Move on?
Sa
ya barusan bercakap-cakap dengan seorang pemuda yang barusan diputus cintanya oleh pacar kesayangannya. Relasi pacarana mereka sudah dua tahun, tetapi harus berakhir lebih cepat karena orang tua pacarnya tidak menyetujui relasi mereka berdua. Hari gini masih ada tindakan orang tua seperti ini… Memang orang tua pacarnya itu berpendapat bahwa status sosial mereka tidak sama. Maka tentu saja pemuda itu masih putus asa, merasa begitu rendah diri dan tak berdaya di hadapan mantan pacarnya, teman-temannya apalagi mereka suka membulinya dengan melabelnya sebagai ‘orang miskin’ yang cintanya kandas di tengah jalan. Setelah melewati situasi yang sulit ini, dia bertekad untuk berusaha move on dan mau membuktikan bahwa dia bisa memiliki masa depan yang lebih baik. Putus cinta adalah sebuah bentuk kegagalan dalam hidup dari seribu kegagalan yang lain. Memang sangat berat bagi seorang yang mengalami kegagalan semacam ini. Kalau saja orang itu tidak move on maka dia bukannya maju melainkan sedang mundur. Non progredi est regredi! Tidaklah maju melainkan mundur. Ini yang sering kita alamai dalam hidup ini.
Move on?
Ya haruslah kita move on. Move on adalah sebuah proses bagi sesorang untuk berusaha melepaskan diri dari pengalaman atau sebuah relasi yang indah di masa lalu yang berakhir menyakitkan supaya dapat menerima dirinya secara utuh. Pribadi itu harus berusaha untuk melanjutkan hidup dengan menerima kenyataan, belajar dari pengalaman tersebut, dan membuka diri untuk hal baru. Tentu saja hal ini bukan berarti orang itu melupakan sepenuhnya pengalaman menyakitkan itu, melainkan lebih kepada penerimaan, penyembuhan, dan pertumbuhan diri untuk bisa melangkah maju dari masa kini dan masa depan. Maka hal-hal yang penting untuk bisa move on adalah menerima diri dan kenyataan yang dialaminya, menyembuhkan perasaan atau emosinya yang sedang dihadapinya, mengingat bahwa pengalaman adalah guru kehidupan, menanam dan mengembangkan pikiran positif.
Sekarang perhatikanlah gambar dan tulisan di atas: “Terkadang sangatlah sulit untuk melangkah maju, namun begitu anda berusaha untuk melangkah maju maka anda akan menyadari bahwa hal itu adalah sebuah keputusan terbaik yang pernah anda lakukan”.
Lalu?
Move on itu penting dan harus. Anda gagal, saya gagal dan kita semua gagal. Itu adalah hal yang biasa sebagai guru kehidupan. Kita tidak harus berlama-lama di zona kegagalan. Masih ada masa depan, tidak ada yang suram tetapi cemerlang. Gantilah lensa kaca matamu supaya anda dapat melihat lebih jerni lagi tentang kehidupan ini. Move on dan move on!
P. John Laba, SDB