Kalau kita coba browsing di internet dengan menulis kalimat: “Inilah nama-nama” maka akan muncul tampilan nama-nama orang baik dan jahat, secara pribadi atau kelompok. Tetapi yang kiranya lebih menarik perhatian kita adalah deretan nama-nama artis yang mau mencalonkan dirinya sebagai legislatif (bacaleg) untuk pemilu legislatif 2014 mendatang. Sejak pemilu legislatif yang lalu sudah ada artis-artis yang menjadi legislatif pusat dan daerah. Untuk tahun 2014 lebih banyak lagi yang mau mencalonkan dirinya. Banyak di antara mereka sudah menjadi calon sementara dengan mengikuti verifikasi ke calon tetap yang akan diumumkan pada tanggal 25 Agustus 2013 mendatang. Sebut saja nama-nama seperti Anang dan Ashanti, Melly Manuhutu, Ridho Roma, Charles Bonar Sirait, Tia AFI dan lain sebagainya. Banyak orang masih mempertanyakan, apakah hadirnya para artis dan public figurelainnya dapat meningkatkan elektabilitas pada setiap partai politik yang mengayomi mereka. Tentu prinsip umum selalu berlaku yakni banyak yang mencalonkan diri tetapi sedikit yang dipilih. Banyak juga yang akan stress karena tidak terpilih.
Tuhan Yesus juga memiliki banyak murid. Dari banyak murid yang berbondong-bondong mengikutiNya, Ia akhirnya hanya memilih dua belas pria sejati. Penginjil Matius melaporkan nama-nama mereka seperti di dalam Kitab Keluaran: “Inilah nama-nama” (shemot, Kel 1:1) kedua belas rasul Yesus: Simon yang disebut Petrus, Andreas, Yakobus, Yohanes, Filipus, Bartolomeus, Tomas, Matius, Yakobus anak Alfeus, Tadeus, Simon orang Zelot dan Yudas Iskariot. Kedua belas orang terpilih yang kiranya mewakili 12 suku Israel ini bukanlah orang yang sempurna. Petrus menyangkal Yesus tiga kali. Yakobus dan Yohanes memiliki ambisi yang kuat sehingga ibu mereka memohon untuk bisa duduk di sisi kiri dan kanan Yesus.Tomas dikenal karena ia kurang percaya.Simon orang zelot adalah pengikut gerakan bawah tanah yang berharap bahwa Yesus akan menjadi raja sehingga dapat mengusir orang-orang Romawi. Yudas Iskariot, satu-satunya yang berasal dari Yudea terpilih menjadi bendahara dan mengkhianati Yesus.
Yesus mengetahui semua kelemahan dan kelebihan mereka, tetapi Ia memilih sesuai dengan kehendakNya. Mereka yang tidak sempurna hendak disempurnakanNya. Bagaimana menyempurnakan mereka? Ia memberi mereka kuasa untuk melanjutkan karya keselamatan yang sudah dimulaiNya. Kuasa macam apa yang diberikan Yesus? Kuasa untuk mengusir roh-roh jahat, dan melenyapkan segala penyakit serta segala kelamahan yang selalu dialami oleh manusia. Kuasa yang diberikan Yesus bertujuan mulia yakni kedua belas pria sejati ini menjadi utusan Tuhan. Siapakah yang menjadi sasaran perutusan dari para utusan Tuhan ini? Yesus dengan jelas berkata: “Janganlah kalian menyimpang ke jalan bangsa-bangsa lain, atau masuk ke dalam kota Samaria, melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel.” Domba-domba yang hilang adalah opsi fundamental para rasul. Mereka ini miskin, menderita, pendosa, sakit dan dipandang hina dalam masyarakat social. Apa yang hendak mereka wartakan? Mereka hendak mewartakan bahwa Kerajaan Allah sudah dekat.
Tugas para rasul adalah sebagai utusan Tuhan bagi domba-domba Israel yang tersesat. Perkataan Yesus ini kiranya sejalan dengan bacaan pertama. Yusuf putra Yakub atau putra Israel dijual oleh saudara-saudaranya kepada para pedagang ke Mesir. Di sana ia menjadi Bupati yang berhasil. Ketika tiba bahaya kelaparan, saudara-saudaranya pergi ke Mesir untuk membeli makanan. Ternyata mereka berjumpa dengan saudara yang sudah dijual. Dan saudara ini memberi makanan kepada mereka. Tuhan memiliki rencana yang luhur untuk mempersatukan Yusuf dan saudara-saudaranya melalui bahaya kelaparan. Cinta kasih Allah sungguh ada di dalam diri Yusuf sehingga dapat melegahkan hidup saudara-saudaranya yang kelaparan.
Kisah hidup Yusuf ini sejalan dengan dengan Pemazmur yang mengatakan: “Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru” (Mzm 118:22). Yusuf menjadi batu penjuru yang mempersatukan saudara-saudaranya. Ia tidak membalas dendam kepada saudara-saudaranya. Ia hanya menangis kemudian kembali kepada mereka. Air mata itu dapat menjadi tanda pengampunan yang tiada batasnya kepada saudara yang sudah bersalah. Yusuf menantang kita untuk berani mengampuni saudara-saudari kita yang bersalah, menjual nama baik kita kepada orang lain. Apakah kita berani melupakan semua dosa dan salah yang sudah dibuat kepada kita atau kita tetap menyimpan dendam sampai ajal menjemput? Mengampuni akan berhasil kalau kita berani melupakan masa lalu. Perdonare e dimenticare!