Hari Rabu, Pekan Biasa ke-XIIIA
Kej. 21:5,8-20
Mzm. 34:7-8,10-11,12-13
Mat. 8:28-34
Lectio:
“Pada suatu hari Yesus menyeberang Danau Genesaret dan tiba di daerah orang Gadara. Maka datanglah dari pekuburan dua orang yang kerasukan setan menemui Yesus. Mereka sangat berbahaya, sehingga tidak seorangpun yang berani melalui jalan itu. Dan mereka itupun berteriak, katanya: “Apa urusan-Mu dengan kami, hai Anak Allah? Adakah Engkau ke mari untuk menyiksa kami sebelum waktunya?” Tidak jauh dari mereka itu sejumlah besar babi sedang mencari makan. Maka setan-setan itu meminta kepada-Nya, katanya: “Jika Engkau mengusir kami, suruhlah kami pindah ke dalam kawanan babi itu.” Yesus berkata kepada mereka: “Pergilah!” Lalu keluarlah mereka dan masuk ke dalam babi-babi itu. Maka terjunlah seluruh kawanan babi itu dari tepi jurang ke dalam danau dan mati di dalam air. Maka larilah penjaga-penjaga babi itu dan setibanya di kota, diceriterakannyalah segala sesuatu, juga tentang orang-orang yang kerasukan setan itu. Maka keluarlah seluruh kota mendapatkan Yesus dan setelah mereka berjumpa dengan Dia, merekapun mendesak, supaya Ia meninggalkan daerah mereka.” Demikianlah Sabda Tuhan. Syukur kepada Allah.
Renungan:
Berani melawan Yesus?
Banyak di antara kita yang sudah menonton Film berjudul ‘The Pope Exorcist’. Film yang di sutradarai oleh Julius Avery ini menampilkan sosok actor berkebangsaan Selandia Baru Russell Crowe sebagai Pastor Gabrielle Amorth. Terilhami catatan pengalaman nyata dari Pastur Gabriele Amorth, kepala pengusir setan dari Vatikan, ‘The Popes Exorcist’ mengisahkan Pastur Amorth saat menyelidiki kasus kerasukan setan menakutkan yang dialami seorang anak laki-laki, hingga kemudian membawanya menemukan sebuah konspirasi ratusan tahun sebelumnya yang selama ini berusaha dirahasiakan oleh pihak Vatikan. Cukup menakutkan, menegangkan saat menonton film ‘The Popes Exorcist’ ini. Terlepas dari kritikan terhadap film ini, saya mengapresiasinya dari segi artisitiknya dan juga memiliki efek visual yang canggih. Dengan hanya menoton filmnya di masa modern ini saja menimbulkan ketegangan psikologis tertentu, apalagi kalau kita melihatnya atau mengalami secara langsung.
Mari kita Kembali ke Sabda Tuhan. Sebagaimana kita ketahui bahwa basis pelayanan Yesus di sekitar Danau Genesaret atau Danau Galilea adalah Kapernaum. Pada hari ini, kita mendengar kisah perjalanan Tuhan Yesus yang menyeberang Danau Genesaret dan tiba di daerah orang Gadara. Jarak antara Danau Genesaret dan Gadara adalah sekitar 6 mil atau 5 mil dari Kapernaum. Sekarang ini Gadara disebut Hamat Gader atau Umm Qais. Ketika tiba di tempat itu Yesus berjumpa dengan dua orang, tanpa nama yang kerasukan setan. Mereka sangat berbahaya, menakutkan. Orang yang kerasukan setan berbicara dengan Yesus sambil berteriak. Ini sebenarnya mencerminkan ketakutan mereka di hadapan Yesus. Mereka bertanya: “Apa urusan-Mu dengan kami, hai Anak Allah? Adakah Engkau ke mari untuk menyiksa kami sebelum waktunya?” Setan-setan ini adalah Legion, mereka begitu kuat, namun takluk di hadapan Yesus. Legion itu bukan kekuatan kecil. Ini sama dengan sebuah pasukan yang beranggotakan 6000 prajurit. Orang-orang Palestina memang sering dikepung oleh pasukan baik manusia maupun makhluk gaib yang menimbulkan terror kepada mereka.
Apa yang terjadi?
Penginjil Matius menceritakan bahwa setan-setan itu ketakutan dan meminta supaya kalau Tuhan Yesus mau mengusir mereka, biarlah melalui kawanan babi yang ada. Yesus mengusir setan-setan itu dan mereka semua masuk ke dalam kawanan babi lalu mereka semua terjun ke dalam jurang yang berdekatan dengan danau Genesaret. Tentu saja semua orang menjadi kaget dan takjub pada kuasa Yesus.
Kisah Injil ini menunjukkan betapa Tuhan Yesus menunjukkan kuasa-Nya yang luar biasa. Tidak ada kekuatan apapun yang dapat menahan kuasa dan otoritas Tuhan Yesus Kristus. Lihatlah bahwa kekuatan destruktif setan-setan ternyata begitu lemah ketika berada di hadapan Yesus karena mereka bertekuk lutut di kaki Yesus dan memohon belas kasihan dan pembebasan. Kalau kita membaca Injil Lukas dikatakan: “Ketika ia melihat Yesus, ia berteriak lalu tersungkur di hadapan-Nya dan berkata dengan suara keras: ”Apa urusan-Mu dengan aku, hai Yesus Anak Allah Yang Mahatinggi? Aku memohon kepada-Mu, supaya Engkau jangan menyiksa aku.” (Luk 8:28).
Tuhan penuh kuasa. Dalam Kitab Mazmur kita membaca: “Walau seribu orang rebah di sisimu, dan sepuluh ribu di sebelah kananmu, tetapi itu tidak akan menimpamu. Engkau hanya menontonnya dengan matamu sendiri dan melihat pembalasan terhadap orang-orang fasik. Sebab TUHAN ialah tempat perlindunganmu, Yang Mahatinggi telah kaubuat tempat perteduhanmu.” (Mzm 91.7-9).
Apa yang kita pelajari dari Tuhan Yesus?
Tuhan Yesus merasa kasihan dengan orang-orang yang kerasukan setan dan roh-roh jahat. Dia menunjukkan kuasa dan kasih-Nya kepada manusia yang membutuhkannya. Tuhan Yesus juga membebaskan kita dari segala yang jahat, yang masih mengikat kita dan menjauhkan kita dari kasih Allah. Nah, apakah anda berani melawan Yesus? Apakah kita semua bisa bersedia untuk berpisah dengan ikatan-ikatan kejahatan di dalam diri kita? Beranikah orang Katolik melepaskan jimat dan sejenisnya dari dalam tubuhnya? Yesus ada satu-satunya Penyelamat. Segala makhluk bertekuk lutut di hadirat-Nya dan Dia menjadi Tuhan atas segalanya.
Doa: Tuhan Yesus Kristus, Engkau sungguh luar biasa. Segala kejahatan Engkau hancurkan, bahkan orang mati pun Engkau bangkitkan. Semoga Engkau mengeluarkan kejahatan-kejahatan dalam pikiran, perkataan dan perbuatan kami. Bunda Maria doakanlah kami yang berdosa ini, sekarang dan waktu kami mati. Amen.
P. John Laba, SDB