St. Yustinus, Martir
Hari Sabtu, Pekan Biasa VIII
Sir 51: 12-20
Mzm 19:8,9,10,11
Mrk 11:27-33
Dengan bangga sebagai pengikut Kristus, ia menulis buku “Dialog dengan Tryphon Yahudi”.
Yustinus menulis: “Meski kami orang Kristen dibunuh dengan pedang, disalibkan atau dibuang ke moncong-moncong binatang buas, atau pun disiksa dengan belenggu dan api, kami tidak akan murtad dari iman kami. Sebaliknya semakin hebat penyiksaan, semakin banyak orang demi nama Yesus, bertobat dan menjadi orang saleh”. Ia meninggal sebagai martir di Roma tahun 165. Yustinus memilih menjadi martir karena panggilan untuk mewujudkan cintanya kepada Kristus. Ia membuktikan bahwa kuasa yang besar itu hanya ada pada Tuhan yang ia layani. Segala kuasa dunia, kepintaran disingkirkan dan yang ada hanya untuk kemuliaan Tuhan.
Salah satu godaan yang sering di hadapi oleh manusia adalah kekuasaan. Dikatakan sebagai satu godaan karena setiap pribadi memiliki gerakan-gerakan tertentu dari dalam hatinya untuk memimpin dan dipimpin, menguasai dan dikuasai. Biasanya ada kecederungan tertentu untuk menguasai pribadi-pribadi tertentu, umumnya mereka yang lebih lemah itu mudah dikuasai. Di samping itu orang-orang asing, kaum minoritas juga dianggap sebagai kelompok yang mudah dikuasai bahkan diintimidasi oleh kelompok mayoritas atau pribadi tertentu yang memiliki power. Kelompok yang berkuasa atau si penguasa sering mengalami kesulitan pribadi karena ada ketakutan tertentu di dalam hidupnya misalnya takut kehilangan kekuasaan, takut persaingan tertentu dengan pihak lain. Begitulah situasi dunia kita. Dalam konteks Indonesia, kita menyaksikan berbagai pergolakan dalam tubuh partai tertentu. Ada korupsi di mana-mana, suap menyuap dengan uang rakyat. Rasa malu dan bersalah sudah mulai hilang. Inilah krisis kekuasaan di dalam masyarakat kita.
Ketika Yesus mulai tampil di depan umum dengan menghadirkan Kerajaan Allah lewat Sabda dan KaryaNya, banyak orang yang saat itu merasa menjadi pempimpin atau penguasa merasa ada ancaman yang serius. Sebut saja berita menghebokan tentang kelahiran bayi Yesus, sang raja Yahudi baru dari para majus membuat Herodes bereaksi begitu keras sehingga membunuh anak laki-laki yang usianya di bawah dua tahun. Selama tampil di depan umum sampai wafatNya, Yesus tetap dimusuhi oleh para pemimpin agama Yahudi yakni para imam kepala, ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi. Yesus biasanya mengajar dengan kuasa dan wibawa melebihi nabi-nabi di dalam Kitab Perjanjian Lama.
Pada suatu kesempatan Yesus dan para muridNya tiba di Yerualem. Yesus mengambil kesempatan tersebut dengan berjalan di halaman Bait Allah. Sebelumnya Ia mengusir para pedagang dari Bait Allah (Mrk 11:15-17). Para imam kepala dan ahli-ahli Taurat mendekati Yesus dan bertanya kepadaNya perihal kuasaNya untuk mengusir orang dari Bait Allah, mengajar dan membuat mukjizat-mukjizat. Yesus tidak menjawab dengan kuasa mana dan dari siapa tetapi sebaliknya Ia berkata kepada mereka: “Aku akan mengajukan satu pertanyaan kepadamu. Berikanlah Aku jawabannya, maka Aku akan mengatakan kepadamu dengan kuasa manakah Aku melakukan hal itu. Baptisan Yohanes itu dari sorga atau dari manusia? Berikanlah Aku jawabannya!”. Perkataan Yesus ini ternyata menimbulkan kesulitan bagi mereka. Mereka pun mengatakan bahwa mereka tidak tahu perihal asal muasal baptisan Yohanes. Yesus pun tidak memberikan jawaban dengan kuasa mana Ia mengajar dan membuat mukjizat.Sabda Tuhan pada hari ini mengarahkan kita untuk memiliki iman yang kuat kepada Tuhan. Iman adalah anugerah cuma-cuma dari Tuhan yang membuat kita bertumbuh sebagai anak-anak Tuhan sesuai dengan kehendakNya sendiri. Dia yang membuka pikiran kita untuk mengenalNya lebih dalam dan mengimaniNya. Sebagai pengikut Kristus, kita memulai perjalanan iman sejak dibaptis. Dalam nama Allah Tritunggal Mahakudus kita berjalan dan mengarahkan hidup kita kepadaNya.

