Bunda Maria Mengunjungi Elizabeth saudaranya
Zef 3:14-18
Mzm (Yes): 12:2-3.4bcd, 5-6
Hari ini seluruh Gereja katolik merayakan Pesta Bunda Maria mengunjungi Elisabeth saudaranya. Setiap kali berdoa Rosario, secara khusus peristiwa gembira kita selalu mengulangi salah satu peristiwa gembira yakni Bunda Maria mengunjungi Elizabeth saudaranya. Dikisahkan oleh Penginjil Lukas bahwa ketika Bunda Maria menerima khabar sukacita, Malaikat Gabriel menyampaikan karya agung Allah sebagai bukti kasih dan rencanaNya bagi manusia. Ia juga turut bekerja dalam diri Elizabeth yang dikatakan mandul (Luk 1:36). Ternyata sekarang Elizabeth sedang hamil 6 bulan. Mendengar berita sukacita ini, Maria melakukan perjalanan yang cukup jauh dari Nazareth menuju ke Ein Karem untuk melayaninya. Jarak antara Nazareth dan Ein karem sekitar 145km dan saat ini ditempuh dalam waktu 1.40 menit. Pada zaman dulu pasti hampir seminggu perjalanan karena Maria juga sedang hamil muda. Maria melewati perjalanan jauh bersama Yusuf dengan kendaraan andalan yaitu seekor keledai. Ini benar-benar sebuah perjalanan yang menantang bagi Maria dan Yusuf juga Yesus di dalam rahimya. Namun rencana Allah selalu sempurna dalam diri Bunda Maria.
Hal yang menarik perhatian kita adalah Bunda Maria penuh dengan Roh Kudus, ia
membawa sukacita kekal dalam rahimnya yaitu Yesus Kristus untuk bertemu dengan sang “suara yang nantinya berseru di padang gurun” untuk menyiapkan jalan bagi Tuhan, yaitu Yohanes Pembaptis. Ada suka cita besar juga dialami oleh Elizabeth ibunda Yohanes. Perjumpaan yang membahagiakan antara Bunda Maria dan Elizabeth dan perjumpaan antara Yesus dan Yohanes dihiasi dengan sukacita dan kebahagiaan. Hal ini terbukti dengan girangnya Yohanes di dalam rahim ibunya. Elizabeth pun bergembira menyambut kedatangan Maria dan Yesus dengan berkata: “Diberkatilah engkau di antara semua wanita, dan diberkati pula buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? Sebab ketika salammu sampai ke telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan. Sungguh berbahagialah yang percaya, sebab Sabda Tuhan telah dikatakan kepadanya dan terlaksana”.
Pujian Elisabeth kepada Bunda Maria karena perjalanan yang melelahkan dari Nazareth untuk melayaninya. Bagi Elizabeth, Maria diberkati di antara semua wanita dan diberkati juga Yesus buah rahimnya. Maria disapa berbahagia karena ia percaya pada Sabda Allah dan terlaksana dengan baik. Tentu ini berhubungan dengan Yesus, sang Sabda menjadi manusia dalam peristiwa inkarnasi. Pujian Elizabeth kepada Maria dibalas oleh Maginificat atau Kidung Maria yang diucapkan dengan meriah oleh Bunda Maria. Magnificat ini tetap menjadi satu doa yang penting di dalam Gereja hingga saat ini.
Sabda Tuhan pada hari ini menghadirkan figur dua orang ibu yang hidupnya senasib
sebagai orang pilihan Allah. Maria adalah seorang wanita sederhana yang dipilih Allah menjadi Bunda Yesus sang Penyelamat umat manusia. Saya teringat St. Anselmus dari Canterbury pernah berkata: “Tanpa Anak Allah tak ada suatu apa pun dapat berada, tanpa Putra Maria, tak ada seorang pun yang dapat ditebus.” Maria memiliki peran besar sebagai Bunda Yesus, Bunda Allah dalam sejarah keselamatan manusia dan Bunda Gereja masa kini. Elizabeth juga mengalami tekanan karena dikatakan mandul tetapi merasakan kebahagiaan kekal karena ia percaya pada semua rencana Allah. Mari kita meniru iman kedua ibu ini. Kiranya hidup dan kekudusan mereka dapat menginspirasikan kita untuk menjadi kudus.