Homili 6 Februari 2023 – St. Paulus Miki dan teman-temannya

Peringatan Wajib St. Paulus Miki
Kej. 1:1-19
Mzm. 104:1-2a,5-6,10,12,24,35c
Mrk. 6:53-56

Cloak Tassels Effect

Pada hari ini kita mengenang Santo Paulus Miki dan kawan-kawannya sebagai martir di Jepang. Beliau sendiri adalah salah seorang kudus berdarah biru dari Jepang, meskipun dia juga menumpahkan darah merahnya karena kasihnya kepada Tuhan Yesus Kristus. Hal ini karena orang tuanya merupakan bangsawan militer Jepang yang sudah menjadi pengikut Kristus. Ia tertarik oleh kehidupan rohani sehingga bersedia untuk dididik oleh para Yesuit. Ia menjadi seorang Katekis dan Penginjil yang hebat. Pada masa pemerintahan Hideyoshi, Paulus Miki bersama enam biarawan Fransiskan, tiga orang katekis Yesuit Jepang dan tujuh belas awam Katolik dan anak-anak ditangkap lalu dihukum mati di luar kota Nagasaki pada tanggal 5 Februari 1597. Mereka semua disalibkan dengan tragis. Tubuh mereka juga ditombaki. Dalam keadaan menderita, Paulus Miki tersalib itu tetap menguatkan saudara-saudaranya untuk bertahan dalam iman kristiani. Darah para martir menjadi benih yang subur untuk iman Kristiani di Jepang hingga saat ini. Kita patut mendoakan Gereja di Jepang untuk terus menjadi garam dan terang bagi banyak orang di negeri itu.

Menjelang tahun politik 2024 kita sering mendengar sebuah istilah yang lagi viral di mana-mana yakni: “Ekor jas atau pengaruh ekor jas atau efek ekor jas (coat-tail effect). Ini merupakan sebuah istilah umum yang merujuk kepada hasil yang diraih oleh suatu pihak dengan cara melibatkan tokoh penting yang terkenal, baik langsung maupun tidak langsung, melalui suatu perhelatan. Dalam psikologi politik, efek ekor jas merupakan pengaruh figur atau tokoh dalam meningkatkan suara partai peserta pemilu. Pengaruh lebih partai politik akan mendapatkan limpahan suara dalam pemilihan umum anggota legislatif bila mencalonkan tokoh atau figur yang populer serta memiliki elektabilitas yang tinggi. Partai-partai politik mengharpkan pengarug ekor jas.

Penginjil Markus hari ini memberikan kepada kita kisah tentang pengaruh ekor jubah Yesus. Dikisahkan bahwa pada suatu hari Tuhan Yesus dan para murid-Nya mendarat dan berlabuh di kota Genesaret. Banyak orang mengenal Yesus dan para murid-Nya. Mereka membawa kepada Yesus begitu banyak orang sakit dari desa-desa dan kota-kota, dengan di letakkan di atas tilam untuk mendapat penyembuhan dari Tuhan Yesus. Ada juga orang sakit yang diletakkan di pasar-pasar dan memohon penyembuhan dari Tuhan Yesus. Dan ada hal yang unik di sini: “Ke manapun Ia pergi, ke desa-desa, ke kota-kota, atau ke kampung-kampung, orang meletakkan orang-orang sakit di pasar dan memohon kepada-Nya, supaya mereka diperkenankan hanya menjamah jumbai jubah-Nya saja. Dan semua orang yang menjamah-Nya menjadi sembuh.” (Mrk 6:56). Lihatklah bahwa efek jumbai jubah (cloak tassel effect) Tuhan Yesus memiliki daya menyembuhkan yang keluar dari dalam diri Yesus sendiri. Banyak orang mengalami penyembuhan gratis karena cloak tassel effect dari Tuhan Yesus.

Ada juga peristiwa lain dalam Injil di mana efek jumbai jubah Yesus juga memiliki daya penyembuhan yang keluar dari tubuh Yesus. Ketika itu ada seorang Wanita yang sudah mengalami pendarahan selama dua belas tahun mengalami kesembuhan. Ia berkata: ”Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh.” (Mrk 5:28). Wanita tanpa nama yang mengalami pendarahan ini mengalami keselamatan karena dia percaya pada kuasa Yesus untuk menyembuhkan. Mukjizat-mukjizat penyembuhan unik karena cloak tassel effect ini merupakan ungkapan kasih Tuhan kepada semua orang yang membutuhkan keselamatan.

Dalam bacaan pertama kita mendengar kisah penciptaan bumi dan isinya dalam Kitab Kejadian dari hari pertama sampai hari keempat. Perhatikan urutan kisah penciptaannya: Hari pertama, Tuhan menciptakan bumi di mana bumi masih dalam keadaan kosong dan belum ada kehidupan di dalamnya (Kejadian 1: 1–5). Hari kedua Tuhan menciptakan cakrawala yang juga masih dalam keadaan kosong dan belum ada benda-benda langit di dalamnya (Kejadian 1: 6–8). Hari ketiga, Tuhan menciptakan daratan yang meliputi benua, pulau, dan gunung-gunung. Di hari yang sama, Tuhan juga menciptakan lautan dan tumbuhan(Kejadian 1: 9–13). Hari keempat, Tuhan menciptakan benda-benda langit, yaitu matahari, bulan, dan bintang-bintang (Kejadian 1: 14–19).

Apa yang hendak Tuhan katakan kepada kita pada hari ini?

Pertama, Tuhan menjadikan segala sesuatu baik adanya. Semuanya indah dan teratur sesuai rencana dan kehendak-Nya. Namun semua keteraturan ini nantinya akan runtuh karena dosa manusia pertama dan keturunannya. Maka kita melihat ada transformasi dari keharmonisan, keteraturan menjadi ketidakharmonisan dan ketidakteraturan.

Kedua, Tuhan Yesus datang kedunia untuk menata kembali keharmonisan atau pendamaian antara Bapa dan dunia dalam diri Yesus Kristus. Tuhan Yesus Kristus adalah damai kita (Ef 2:14). Pengalaman keharmonisan dilakukan Yesus ketika Dia menyembuhkan begitu banyak orang sakit di daerah Genasaret. Orang-orang sakit boleh dikatakan berekonsiliasi dengan Tuhan sendiri. Tuhan meniadi segalanya bagi mereka.

Ketiga, para martir yakni Santo Paulus Miki dan kawan-kawan sudah ikut membangun keharmonisan melalu kemartiran mereka di Jepang. Darah mereka adalah benih subur bagi kehidupan Gereja kita.

St. Paulus Miki dan kawan-kawannya, doakanlah kami. Amen.

P. John Laba, SDB