Hari Rabu, Pekan Biasa ke-XVII
Kel. 34:29-35
Mzm. 99:5,6,7,9
Mat. 13:44-46
Lectio:
“Hal Kerajaan Sorga itu seumpama harta yang terpendam di ladang, yang ditemukan orang, lalu dipendamkannya lagi. Oleh sebab sukacitanya pergilah ia menjual seluruh miliknya lalu membeli ladang itu. Demikian pula hal Kerajaan Sorga itu seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah. Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, iapun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu.”
Demikianlah Sabda Tuhan. Syukur Kepada Allah.
Renungan:
Kerajaan Sorga itu sangat berharga dan indah!
Selama beberapa hari terakhir ini kita membaca Injil Matius Bab ke-13. Dalam Bab ini kita menemukan ada tujuh perumpamaan dari Tuhan Yesus tentang Kerajaan Sorga: (a) perumpamaan tentang seorang penabur (Mat 13:1-23). (b) perumpamaan tentang lalang di antara gandum (Mat 13:24-30), (c) perumpamaan tentang biji sesawi (Mat 13: 31-32), (d) perumpamaan tentang ragi (Mat 13:33), (e) perumpamaan tentang harta terpendam (Mat 13: 44), (f) perumpamaan tentang mutiara yang indah (Mat 13:45-46), (g) perumpamaan tentang pukat (Mat 13:47-48). Pada hari ini kita mendengar perumpamaan kelima dan keenam dari Injil Matius tentang Kerajaan Surga. Dan lihatlah betapa berharga dan indahnya Kerajaan Sorga sebagaimana digambarkan oleh Penginjil Matius ini.
Istilah “Kerajaan Sorga” digunakan oleh Penginjil Matius untuk maksud atau mengacu kepada Sorga atau kehidupan Roh bersama Allah yang kekal (Mat. 7:21; 8:11), sementara “Kerajaan Allah” mengacu kepada otoritas dan kualitas rohani yang alkitabiah (Matius 6:33; 12:28). Dalam bacaan Injil hari ini, Tuhan Yesus mengumpamakan bahwa hal Kerajaan Sorga itu seumpama seorang yang menemukan harta yang terpendam di dalam tanah. Dia tidak dengan serakah dan langsung mengambil harta terpendam itu, namun dia malah dengan penuh sukacita pergi dan menjual segala miliknya kemudian dia berusaha untuk membeli ladang itu.
Perlu kita ketahui bahwa dahulu di Palestina, orang takut dengan para pencuri maka mereka selalu berusaha untuk menggali lubang dan menyimpan hartanya di dalam tanah yakni di dalam rumah atau di kebun. Kadang ada sanak keluarga yang mengetahuinya, tetapi kadang tidak diketahui oleh sanak keluarga bahkan hingga saat sanak keluarga yang menyembunyikan hartanya itu meninggal dunia. Maka wajarlah kalau ada orang yang ketika mengerjakan kebun dan ia menemukan harta terpendam itu. Orang pasti bergembira menemukan harta itu namun dia tidak serakah atau tamak sehingga langsung mengambilnya.
Diceritakan bahwa orang ‘menemukan’ mempunyai konotasi secara tidak sengaja atau tiba-tiba orang itu menemukannya di dalam tanah. Lihatlah bahwa seseorang dapat saja menemukan harta terpendam melalui kejadian-kejadian yang tidak disangka-sangka, misalnya ketika seseorang berada dalam penderitaan dan kemalangan, ia menemukan makna hidup dan Kristus; dia tiba-tiba bisa merasa kosong dalam hidup, yang menuntun pada penemuan jati diri melalui Sabda Allah. Orang yang menemukan harta itu memang unik. Yesus mengatakan, di mana hartamu berada di situ hatimu berada (Mat 6:21). Namun orang, tanpa nama di dalam Injil ini memiliki hikmat tersendiri. Dia harus menjual segala yang dia miliki untuk membeli tanah atau ladang karena harta itu begitu berharga.
Dalam Catena Aura, St. Thomas Aquinas mengutip St. Yohanes Krisostomus yang mengatakan bahwa pewartaan Injil memang tersembunyi di dalam dunia ini sama seperti harta yang terpendam. St. Hieronimus mengatakan bahwa harta yang terpendam adalah Allah sendiri yang tersembunyi dalam kemanusiaan Kristus atau Kitab Suci yang membuka pengetahuan akan Sang Penyelamat. Harta sejati yang dimaksudkan adalah Kerajaan Allah dalam Yesus dan Injil-Nya yang menyegarkan hidup kita secara diam-diam atau tersembunyi.
Keindahan Kerajaan Sorga ini memang harus dicari, seperti seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah. Orang yang menemukan mutiara itu juga unik. Dia tidak serakah tetapi malah pergi, menjual segala yang dia miliki untuk dapat membeli mutiara itu. Melalui nabi Yeremia, Tuhan berkata: “Apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan Aku dengan segenap hati, Aku akan memberi kamu menemukan Aku” (Yer 29:13-14). Tuhan sendiri begitu berharga maka untuk bertemu butuh pengurbanan diri dan perjuangan. Orang harus menyangkal diri, memikul salib dan mengikuti Dia dari dekat.
Santo Gregorius Agung pernah berkata begini: “Satu-satunya kekayaan sejati adalah kekayaan yang membuat kita kaya akan kebajikan. Oleh karena itu, jika Anda ingin menjadi kaya, cintailah kekayaan sejati. Jika Anda bercita-cita untuk mencapai ketinggian kehormatan sejati, berusahalah untuk mencapai kerajaan Surga. Jika Anda menghargai pangkat dan kemasyhuran, bersegeralah untuk terdaftar di istana surgawi para Malaikat.”
Doa: Tuhan, Kerajaan-Mu begitu berharga. Kerajaan-Mu adalah Yesus Putera-Mu dan Injil sebagai Khabar Sukacita. Semoga kami tetap bertekun dalam mencari hingga menemukan dan memilikinya. Jauhkanlah kami dari ketamakan dan keserakahan hidup terhadap harta duniawi ini. Semoga hanya Engkaulah harta dan Mutiara yang berharga bagi kami. Amen.
P. John Laba, SDB