Hari Rabu Pekan Paskah III/A
Kis 8:1b-8
Mzm 66:1-3a,4-5,6-7a
Yoh 6:35-40
Datanglah kepada Yesus!
Saya mengenal seorang sahabat yang menderita penyakit kanker. Mendengar penyakit seperti ini memang sangat menakutkan bagi yang belum mengalaminya. Sahabat ini pernah pergi ke Malaysia untuk pengobatan, mengikuti kemo selama beberapa kali sehingga kepalanya menjadi botak. Satu hal yang ia lakukan adalah kerinduan untuk selalu menikmati santapan rohani Ekaristi. Maka meskipun sedang sakit ia selalu mengikuti misa harian. Pada suatu hari saya bertanya kepadanya alasan mengapa selalu mengikuti misa harian. Ia menjawab: “Romo, Misa harian ini menguatkan dan menyehatkan hidup saya. Sejak mengalami sakit ini saya serahkan semuanya kepada Tuhan Yesus dan berjanji untuk selalu menerimanya dalam komuni kudus setiap hari.” Mukjizat terjadi. Ia sembuh total dan sekarang bekerja seperti biasa di kantornya. Ada juga seorang bapa dan ibu yang selalu datang ke gereja untuk mengikuti misa harian. Saya sendiri mengingat bangku yang mereka tempati. Pada suatu pagi saya bertanya kepada bapa itu alasan mengapa selalu mengikuti misa harian. Ia menjawab: “Romo, setiap pagi ketika bangun pagi, saya selalu berpikir bahwa hari ini adalah hari terakhir bagiku. Maka saya mengajak istri saya untuk berkomitmen datang kepada Yesus dalam Ekaristi dan menerimaNya.”
Dua kesaksian sederhana ini menggambarkan kerinduan hati setiap orang yang percaya kepada Kristus untuk menerimaNya di dalam hidupnya. Mereka datang kepada Yesus! Tentu saja motivasinya sudah berbeda dengan orang-orang pada zaman Yesus di Galilea. Pada waktu itu orang mengikuti Yesus untuk merasakan kenyamanan saja, dalam hal ini mau makan dan minum gratis. Itu sebabnya Yesus menegur mereka bahwa yang terpenting adalah iman dan kepercayaan kepadaNya bukan makanan dan minuman yang fana. Tuhan Yesus sendiri bersabda: “Manusia hidup bukan dari roti saja , tetapi hidup dari setiap Firman yang keluar dari mulut Allah.” (Mat 4:4b). Orang-orang pada zaman ini datang kepada Yesus karena membutuhkanNya. Dialah Allah yang menyembuhkan dan menyelamatkan kita semua. Nah, harus ada kerinduan dan disempurnakan oleh iman dan kepercayaan kepadaNya.
Pada hari ini Yesus bersabda: “Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.” (Yoh 6:35). Yesus menunjukkan diriNya sebagai Roti Hidup karena Ia mau mengatakan kebenaran ilahi kepada manusia supaya manusia percaya kepadaNya dan memperoleh hidup kekal. Dia adalah Sabda yang menjelma menjadi manusia, Dialah yang telah turun dari surga sebagai penyataan (pewahyuan definitive) dari Allah Bapa bagi manusia. Yesus adalah Roti Surga yang diberikan Allah Bapa kepada manusia sebagai tanda bahwa Allah Bapa sangat mengasihi manusia. Itulah sebabnya Yesus mengatakan bahwa orang yang datang kepadaNya tidak akan lapar dan yang percaya kepadaNya tidak akan haus lagi.
Sambil menjelaskan diriNya sebagai Roti yang turun dari Surga, Yesus juga mengetahui bahwa orang-orang yang datang kepadaNya memang melihatNya tetapi tidak percaya kepadaNya. Mereka sudah makan dan minum gratis karena anugerah dari Yesus, tetapi mereka tidak percaya kepadaNya. Pengalaman Yesus juga menjadi pengalaman kita semua saat ini. Banyak di antara kita yang hanya melihat apa yang menguntungkan bagi dirinya dan lupa siapa yang berkorban, bekerja dengan diam-diam untuk melayaninya. Orang lupa bersyukur! Yesus mau mengatakan bahwa kalau anda memiliki mata untuk melihat maka percayalah apa yang anda lihat itu sebagai kebenaran yang memerdekakanmu. Lihatlah Yesus dan percayalah karena Dia bersatu dengan Bapa dalam Roh Kudus.
Untuk lebih menyadarkan orang banyak yang “meminta tanda” supaya bisa percaya kepadaNya, Yesus berkata: “Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang. Sebab Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku.” (Yoh 6: 37-38). Tuhan sangat mengasihi kita dan senantiasa mengundang untuk datang kepadaNya. St. Yohanes mengatakan bahwa Allah itu kasih (1Yoh 4:8.16) dan Ia akan menerima kita semua apa adanya. Tentu saja kita merindukan kasih dan anugerah hidup kekal dari padaNya.
Saya teringat pada Paus Emeritus Benediktus XVII, pernah berkata: “Bagaimana Yesus bisa membagikan Tubuh dan DarahNya? Dengan mengubah Roti menjadi TubuhNya dan anggur menjadi DarahNya. Dia mengantisipasi wafatNya, menyambut dalam hatiNya dan mengubahNya menjadi tindakan cinta kasih. Apa yang di luar merupakan kekerasan yang brutal – penyaliban, dari dalam menjadi tindakan cinta kasih dan pemberian diri secara total.” Maka jauh sebelumnya St. Yohanes Maria Vianney pernah berkata: “Tidak datang dan menyambut komuni itu seperti orang sekarat yang kehausan di tepi mata air.”
Sabda Tuhan pada hari ini mengajak kita untuk menyadari bahwa Allah itu kasih. Ia selalu memanggil kita untuk datang kepadaNya dan bersatu denganNya. Kita dipanggil untuk menjadi kudus dan tinggal bersamaNya dalam keabadian. Hal yang penting bagi kita adalah iman dan kepercayaan kepada Yesus, utusan Bapa. Dialah satu-satunya penyelamat kita. Cinta kasih Tuhan itu universal maka kita pun dipanggil untuk mengasihi dan mengabdi sesama manusia.
Saya mengakhiri renungan ini dengan mengutip sebuah kalimat dari sebuah tulisan seorang sahabat: “Budha tidak beragama Budha. Yesus Kristus tidak beragama Katolik. Muhammad tidak beragama islam. Agama mereka hanya satu yaitu cinta kasih. Datanglah kepada Tuhan sang Roti hidup dan belajarlah untuk mengasihi!
Doa: Tuhan bantulah kami semua supaya sepanjang hari ini boleh datang kepadaMu, belajar untuk berkorban, belajar untuk mengasihi seperti Engkau sendiri mengasihi kami. Amen
PJSDB