Homili 21 Januari 2025

Peringatan S. Agnes
Ibr. 6:10-20
Mzm. 111:1-2,4-5,9,10c
Mrk. 2:23-28

Tuhan atas hari Sabat

Kita semua selalu berhadapan dengan hukum dan peraturan di dalam hidup bermasyarakat. Tentu saja hukum dan peraturan ini memiliki tujuan untuk menumbuhkan kebaikan bersama. Kita dapat menjumpai pemimpin yang fleksibel dan memiliki pertimbangan kemanusiaan. Namun kita juga tidak dapat menutup mata dengan pemimpin tertentu yang cenderung legalis dan tidak berprikemanusiaan.

Kita mendengar sebuah kisah tentang komunitas Yesus di dalam bacaan Injil hari ini. Yesus bersama para murid-Nya melewati sebuah ladang gandum. Para murid Yesus yang sedang kelaparan memetik bulir jagung dan memakannya. Hal ini menimbulan permasalahan antara kaum Farisi melawan Yesus. Para murid yang kelaparan dan memakan bulir gandum tetapi Yesuslah yang disindir melalui pertayaan mereka. Tuhan Yesus lalu mengingatkan mereka akan kisah Daud dan para pegiringnya memakan roti yang sebenarnya hanya bisa dimakan oleh para imam saja. Dengan berdasar pada contoh ini maka Tuhan Yesus menegaskan bahwa diri-Nya adalah Tuhan atas hari Sabat.

Apa yang harus kita lakukan? Kita harus selalu memiliki pengharapan kepada Tuhan dalam berbagai situasi hidup kita. Dalam surat kepada jemaat Ibrani dikarakan bahwa Pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, yang telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir. (Ibr 6:19). Santa Agnes yang kita kenang hari ini pernah berkata: “Kristus telah membuat jiwaku indah dengan permata kasih karunia dan kebajikan. Saya adalah milik Dia yang dilayani oleh para Malaikat”.

P. John Laba, SDB