Hari Rabu, 7 Februari 2023
1Raj. 10:1-10
Mzm. 37:5-6,30-31,39-40
Mrk. 7:14-23
Manakah yang menajiskan?
Saya mengingat sebuah perkataan dari santo Hironimus, bunyinya: “Kita harus berbicara seperti kita berpakaian, atau berpakaian seperti kita berbicara. Mengapa kita mengaku satu hal dan memperlihatkan hal yang lain? Lidah berbicara tentang kesucian, tetapi seluruh tubuh menyatakan kenajisan.” Kita fokuskan perhatian pada kalimat terakhir: “Lidah berbicara tentang kesucian, tetapi seluruh tubuh menyatakan kenajisan.” Kita melihat tidak sinkron antara lidah yang berbicara dan tubuh yang menyatakan kenajisan. Sama saja dengan manusia masa kini yang berteriak tentang kekudusan tetapi tubuhnya berlumuran dosa.
Dari bacaan Injil, kita mendengar bagaimana Tuhan Yesus memanggil orang banyak dan mengoreksi mindset mereka. Tuhan Yesus berkata: “Apapun dari luar, yang masuk ke dalam seseorang, tidak dapat menajiskannya, tetapi apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya.” (Mrk 7:15). Sebelumnya orang berpikir bahwa segala sesuatu yang berasal dari luar itu yang menajiskan diri kita, tetapi Yesus justru melihat yang sebaliknya. Makanan itu tidak menajiskan tapi halal. Bagi Yesus, hal yang justru menajiskan adalah: “Apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya, sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan. Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang.” (Mrk 7:20-23).
Dalam bacaan pertama, kita mendengar kunjungan ratu negeri Syeba untuk mencari tahu apakah Salomo benar-benar merupakan raja yang bijaksana. Ratu dari negeri Syeba ini mengetahui kebijaksanaan Salomo dan berkata: “Benar juga khabar yang kudengar di negeriku tentang engkau dan tentang hikmatmu”. Mindset Ratu Syeba berubah total. Ia memuji Allah dengan berdoa: “Terpujilah Tuhan, Allahmu, yang telah berkenan kepadamu sedemikian, hingga Ia mendudukkan engkau di atas takhta kerajaan Israel! Karena Tuhan mengasihi orang Israel untuk selama-lamanya, maka Ia telah mengangkat engkau menjadi raja untuk melakukan keadilan dan kebenaran.” (1Raj 10:9). Maka kesaksian hidup kita dapat mengubah hidup banyak orang menjadi lebih baik. Kesaksian hidup Yesus mengubah hidup banyak orang saat itu.
Mari kita berusaha untuk menjadi pribadi yang berhikmat dan memuliakan nama Tuhan dalam hidup dan karya pelayanan kita. Kesaksian hidup itu lebih banyak berbicara tentang kebaikan bukan tentang kenajisan. Orang mengagumi sesuatu bukan karena perkataan saja tetapi terlebih pada apa yang dilihat dan dialami sebagai bagian dari keteladanan baik kita.
Doa: Tuhan tambahkanlah iman kami supaya kami mampu membaca tanda-tanda zaman dan berusaha untuk hidup layak dan berkenan pada-Mu. Amen.
P. John Laba, SDB