El Shaddai adalah salah satu sapaan kepada Yahwe dalam agama Yahudi. Shaddai sendiri adalah nama salah seorang dewa dalam agama orang-orang Kanaan. El Shaddai berarti Allah yang Mahakuasa (God Almighty). Sebagai ciptaan Tuhan yang paling mulia, kita juga akrab dengan sapaan yang sama. Allah yang kita imani adalah Allah yang Mahakuasa, Pencipta langit dan bumi, segala sesuatu yang kelihatan dan tidak kelihatan. Allah yang Mahakuasa memiliki kehendak yang besar kepada manusia dan segala ciptaan lainnya. Satu hal yang penting adalah bagaimana setiap pribadi taat kepada kehendak Tuhan Allah. Ketaatan kepada kehendak Tuhan dapat diwujudkan dalam kemampuan untuk mendengar dan melakukan semua sabdaNya.
Penginjil Matius hari ini memberikan sebuah kisah Yesus yang penuh kuasa sehingga fenomena alam pun tunduk kepadaNya. Dikisahkan bahwa pada suatu kesempatan Yesus naik ke dalam perahu dan seperti biasanya para murid mengikuti Dia. Begitu Yesus masuk ke dalam perahu itu, Ia merasa ngantuk dan tertidur. Yesus sebagai Anak manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala karena Ia selalu berkeliling dan berbuat baik. Ia tentu saja kelelahan sehingga butuh waktu istirahat. Namun pada kesempatan itu terjadi angin sakal di Danau dan perahu itu ditimbus gelombang besar. Perlu diketahui bahwa secara geografis, danau Galilea letaknya 315m di bawah permukaan laut tengah. Danau ini dikelilingi oleh bukit-bukit maka wajar kalau kadang terjadi angin sakal yang membahayakan.
Kisah Injil ini selalu masuk di dalam pengalaman keseharian kita. Banyak kali kita merasa takut dengan peristiwa-peristiwa yang mengancam kehidupan. Banyak kali kita merasa takut dengan masa depan, pengalaman-pengalaman hidup yang kiranya dapat menghalangi pertumbuhan hidup kita, penderitaan dan kemalangan. Banyak orang memlih menjauh dari Tuhan karena pengalaman penderitaan dan kemalangan. Santo Paulus pernah mengatakan bahwa semua pengalaman ini tidak akan memisahkan kita dari kasih Allah yang ada di dalam Yesus Kristus Tuhan kita (Rom 8:39). Tuhan Yesus sendiri juga berkata, “Jangan kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama Dia yang berkuasa membinasakan jiwa maupun tubuh di dalam neraka” (Mat 10:29).

Gereja juga bagai bahtera. Di dalam sejarah Gereja, Gereja mengalami banyak angin sakal. Dalam satu dekade terakhir muncul banyak hal yang nyaris menghancurkan Gereja. Para imam dan uskup yang tidak setia dalam selibat melakukan pedofilia atau pelecehan terhadap anak-anak. Berita-berita ini membuat wajah gereja tercoreng dan orang berpikir seperti badai yang nyaris menghancurkan Gereja. Pada tanggal 28 Juni 2013 yang lalu muncul berita tentang Uskup Nunzio Scarano yang dituduh melarikan jutaan Euro ke Italia dengan jet pribadi. Semua berita seputar Vatikan juga turut menggemparkan seluruh Gereja katolik. Apakah badai ini akan berlalu? Satu jawaban pasti adalah ya, karena Gereja bukan didirikan oleh manusia tetapi oleh Tuhan sendiri. Anggota gereja memang orang berdosa tetapi Tuhan yang mendirikan Gereja adalah kudus adanya. Tuhan akan tetap menyertai GerejaNya.
Di dalam bacaan pertama, Tuhan menunjukkan kuasaNya untuk menyelamatkan Lot dan keluarganya dari hujan belerang yang membakar serta menghancurkan Sodom dan Gomora. Abraham memang sudah bernegosiasi dengan Tuhan tetapi manusia tidak berubah menjadi orang benar. Itu sebabnya Tuhan hanya menyelamatkan Lot yang bertakwa kepadaNya dan karena Lot adalah kerabat Abraham. Keadilan Tuhan terletak pada kasihNya kepada orang yang berharap kepadaNya. Tuhan bisa juga murka dengan kita semua kalau kita mengalami kasihNya tetapi kita tidak percaya kepadaNya. Mari kita berdoa bersama pemazmur: “Ya Tuhan, mataku tertuju kepada kasih setiaMu!”
Sabda Tuhan pada hari ini mengajak kita untuk merenungkan keluarga, komunitas dan
Gereja sebagai satu bahtera. Ada saja angin sakal yang datang dari dalam dan luar yang hendak menghancurkannya. Banyak keluarga yang memiliki angin sakal ketika orang tida setia pada komitmennya. Banyak komunitas yang hamcur karena tidak setia pada komitmen untuk menghayati nasihat-nasihat Injil. Gereja nyaris hancur karena dosa orang-orang tertentu di dalam Gereja. Hanya ada satu yang baik yaitu kasih Tuhan yang tidak berubah dahulu, sekarang dan selamanya. Ia adalah Kasih yang menguduskan dan menghidupkan Gereja. Apa peranmu dalam usaha menguduskan Gereja?

