa? Karena Allah adalah kasih!.
Pada hari ini kita perlu berusaha untuk lahir dari Allah? Bagaimana caranya? Kita perlu bertobat, semakin banyak mengasihi dan berbuat baik kepada orang lain. Hanya dengan memiliki kemampuan untuk mengasihi maka ortang itu akan sungguh-sungguh menjadi anak Allah. Nah, apakah anda lahir dari Allah? Apakah anda juga anak Allah?
P. John Laba, SDB