St. Carolus Borromeus
Rm. 11:29-36;
Mzm. 69:30-31,33-34,36-37;
Luk. 14:12-14
Segalanya Dari Dia, Oleh Dia dan Kepada Dia!
Carolus Boromeus lahir di Rocca d’Arona, pada tanggal 2 Oktober 1538. Dia adalah Putera kedua dari Gilberto Borromeo dan Margherita de’Medici, saudari Paus Pius IV. Carolus di kemudian hari menjadi Cardinal dan Uskup Agung di Milano. Ia juga termasuk tokoh utama usaha pembaharuan dalam Konsili Trente. Ketika menjabat sebagai Uskup Agung Milano, ia memiliki keprihatinan pastoral yang besar. Ia mendirikan seminari-seminari sebagai tempat pembinaan para calon imam, para imam diosesan diberdayakan dalam pelayanan pastoral. Umat Allah dilayani dengan baik terutama kaum papa dan miskin. Ia meninggal karena terjangkit wabah pes.
St. Paulus dalam bacaan pertama hari ini melanjutkan pengajarannya kepada jemaat di Roma. Kali ini ia membantu jemaat di Roma untuk berefleksi tentang Yesus Kristus sebagai Putera Allah yang taat kepada Bapa di Surga. Bagi Paulus, jemaat di Roma pernah menjadi orang yang tidak taat kepada Tuhan tetapi sekarang mereka justru memperoleh kemurahan hati Tuhan. Tuhan Allah sendiri sudah mengurung semua orang dalam ketidaktaatan, supaya Ia dapat menunjukkan kemurahanNya atas mereka semua. Kemurahan Hati Tuhan hadir dalam diri seorang pribadi yakni Tuhan Yesus Kristus. Dalam suratnya kepada jemaat di Filipi, Paulus menulis: “Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diriNya dan taat sampai mati bahkan sampai mati di kayu salib. Itulah sebabnya, Allah sangat meninggikan Dia, dan mengaruniakan kepadaNya nama yang mengatasi segala nama, supaya dalam Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: “Yesus Kristus adalah Tuhan” bagi kemuliaan Allah Bapa” (Flp 2:8-11).
Penjelasan Paulus dilengkapi dengan pengajaran tentang pujian kepada Allah yang mirip dengan apa yang sudah diwartakan Yesaya: “Sebab rancanganKu bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalanKu” (Yes 55:8). Paulus berkata, “O, alangkah dalamnya kekayaan, himat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusanNya dan sungguh tak terselami jalan-jalanNya! Sebab siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan? Atau siapakah yang pernah menjadi penasihatNya? Atau siapakah yang pernah memberikan sesuatu kepadaNya sehingga Ia harus menggantikannya? Sebab segala sesuatu adalah dari Dia dan oleh Dia dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!” ( Rm 11:33-36).
Pikiran Paulus membantu kita untuk merenungkan kuasa Allah yang luar biasa. Meskipun kita semua orang berdosa karena menolak Kristus tetapi kuasa Tuhan Allah Bapa tetap menaungi kita semua. Manusia tidak mentaati Allah karena belum mampu mengenal dan mengasihi Allah. Segala keputusan Allah bagi manusia membutuhkan jawaban yang pasti dari pihak manusia yang ketaatan. Orang yang taat adalah mereka yang memiliki telinga untuk mendengar. Semakin orang mendengar Tuhan maka ia juga semakin mampu mengasihi Tuhan dan sesama. Orang yang tidak taat kepada Allah, dengan sendirinya tidak akan mampu mengasihi.
Yesus dalam bacaan Injil pada hari ini mau mengajak kita untuk merenungkan kasih yang tiada batasnya. Ketika bertamu di rumah seorang pemimpin Farisi, Yesus menasihatinya supaya kalau mengundang orang ke pesta, janganlah hanya mengundang sahabat-sahabatmu, saudara-saudaramu atau kaum keluargamu karena mereka pasti akan membalasnya. Kalau mau mengundang untuk makan bersama, undanglah orang-orang yang miskin, cacat, lumpuh dan buta. Orang-orang seperti ini tidak akan membalasnya kepadamu.
Doa: Tuhan, Bapa di dalam Surga, kami berterima kasih kepadaMu karena Engkau senantiasa mengampuni kami. Semoga kami juga boleh memiliki semangat pertobatan yang benar di dalam hidup kami setiap hari. Amen