Penginjil Markus melaporkan bahwa Yesus sangat tepat mengingatkan orang muda yang kaya untuk tidak sekedar menjual segala yang ia miliki, tetapi hasil penjualannya itu diberikan kepada kaum papa miskin. Pada saat itulah dia tidak punya apa-apa dan hanya bersandar pada Tuhan sebagai sumber penyelenggaraan ilahi. Ini berarti ia sudah memiliki sikap lepas bebas untuk mengikuti Yesus kemana pun Yesus pergi. Ini tentu saja sebuah pilihan yang ekstrim. Mengapa Yesus langsung pada titik kelemahan orang muda ini? Karena Yesus melihat ada keterikatan yang mendalam yang dimilikinya terhadap semua kekayaannya. Yesus perna berkata: “Di mana hartamu berada, di sana hatimu juga berada” (Mat 6:21). Ia juga mengatakan bahwa sangat sulit bagi orang kaya untuk masuk dalam Kerajaan Surga, lebih mudah bagi seekor unta untuk masuk lewat lubang jarum. Di sini Yesus tidak bermaksud bahwa bagi orang kaya tidak akan ada keselamatan. Yesus mengatakan bahwa orang-orang kaya sulit untuk masuk ke dalam Kerajaan Surga karena sangat terikat dengan harta kekayaan mereka.
sebagai ganjaran bagi mereka karena mengikutiNya. Mengapa? Karena Petrus dan teman-temannya sudah meninggalkan segalanya dan mengikuti Yesus. Di dalam pikiran Petrus, sekurang-kurangnya muncul pikiran tentang harta benda mana yang akan mereka terima dari Yesus. Tetapi ketika Yesus mengatakan kepada orang muda untuk menjual dan membagi hasil penjualan kepada kaum papa dan miskin maka hal ini menimbulkan persoalan di dalam komunitas Yesus. Petrus berani berkata kepada Yesus: “Kami telah meninggalkan segala sesuatu untuk mengikuti Engkau”.
Yesus berusaha untuk menjelaskan dengan contoh-contoh yang sederhana. Ia berkata: “Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, barangsiapa meninggalkan rumah, saudara-saudari, ibu atau bapa, anak-anak atau ladangnya, pada masa ini juga akan ia akan menerima kembali seratus kali lipat: rumah, saudara laki-laki, saudara perempuan, ibu, anak-anak dan lading sekali pun disertai banyak penganiayaan dan di masa mendatang akan menerima hidup yang kekal” (Mrk 10: 29-30). Yesus mengatakan dua hal yang penting di sini. Pertama, orang beriman yang mengikuti Yesus akan menerima kelimpahan rahmat di dalam hidupnya meskipun hidupnya dihiasi dengan penderitaan. Kedua, hidup kekal adalah jaminan yang patut diberikan kepada murid yang setia dalam pemuridannya.
percaya kepadaNya. Orang beriman yang tidak memandang harta sebagai motivasi dasar untuk mengikuti Yesus Kristus tetapi mengikutiNya karena kasih ilahi dan keselamatan berlimpah yang akan diberikanNya kepada mereka. Yesus meminta para muridNya untuk memiliki sikap lepas bebas dan Ia sendiri akan menambahkan segalanya. Janji Tuhan ini disertai dengan pernyataan tentang penderitaan yang akan dialami para muridNya. Memang dalam sejarah, Gereja pernah perdana mengalami kesulitan berupa penganiayaan. Banyak orang menjadi martir dengan menumpahkan darahnya karena mengimani Yesus Kristus. Tentang hal ini Yesus juga pernah berkata: “Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu” (Mat 5:11-12).
Sabda Tuhan hari ini mengajak kita untuk tetap percaya pada semua rencana dan kehendak Tuhan. Dia menghendaki sikap lepas bebas dari pihak kita karena Ia akan melengkapi semua yang kita butuhkan di dalam hidup ini. Banyak kali ada di antara kita yang protes kepada Tuhan karena doanya belum dikabulkan Tuhan. Tuhan menganugerahkan segala yang kita butuhkan bukan semua yang kita minta. Memang Ia pernah berkata: “Mintalah maka kamu akan diberi” tetapi adakalanya kita meminta tetapi sebenarnya kita tidak butuhkan. Jadilah orang-orang yang jujur di hadirat Tuhan dan dengan demikian dapat menyaksikan keselamatan yang daripadaNya.