Homili 19 Februari 2024

19 Februari 2024 – Hari Senin, Pekan I Prapaskah
Im. 19:1-2,11-18
Mzm. 19:8,9,10,15
Mat. 25:31-46

Menakar kualitas kasih kita kepada sesama

Saya mengingat sebuah perkataan dari Santa Elisabeth dari Tritunggal tentang penderitaan dan kasih, bunyinya: “Manakala penderitaan besar atau penderitaan yang sangat kecil berada di hadapan kita, oh, marilah kita berpikir dengan cepat bahwa ‘inilah saatnya bagi kita’, saat ketika kita akan membuktikan kasih kita kepada Dia yang telah ‘mengasihi kita dengan luar biasa’.” Tepat sekali perkataan santo Petrus ini: “Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.” (1 Ptr 1:18-19).

Pada hari ini Tuhan Yesus menyapa sekaligus mengingatkan kita bahwa pada akhir zaman kita semua akan diadili berdasarkan perbuatan kasih kepada sesama yang sangat membutuhkan, sebab segala sesuatu yang kita lakukan berupa perbuatan kasih bagi orang kecil itu kita lakukan bagi sang Raja sendiri. Filosofi perbuatan kasih kepada orang yang Kecil, Lemah, Miskin, Tersingkir dan Difabel (KLMTD) merupakan perbuatan yang kita lakukan untuk Raja yaitu Tuhan Yesus Raja dari segala Raja sendiri. Dengan kata lain pada wajah KLMTD kita melihat wajah Yesus sendiri. Di dalam gereja kita mengenal tujuh karya belas kasih jasmani yakni: memberi makan orang yang lapar, memberi minum orang yang haus, memberi pakaian kepada orang yang telanjang, memberi tumpangan kepada orang asing, menyembuhkan/merawat orang sakit, melawat, orang yang ada dalam penjara, dan menguburkan orang yang meninggal.

Perbuatan kasih yang diajarkan Tuhan Yesus ini membawa kita kepada kekudusan. Melalui Musa Tuhan berkata: “Kuduslah kamu, sebab Aku, Tuhan, Allahmu, kudus.” (Im 19:2). Kita dapat mencapai kekudusan dengan melakukan perbuatan kasih yang nyata kepada sesama yang ada di sekitar kita. Tentu saja dengan melakukan perintah Tuhan, kita melakukan kasih kepada sesama dan inilah jalan bagi kita untuk mencapai kekudusan. Mari kita berusaha untuk menakar kualitas kasih kita kepada sesama di dalam masa Prapaskah ini.

Doa: Tuhan, terkadang kami menjadi pribadi yang pelit dan tidak berempati kepada sesama yang sangat membutuhkan. Ampunilah kami Tuhan. Amen.

P. John Laba, SDB