Don Bosco

Teladan Don Bosco

don-bosco and YouthSt. Don Bosco (Yohanes Bosco) dikenal dalam Gereja sebagai Bapak, Guru dan Sahabat kaum muda. Ia punya satu cita-cita luhur yakni menyelamatkan jiwa kaum muda. Untuk itu ia menggunakan modelling bagi kaum muda di oratorium. Ia mengambil tiga orang muda sebagai model bagi semua orang muda di oratorium. Ketiga orang muda itu adalah Dominikus Savio (kini St. Dominikus Savio), Mikhael Magone dan Fransiskus Besucco. Ketika orang muda ini memiliki karakter yang berbeda-beda tetapi memperkaya kaum muda untuk menjadi kudus.

  1. Fransiskus Besucco

Pertama-tama saya coba mengangkat poin-poin penting dalam kehidupan Besucco bersama don Bosco di Oratorium. Besucco berasal dari sebuah keluarga sederhana di Argentera. Ketika tiba pertama kali di Oratorium, ia merasa ada banyak perbedaan dirinya dengan teman-teman lainnya yang sudah lebih dahulu berada di sana. Mereka lebih  banyak memiliki kebajikan-kebajikan dibandingkan dengan dirinya. Memahami dirinya seperti itu, ia memberanikan dirinya untuk datang kepada don Bosco. Inilah percakapan sederhana mereka:

Don Bosco: “Hallo anak muda terkasih, apa yang bisa saya bantu?”

Besucco: “Don Bosco, saya memang senang berada di sini tetapi perlahan-lahan saya merasa bahwa diri saya belum sempurna dibandingkan dengan teman-teman yang sudah lebih tinggal di sini. Saya ingin menjadi anak muda yang baik seperti mereka, tetapi belum tahu bagaimana caranya? Apakah anda dapat membantu saya untuk menjadi orang yang baik?”

Don Bosco: “Saya akan membantumu dengan sarana-sarana yang bagi saya memadai. Kalau anda ingin menjadi baik maka lakukanlah tiga hal penting.

Besucco: “Tiga hal penting yang mana Don Bosco?”

Don Bosco: “Inilah ketiga hal tersebut: bahagia (allegria), belajar dengan tekun dan Hidup saleh. Ini tiga hal yang penting, kalau kamu melakukannya dengan baik maka kamu akan menjadi orang bahagia di dunia ini.

Besucco: “Bahagia, ya bahagia. Saya merasa sudah sangat bahagia di dunia ini. Seandainya saya hidup dengan bahagia  dan itu sudah cukup bagiku, apakah itu berarti saya harus ungkapkan dengan berteriak dari pagi sampai malam.”

Don Bosco: “Bukan dari pagi sampai malam, tetapi pada saat yang ditentukan  terutama pada saat rekreasi bersama.”

Don Bosco mendidik anak-anak muda dengan caranya tersendiri. Dengan Besucco, misalnya, Don Bosco mengenal hati anak muda ini dan percaya bahwa ia akan menjadi orang baik. Dalam dialog sederhana ini Don Bosco menunjukkan dirinya sebagai seorang pendidik anak muda, mencari dan menyelamatkan jiwanya.

Sikap Don Bosco ini memang inspiratif bagi setiap keluarga kristiani. Bagaimana para orang tua kristiani mendidik anak-anaknya untuk bertumbuh menjadi orang kristiani yang baik. Belajar dari Don Bosco, ia bisa memenangkan hati anak-anak muda karena ia berbicara dari hati ke hati dengan mereka. Nah, bagaimana anda sebagai orang tua, apakah anda memiliki waktu untuk berbicara dari hati ke hati dengan anak-anakmu dan juga membiarkan anak-anak berbicara dari hati ke hati denganmu? Ata anda selalu punya alasan membenarkan diri: “Saya sibuk, jangan mengganggu! Saya tidak punya waktu!” Berikan waktumu satu detik untuk anakmu dan dia akan menjadi anak yang bahagia dalam hidupnya.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply