Pada suatu kesempatan aku dikunjungi seorang bapa. Ia ingin berbicara dengan saya karena beban yang sedang ia hadapi bersama saudaranya dalam hal harta warisan. Sejak kedua orang tuanya meninggal dunia, saudaranya menuntut supaya segala warisan orang tua dibagi secara adil. Mereka hanya dua bersaudara dan sudah bertemu dengan notaris. Akta pembagian warisan pun dibuat. Setelah semuanya itu terjadi, ia merasa hubungan persaudaraan dengan saudaranya semakin jauh. Ia merindukan masa lalu di mana mereka bisa merasakan bagaimana sebagai saudara yang pernah sama-sama menghuni satu rahim yang sama yaitu rahim mendiang ibu dan satu rumah yang sama, rumah yang dibangun sang ayah. Kini gara-gara warisan yang sudah dipisahkan maka hubungan persaudaraan juga rasanya ikut terpisah. Saya mendengar semua kisah hidupnya kemudian saya menganjurkan dia untuk memulai kembali relasi dengan saudaranya.
Abram mendapat berkat istimewa dari Tuhan. Inilah Firman Tuhan kepadanya: “Pandanglah sekelilingmu dan lihatlah dari tempat engkau berdiri itu ke timur, dan barat, utara dan selatan. Sebab seluruh negeri yang kaulihat itu akan Kuberikan kepadamu dan kepada keturunanmu untuk selama-lamanya. Dan Aku akan menjadikan keturunanmu seperti debu tanah banyaknya, sehingga jika seandainya ada yang dapat menghitung debu tanah, keturunanmupun akan dapat dihitung juga. Bersiaplah, jalanilah negeri itu menurut panjang dan lebarnya, sebab kepadamulah akan Kuberikan negeri itu” (Kej 13:14-17).
Penginjil Matius melanjutkan pengajaran Yesus di bukit. Kali ini Yesus memulai pengajarannya dengan bahasa yang sulit di mengerti: “Jangan kamu memberikan barang yang kudus kepada anjing dan jangan kamu melemparkan mutiaramu kepada babi supaya jangan diinjak-injaknya dengan kakinya lalu ia berbalik lalu mengoyak kamu” (Mat 7:6). Barang yang kudus agaknya berhubungan dengan tubuh manusia yang kudus karena diciptakan sesuai gambar dan citra Allah. Tubuh yang kudus tidak boleh dipersembahkan kepada pribadi-pribadi berdosa yang tidak mengenal Allah. Ini tentu sama dengan anjing yang tidak dapat membedakan mana sajian yang boleh dimakannya dan sajian yang dipersembahkan di dalam bait suci atau sajian di pinggir jalan. Mutiara adalah barang berharga. Yesus sendiri mengumpamakan Kerajaan Allah dengan mutiara yang indah. Babi memang tidak mengerti tentang berharganya sebuah mutiara maka babi akan menginjak dengan kakinya. Orang-orang Yahudi menganggap anjing dan babi sebagai hewan yang kotor. Orang-orang kafir juga disamakan dengan kedua hewan ini. Barang kudus dan mutiara boleh menjadi gambaran Injil yang diwartakan Yesus dan akan diteruskan oleh para muridNya.
Selanjutnya Yesus memberikan sebuah hukum yang menjadi isi dari hukum Taurat dan Kitab para nabi. Hukum yang dilandasi oleh kasih itu berbunyi: “Segala sesuatu yang kamu kehendaki diperbuat orang kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka”. Orang-orang kafir dan kaum pendosa akan melakukan perbuatan-perbuatan yang merugikan orang lain. Mereka boleh melakukan kejahatan sesuka hati tetapi tidak ingin mendapat balasan dari orang lain. Mereka boleh mengatakan bahwa orang lain bersalah tetapi tidak mau mengakui kesalahan sendiri di hadapan sesama.
Salah satu kecenderungan umum yang dilakukan manusia adalah menyukai hal-hal yang mudah dan menghindari hal-hal yang sulit. Ternyata Yesus memiliki prinsip yang berbeda dan manusia harus melakuannya. Orang yang mencari pola hidup gampang, jauh dari kesulitan itu adalah orang yang menyukai pintu yang lebar yang dapat membawa mereka kepada kebinasaan. Pengikut Kristus yang baik akan memilih yang paling sulit laksana pintu yang sempit karena akan meminliki hidup. Hanya sedikit orang yang menemukan dan melewati pintu yang sempit.
Doa: Tuhan, dihadapanMu kami mengakui, sering kami berkelahi karena kami terlalu melekat pada harta duniawi. Bantulah kami supaya hari ini kami dapat mengubah sikap hidup kami ini sehingga kami lebih dekat padaMu. Amen
PJSDB