Homili 10 Januari 2025

Hari Jumat sesudah penampakan Tuhan
1Yoh. 5:5-13
Mzm. 147:12-13,14-15,19-20
Luk. 5:12-16

Mengalahkan Dunia

Sebelum mengakhiri masa Natal ini, santo Yohanes menasihati kita dengan perkataan yang sangat luhur: “Saudara-saudara terkasih, tidak ada orang yang mengalahkan dunia selain dia yang percaya bahwa Yesus adalah Anak Allah” (1Yoh 5:5). Kita sendiri mampu mengalahkan dunia kalau kita beriman, kita sungguh percaya kepada Tuhan Yesus Kristus. Kita percaya dan mengakui iman kita kepada pribadi Yesus sebagai satu-satunya penyelamat kita. Kita mengimani Yesus sebagai Kristus (1Yoh. 5:1) dan sebagai Anak Allah (1Yoh. 5:5). Kita percaya bahwa Yesus adalah Kristus berarti kita percaya bahwa Yesus dari Nazaret sebagai pribadi hostoris adalah Dia yang diurapi Allah (atau Mesias), yang dijanjikan dan dinubuatkan di dalam Kitab Perjanjian Lama. Kita berusaha mengalahkamn dunia dengan mengasihi sesama yang ada di sekitar kita. Mengasihi sesama adalah bukti bahwa kita ”lahir dari Allah”. Yohanes dalam suratnya yang pertama ini juga menjelaskan bahwa mereka yang beriman kepada Kristus dapat mengalahkan dosa dan godaan duniawi. Dengan demikian kemenangan atas dunia adalah melalui iman kepada Kristus, yang telah mengalahkan kuasa-kuasa kegelapan.

Yohanes juga menegaskan bahwa Yesus Kristus yang kita imani dan dapat mengalahkan dunia ini datang dengan darah dan air dan Roh sebagai kebenaran yang memberi kesaksian. Air dan darah yang nantinya keluar dari lambungnya yang kudus yang melambangkan semua sakramen di dalam Gereja. Air dan darah menunjukan kasih dan kerahiman dari Allah sendiri bagi kita. Air dan darah yang menyelamatkam kita dalam Roh dan kebenaran karena Roh sendiri yang bersaksi tentang Kristus. Kesaksian Roh kepada kita adalah: “Allah telah mengaruniakan hidup yang kekal kepada kita dan hidup itu ada di dalam Anak-Nya.” (1Yoh 5:11). Yohanes juga menulis di dalam Injilnya: “Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia.” (Yoh 1:4). Kalau kita sungguh beriman kepada Anak Allah maka kita lahir dari Allah dan memiliki hidup kekal.

Mengalahkan dunia ditunjukan oleh orang kusta di dalam Injil hari ini. Orang kusta tanpa nama ini percaya kepada Kristus sehingga mengalahkan dunia dalam hal ini kusta yang dideritanya. Apa yang dilakukan si kusta dalam Injil? Ia menunjukan imannya dengan ‘tersungkur’ dan ‘memohon’ dalam doanya yang indah: “Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku.” (Luk 5:12). Orang kusta pada zamannya memang mengalami kekerasan fisik dan kekerasan verbal. Namun Tuhan Yesus memang beda. Ia menerima orang kusta ini dan menyembuhkannya. Tindakan Yesus adalah mengulurukan tangan, menjamah dan berbicara dengan si kusta: “Aku mau, jadilah engkau tahir.” (Luk 5:13). Yesus juga masih menunjukkan jalan kepada si kusta supaya berjumpa dengan imam sebagai pemimpin jemaat supaya ikut memuji Tuhan. Dia juga belajar untuk patuh pada tradisi imannya.

Yesus kita memang luar biasa. Manusia tidak saling menerima tetapi Tuhan tetap menerima kita. Orang lain tidak menerima si kusta ternyata Yesus menerima dengan mengulurkan tangan, menjamah dan berbicara dengannya. Orang kusta itu mengimani Yesus sehingga dapat mengalahkan dunia dari kustanya. Mungkin kita tidak serupa dengan Yesus yang berani mengulurkan tangan, menjamah dan berbicara dengan kaum kecil karena kita minder dan takut. Kita belum mampu mengalahkan dunia karena kita masih egois. Betapa lambannya hati dan pikiran kita. Betapa lemahnya pelayanan kita kepada sesama yang kecil, lemah, miskin, tersingkir dan difabel padahal kita selalu mengatasnamakan pelayanan. Namun hari ini Yohanes tetap mengajak kita ‘Mari kita mengalahkan dunia’. Kita pasti bisa!

P. John Laba, SDB