Hari Rabu, Pekan Prapaskah IV
Yes 49:8-15
Mzm 145: 8-9.13cd-14.17-18
Yoh 5:17-30
I will never forget you my people!
Sambil menyiapkan homily hari ini saya teringat pada sebuah lagu yang sumber inspirasinya dari Yes 49: “I will never forget you my people” yang kita dengar dalam bacaan pertama. Inilah liriknya: “I will never forget you, my people; I have carved you on the palm of my hand. I will never forget you; I will not leave you orphaned. I will never forget my own. Does mother forget her baby? Or a women the child within her womb? Yet even if these forget, yes, even if these forget, I will never forget my own.” Lagu ini merupakan ungkapan kasih Tuhan kepada Sion yang perlahan-lahan mengalami pemulihan. Tuhan berjanji untuk tidak melupakan Sion karena sudah dilukiskan oleh Tuhan sendiri di telapak tanganNya.
Selama masa prapaskah ini kita semua disadarkan oleh Tuhan bahwa Ia tidak akan melupakan kita. Banyak orang mengalami pengalaman yang keras, misalnya musibah bencana dan kematian orang yang dikasihi. Pengalaman-pengalaman seperti ini memang memiliki dampak yang besar terhadap pertumbuhan iman. Pertanyaan klasik yang muncul adalah: “Kalau Allah itu Mahabaik, mengapa ada penderitaan dan kemalangan di bumi?” Kalau Allah itu Mahabaik, mengapa Ia mengorbankan AnakNya yang Tunggal untuk keselamatan manusia. Orang-orang di Yerusalem saja berkata: “Tuhan telah meninggalkan Aku dan Tuhan telah melupakan Aku.” (Yes 49: 14).Pertanyaan-pertanyaan seperti ini mau melawan Allah yang Mahabaik. Terlepas dari pertanyaan-pertanyaan ini, kita semua tetap percaya bahwa Tuhan tetap mengasihi dan tidak akan melupakan kita semua.
Pada hari ini Nabi Yesaya menghadirkan Allah yang Mahabaik, yang tidak melupakan umat kesayanganNya. Tuhan memulai pernyataan pemulihanNya terhadap Sion dengan berkata: “Pada waktu Aku berkenan, Aku akan menjawab engkau, dan pada hari Aku menyelamatkan, Aku akan menolong engkau; Aku telah membentuk dan memberi engkau, menjadi perjanjian bagi umat manusia, untuk membangunkan bumi kembali dan untuk membagi-bagikan tanah pusaka yang sudah sunyi sepi, untuk mengatakan kepada orang-orang yang terkurung: Keluarlah! kepada orang-orang yang ada di dalam gelap: Tampillah! Di sepanjang jalan mereka seperti domba yang tidak pernah kekurangan rumput, dan di segala bukit gundulpun tersedia rumput bagi mereka.” (Yes 49:8-9). Tuhan menunjukkan diriNya sebagai Penyelamat dan Penolong bagi kita. Tuhan membuat umatNya hidup di dalam kesejahteraan.
SelanjutNya Tuhan berjanji untuk tetap menjamin mereka dengan tidak memberikan rasa lapar dan haus kepada mereka. Mereka akan disegarkan dan diantar menuju sumber-sumber air. Gunung-gunung dijadikan Tuhan sebagai jalan yang rata untuk dilewati. Tuhan berjanji untuk tetap menghibur umat kesayanganNya yang tertindas. Tuhan berfirman: “Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau.” (Yes 49:15).
Cinta kasih Tuhan bagi umat pilihanNya menjadi sempurna di dalam diri Yesus. Ia datang ke dunia dan menunjukkan diriNya sungguh-sungguh manusia dan sungguh-sungguh Allah. Identitas Yesus sebagai sungguh-sungguh manusia ditunjukkan dalam silsilahNya. Indentitas Yesus sungguh-sungguh Allah ditunjukkan dalam perkataanNya bahwa Ia datang untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan Bapa. Allah disapa Yesus sebagai BapaNya dan ini menimbulkan pertrentangan yang besar antara Yesus dan kaum Yahudi. Yesus berkata: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri, jikalau tidak Ia melihat Bapa mengerjakannya; sebab apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak.” (Yoh 5: 19). Selanjutnya, Yesus berkata: “Sebab Bapa mengasihi Anak dan Ia menunjukkan kepada-Nya segala sesuatu yang dikerjakan-Nya sendiri, bahkan Ia akan menunjukkan kepada-Nya pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar lagi dari pada pekerjaan-pekerjaan itu, sehingga kamu menjadi heran. Sebab sama seperti Bapa membangkitkan orang-orang mati dan menghidupkannya, demikian juga Anak menghidupkan barangsiapa yang dikehendaki-Nya.” (Yoh 5: 20-21).
Kita semua juga disadarkan untuk mendengar suara Tuhan. Orang-orang yang mati di dalam kubur sekalipun mendengar suara Tuhan pada hari kebangkitan. Semoga dalam masa prapaskah ini kita semua mengimani Yesus, sungguh-sungguh Allah yang menebus kita. Kita juga diajak untuk mendengar suara Tuhan dan jangan bertegar hati.
Dia: Tuhan Yesus Kristus, bantulah kami untuk mengimani Engkau, sungguh-sungguh Allah dan sungguh manusia. Amen
PJSDB