Hari Kamis, Pekan Biasa ke-XVII
Peringatan Wajib Ignasius dr Loyola
Kel. 40:16-21,34-38
Mzm. 84:3,4,5-6a,8a,11
Mat. 13:47-53
Penyertaan Tuhan
Pada hari ini kita mengenang Santo Ignasius dari Loyola. Orang Kudus ini sangat inspiratif. Permenungan kita pada hari ini adalah tentang penyertaan atau pendampingan Tuhan bagi kita. Pertama-tama marilah kita memandang St. Ignasius Loyola dan ajaran rohaninya. Konsep pendampingan dan penyertaan rohani dari St. Ignasius Loyola dalam ajaran rohaninya melibatkan kemampuan dari sang pendamping rohani yang siap untuk berjalan bersama orang yang didampingi, memberikan dukungan dan bimbingan, serta membantunya mengenali kehadiran Tuhan dalam hidupnya setiap hari. Ini adalah proses perjalanan bersama, di mana pendamping rohani mendengarkan, merenung, dan membantu orang yang didampingi menemukan jalan mereka sendiri dan kehendak Tuhan.
Pengajaran tentang pendampingan rohani St. Ignasius ini membantu kita untuk memahami Sabda Tuhan pada hari ini. Tuhan tidak menghitung-hitung kesalahan umat Israel. Ini menunjukkan kesabaran dan penyertaan-Nya kepada mereka. Di dalam Kitab Keluaran, kita mendengar bahwa Tuhan hadir di Kemah Suci yang didirikan oleh Musa, sekaligus meletakkan kedua loh batu ke dalam sebuah tabut. Hal ini menandakan bahwa Tuhan sunggug hadir di tengah umat-Nya, lebih lagi ketika awan menutupi Kemah Suci pada siang hari dan pada malam hari ada api di dalam Kemah Suci itu. Ketika awan ada dan naik ke atas Kemah Suci maka bangsa Israel melanjutkan peziarahan mereka di padang gurun. Penyertaan Tuhan dalam tanda-tanda yang kelihatan yaitu awan dan api yang menunjukkan kekudusan Allah.
Tuhan sungguh menjadi imanuel bagi umat-Nya. Tuhan sebagai Imanuel artinya adalah “Tuhan beserta kita”. Kata “Imanuel” berasal dari bahasa Ibrani, “Immanu” yang berarti “bersama kita” dan “El” yang berarti “Tuhan”. Imanuel merujuk pada Yesus Kristus, yang kita yakni sebagai wujud kehadiran Allah di dunia ini. Kisah pengalaman Bangsa Israel sudah sangat jelas menunjukkan Tuhan sebagai Imanuel.
Penyertaan Tuhan juga nampak dalam pengajaran Yesus tentang Kerajaan Sorga. Perumpamaan tentang pukat menunjukkan bahwa Tuhan memanggil dan menyertai semua orang untuk bersatu dengan-Nya. Hanya saja, apakah orang itu layak, atau mau melayakan dirinya di hadirat Tuhan. Kalau orang mau menerima penyertaan Tuhan maka tentu ia akan membangun semangat tobat dan menjadi baru hari demi hari. Kalau orang tidak mau membaharui dirinya maka dia tentu semakin jauh dari Tuhan.
Kita kembali ke orang kudus kita hari ini. Konsep pertobatan atau pembaharuan diri menurut St. Ignasius dari Loyola berfokus pada perubahan arah hidup yang radikal menuju kepada Allah, menemukan Allah dalam segala hal, dan hidup dalam pelayanan. Aspek-aspek utama pertobatan diri adalah pengakuan akan “ketidaklayakan” diri di hadapan Allah, mengenali kehendak Allah melalui doa dan tindakan, serta menggunakan ciptaan Allah dengan cara yang membantu setiap pribadi untuk bersatu dengan Tuhan. Perubahan diri yan radikal sekaligus mengantar kita kepada Tuhan sang Imanuel.
St. Ignasius Loyola, doakalnah kami. Amen.
P. John Laba, SDB