Hari Senin, Oktaf Paskah
Kis 2:14,22-32
Mzm 16: 1-2a.5,7-8,9-10,11
Mat 28:8-15
Yesus Inilah yang dibangkitkan Allah
Saya memiliki suatu kebiasaan pada saat merayakan peringatan arwah untuk bertanya kepada keluarga yang berduka ingatan-ingatan atau kenangan tentang pribadi yang sudah meninggal dunia. Masing-masing anggota keluarga memiliki ingatan-ingatan yang unik dan menceritakannya kepada semua umat yang hadir.Ingatan-ingatan itu memiliki kekuatan bukan hanya sekedar mengenang orang yang sudah meninggal dunia melainkan untuk mendorong kita yang masih hidup supaya mengikuti kebaikan-kebaikan yang pernah mereka lakukan. Pengalaman-pengalaman hidup mereka mungkin sangat sederhana tetapi mengesankan dan bisa mengubah hidup kita untuk menjadi lebih baik.
Para murid Yesus memiliki pengalaman-pengalaman yang indah bersamaNya selama lebih kurang tiga tahun. Masing-masing murid memiliki ingatan dan kenangan-kenangan tertentu bersamaNya. Semua ingatan itu bisa kita temukan di dalam Kitab Suci Perjanjian Baru. Misalnya, Petrus dan Yohanes sama-sama berkata: “Sebab tidak mungkin bagi kami untuk tidak berkata-kata tentang apa yang kami lihat dan yang telah kami dengar” (Kis 4:20). Jadi semua yang mereka lihat dan dengar dibagikan turun-temurun hingga saat ini di dalam Gereja.
Di dalam bacaan pertama kita mendengar pengalaman Petrus akan Yesus Kristus. Siapakah Yesus bagi Petrus? Inilah ingatan-ingatan Petrus yang dibagikannya kepada orang-orang di Yerusalem. Petrus berkata: “Hai orang-orang Israel, dengarlah perkataan ini: Yang aku maksudkan, ialah Yesus dari Nazaret, seorang yang telah ditentukan Allah dan yang dinyatakan kepadamu dengan kekuatan-kekuatan dan mujizat-mujizat dan tanda-tanda yang dilakukan oleh Allah dengan perantaraan Dia di tengah-tengah kamu, seperti yang kamu tahu.” (Kis 2:22). Pengenalan Petrus akan Yesus adalah bahwa Ia adalah pilihan dan utusan Allah. Ia ditentukan oleh Allah untuk menyelamatkan manusia. Semua itu diwujudkanNya melalui tanda-tanda heran. Ia juga mengajar dengan kuasa dan wibawa sehingga banyak orang takjub kepadaNya.
Selanjutnya Petrus membeberkan rencana Allah untuk menyelamatkan manusia melalui wafat dan kebangkitan Yesus Kristus PuteraNya. Bagi Petrus, semua ini merupakan rencana dan kehendak Allah untuk menyelamatkan manusia. Yesus disalibkan dan dibunuh dan sesuai dengan kehendak Allah, Ia juga membangkitkan Yesus dari alam maut. Semuanya ini sudah direncanakan Tuhan dan sudah dinubuatkan di dalam Kitab Perjanjian Lama. Daud adalah salah seorang yang sudah mengetahui bahwa salah seorang keturunannya akan menyempurnakan segalanya.
Petrus mengutip perkataan Daud tentang Mesias: “Aku senantiasa memandang kepada Tuhan, karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah. Sebab itu hatiku bersukacita dan jiwaku bersorak-sorak, bahkan tubuhku akan diam dengan tenteram, sebab Engkau tidak menyerahkan aku kepada dunia orang mati, dan tidak membiarkan Orang Kudus-Mu melihat kebinasaan. Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; Engkau akan melimpahi aku dengan sukacita di hadapan-Mu.” (Mzm 16:8-11; Kis 2:25-28). Perkataan Daud ini digenapi dalam diri Yesus. Dengan menutip Mazmur Daud ini maka Petrus juga mengakui bahwa para murid Yesus adalah saksi-saksi mata.
Orang-orang di Yerusalem tentu terpesona dengan segala perkataan Petrus. Mereka semua pernah mengetahui hidup dan karya Yesus dari Nazareth tetapi tidak percaya kepadaNya. Diharapkan bahwa dengan pewartaan Petrus dan teman-teman serta kesaksian-kesaksian mereka bisa membangkitkan iman dan kepercayaan kepada Yesus Kristus. Orang-orang yang mendengar Petrus juga menjadi cikal bakal gereja perdana.
Menjadi saksi Kristus yang bangkit bukanlah hal yang mudah. Para rasul pernah diliputi suasana ketakutan. Petrus sendiri pernah menyangkal Yesus tiga kali tetapi dengan kuasa Roh Kudus, ia berani mewartakan kebangkitan Kristus kepada semua orang di Yerusalem. Ini membuktikan bagaimana ia mau mengasihi Yesus lebih dari segalanya. Dalam bacaan Injil hari ini diceritakan bagaimana Maria Magdalena dan Maria yang lain (kemungkinan ibunya Yakobus) mau menengok kubur Yesus. Suasana gelap dan gempa bumi menakutkan mereka ditambah dengan kesedihan. Hal yang baik adalah mereka berani untuk pergi ke kubur Yesus. Yesus lalu menampakkan diriNya kepada mereka dengan kata istimewa: “Shalom”. Mereka mendapat misi baru untuk mewartakan kebangkitan Kristus. Jadi menjadi pewarta itu tidak gampang!
Satu hal lain yang tidak bisa dihindari dari bacaan Injil hari ini adalah melakukan kebohongan publik. Para birokrat zaman ini suka melakukan kebohonan publik dalam media sosial. Sebenarnya tentang kebangkitan Yesus, muncul juga kebohongan publik yang dilakukan oleh para birokrat saat itu. Para penjaga makam Yesus pergi ke kota untuk menyampaikan kepada para imam kepala kenyataan yang sebenarnya bahwa makam Yesus kosong, tetapi para imam kepala menyogok para penjaga makam untuk melakukan kebohongan publik. Inilah nasihat dari para tua-tua kepada para penjaga makam: “Kamu harus mengatakan, bahwa murid-murid-Nya datang malam-malam dan mencuri-Nya ketika kamu sedang tidur. Dan apabila hal ini kedengaran oleh wali negeri, kami akan berbicara dengan dia, sehingga kamu tidak beroleh kesulitan apa-apa.” (Mat 28:13-14).
Sabda Tuhan pada hari ini membantu kita untuk memiliki keberanian mewartakan Yesus yang bangkit dengan mulia. Kita memohon Allah Roh Kudus untuk memberikan keberanian kepada kita supaya siap memberi kesaksian.
Doa: Tuhan Bapa di dalam Surga, berilah Roh KudusMu supaya kami juga berani mewartakan kebangkitan Yesus Kristus PuteraMu. Amen
PJSDB