Homili 15 Februari 2024

15 Februari 2023 – Hari Kamis sesudah Rabu Abu
Ul. 30:15-20
Mzm. 1:1-2,3,4,6
Luk. 9:22-25

Memaknai Penderitaan Kristus

Saya mengingat sebuah perkataan dari Santo Yohanes Paulus II dalam Surat Apostoliknya Salvifici Doloris. Ia menulis: “Setiap orang juga dipanggil untuk mengambil bagian dalam penderitaan yang melaluinya Penebusan telah digenapi. Ia dipanggil untuk mengambil bagian dalam penderitaan yang melaluinya semua penderitaan manusia juga telah ditebus. Dalam mewujudkan Penebusan melalui penderitaan, Kristus juga telah mengangkat penderitaan manusia ke tingkat Penebusan. Dengan demikian setiap orang, dalam penderitaannya, juga dapat menjadi lebih berbagi dalam penderitaan penebusan Kristus.” (SD, 19). Penderitaan Kristus haruslah menjadi penderitaan kita. Berkaitan dengan ini, Santo Paulus mengatakan: “Sekarang aku bersukacita bahwa aku boleh menderita karena kamu, dan menggenapkan dalam dagingku apa yang kurang pada penderitaan Kristus, untuk tubuh-Nya, yaitu jemaat”. (Kol 1:24).

Pada hari ini Tuhan menyapa kita untuk memahami makna penderitaan-Nya. Tuhan Yesus dengan terbuka dan berterus terang mengatakan: “Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga.” (Luk 9:22). Tuhan Yesus tahu bahwa Ia akan menanggung banyak penderitaan namun Ia tidak menyerah. Ia mengalami penolakan tetapi Ia tidak membalas untuk menolak kita. Ia bahkan dibunuh memenangkan kematian dengan bangkit pada hari ketiga. Konsekuensinya adalah kita yang mengikuti jejak-Nya berusaha untuk semakin serupa dengan-Nya. Berkaitan dengan ini, Tuhan Yesus berkata: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku.” (Luk 9:23). Di samping itu, kita tidak hanya menderita bersama dan serupa dengan Kristus, kehilangan nyawa kita karena Kristus juga membawa konsekuensi pada keselamatan abadi bagi diri kita.

Dalam bacaan pertama, kita semua dihadapkan pada pilihan-pilihan tertentu, dari pilihan hidup positif hingga pilihan hidup negatif. Sebagaimana kita membaca dalam bacaan pertama: “Ingatlah, aku menghadapkan kepadamu pada hari ini kehidupan dan keberuntungan, kematian dan kecelakaan, karena pada hari ini aku memerintahkan kepadamu untuk mengasihi Tuhan, Allahmu, dengan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya dan berpegang pada perintah, ketetapan dan peraturan-Nya, supaya engkau hidup dan bertambah banyak dan diberkati oleh Tuhan, Allahmu, di negeri ke mana engkau masuk untuk mendudukinya.” (Ul 30:15-16). Pilihan-pilihan hidup yang ekstrim positif dan negatif bermuara pada satu kata yaitu mengasihi Tuhan Allah dan melakukan perintah dan ketetapan-Nya. Kasih kepada Tuhan berlangsung sampai tuntas, artinya kiya berusaha untuk tidak mengecewakan Tuhan dengan menyembah berhala.

Hidup Kristiani bermakna dalam masa pra paskah ini kalau kita sungguh bertobat dan kembali kepada Tuhan. Semoga karya amal kasih, doa dan puasa kita membuakan hasil yang melimpah dalam kehidupan rohani kita.

Doa: Tuhan, bantulah kami untuk bertahan dalam penderitaan dan kemalangan yang kami hadapi setiap hari. Amen.

P. John Laba, SDB